KabariNews – “Jangan pernah takut untuk mencoba hal yang tidak nyaman, yang belum biasa dalam perjalanan karir kamu, dan jangan pernah menyerah

Itulah kalimat sakti dari seorang musisi klasik tanah air yang memiliki suara tinggi (Tenor), ia adalah Satriya Krisna, seorang Pria yang memiliki suara tinggi  dan sudah malang melintang di Belanda, Germany, Vienna / Austria melalui suara Tenornya, kini, ia bermukim di London.

Lelaki yang pernah mengenyam pendidikan S1 di UnPar jurusan Arsitek ini tidak pernah menyangka, kehidupannya sekarang menjadi terkenal sebagai Soloist tenor musik klasik, ia tampil bersama konduktor terkenal dunia, Charles Dutoit dalam konser musik dunia Verbier Festival Orchestra di Switzerland.

Selain itu, ia juga mendapat kesempatan pentas dan belajar dengan maestro penyanyi dunia seperti Thomas Hampson (USA), Thomas Quasthoff (Germany), dan lainnya.  Dan menjadi soloist tenor di mahakarya Richard Strauss ” Salome “, dan Tchaikovsky’s ” Eugene Onegin.

“Ini adalah pertama kalinya soloist tenor dari Asia Tenggara, dari Indonesia yang mendapat kehormatan menjadi soloist / performer / young apprentice di festival bergengsi Verbier Festival ini. Dan membawakan mahakarya dalam bahasa Rusia juga!, “ ujar Satriya dengan bangga, ia termasuk orang Asia satu-satunya di Verbier Festival Summer 2017.

Passion awal di dunia musik klasik ternyata adalah piano,  Satriya awalnya tertarik sekali dengan grand piano baru yang waktu itu ada di Universitas Parahyangan, tapi arah hidupnya berjalan ke seni paduan suara, dan mendapat bimbingan dari maestro seni vokal Indonesia seperti Avip Priatna dan Catharina Leimena.

Setelah itu, semakin banyak kesempatan terbuka untuk belajar S1 dan S2 di Belanda untuk bidang seni suara vokal. Banyak tantangan yang dialami dirinya, dari membiasakan dengan iklim cuaca di Eropa, membiasakan dengan budaya di sana, hingga membiasakan dengan berbagai pronounciation bahasa asing.

Seperti dimaklumi, musik klasik Opera / Art Song menggunakan bahasa Eropa yang juga mengharuskan artist mengetahui tentang latar belakang budaya bahasa tersebut, seperti dalam bahasa Italian, French, German, dan juga Russian.

Satriya Krisna juga sangat aktif dan antusias menggelar resital konser vokal di Belanda dan di London yang bertemakan karya-karya Indonesia, dia beserta musisi dari kalangan Diaspora Indonesia di Eropa sudah giat sekali menggelar resital dengan karya-karya Mochtar Embut, Trisutji Kamal.

Masyarakat Indonesia di sana, dan juga KJRI / KBRI setempat sangat mendukung. Dan ternyata antusiasme kalangan barat, kalangan lokal juga sangat tinggi sekali. Satriya ingin semakin banyak men-support karya Indonesia, budaya Indonesia, dan selalu membawa nama Indonesia di kancah seni klasik vokal di panggung internasional.
Apa saja sepak terjang sang Satriya Krisna di kancah vokal tenor soloist di dunia internasional? Bagaimana pendapatnya tentang potensi, kekayaan, bakat, dan kemampuan kerja keras dari penggiat seni Indonesia di Indonesia dan juga di berbagai penjuru dunia sebagai Diaspora Indonesia?  Mari kita simak keseluruhan wawancara Satriya Krisna dengan Aryo Wicaksono dari Kabarinews!