KabariNews – Menabung merupakan kebiasaan yang baik. Karena itu, sebaiknya orangtua mengajarkan anak-anak untuk mulai mengatur keuangan sejak dini. Menurut Mike Rini, Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi bahwa anak-anak perlu diajarkan pengelolaan keuangan yang baik sejak dini. “Usia 3 tahun itu sudah bisa sebenarnya. Ketika dia sudah bisa minta, pengen beli ini dan itu. Kita sebagai orangtua sudah bisa berkomunikasi tentang pengelolaan keuangan. Lalu kita lihat saat kapan anak ingin berbelanja?  Karena abis nonton iklan di TV atau pada saat di PAUD, atau saat ke mall atau saat ultah temannya. Kita pelajari, apakah kecenderungan anak kita, beli mainan, makanan atau jenis barang tertentu yang dia beli dan kita harus cari tau dia beli karena apa,” terang wanita berhijab ini.

Lanjut Rini, saat berkomunikasi dengan anak, kita akan mengetahui tipikal pengelolaan keuangannya. “Dia bakal boros  dimana. Dia bisa dimotivasi untuk menabung dengan cara apa. Anak yang diajarkan keuangan sejak usia dini, bisa membuat dia memiliki sifat dan karakter yang hemat, menghargai uang, suka berbagi, juga mencegah dia tidak serakah, dan tidak boros,” kata Founder dan CEO PT Mitra Rencana Edukasi.

Orangtua bisa menjadi contoh yang baik bagi anak, agar mereka mulai belajar membedakan antara kebutuhan dan keinginan. “Kalau sebagai orangtua kita ingin mencontohkan pengelolaan keuangan yang baik kepada anak, kita sendiri juga harus menjdi contoh yang baik. Jadi kita ajarkan anak-anak bagaimana kelola uang. Anak-anak punya need dan wants seperti orang dewasa. Kalau kita bicara need dan wants anak-anak itu mudah mengenali keinginan dia apa dulu. Contohnya dia terima duit. Umumnya anak terima angpau pada saat hari ulang tahun, hari raya. Atau pada saat kenaikan kelas, karena prestasi sekolahnya.  Anak bisa juga dapat duit dari Nenek, Kakek, Paman. Nah, itu duit dia. Orangtua ga berhak, bilang jangan pake duit itu karena duit dia. Tapi kita bisa tanya, duit mau dibuat apa. Biasanya anak-anak akan menjawab mau beli ini itu, mainan. Nah mulailah Anda memberikan pilihan-pilihan ke anak-anak. Misalnya gimana kalau selain membeli mainan, kamu beli buku, alat tulis. Kalau ga dihabiskan. Coba bagi 3, 1/3 sedakah, ½ kamu simpan, 1/3 lagi kamu boleh jajan. Nah kalo kamu sedekahkan, kamu berbuat baik. Jadi dibanding bilang kamu ga boleh pake uangmu, lebih baik memberikan pilihan. Jadi dia nyadari need and wants. Tugas orangtua kenalkan need dan wants,” jelas Rini.

Selain mengenalkan keinginan dan kebutuhan pada anak, hal lain yang perlu diperhatikan orangtua adalah pemberian uang jajan kepada anak. “Uang jajan bukan keharusan, tapi sebagai orang tua, kita harus jeli, kita lihat lingkungannya. Kalau lingkungan udah pada jajan semua, aneh kalau anak ga dikasih jajan. Kalo anak udah minta jajan, kita sebagai orang tua harus cek dan ricek ke orang tua murid lain, berapa uang jajan yang diberikan,” kata wanita yang murah senyum ini.

Hal lain yang tak kalah penting adalah dorong anak untuk menabung. “Ada program dari pemerintah namanya Simple, Simpanan Pelajar yang bisa dibuka sejak SD. Setor awal cuma Rp 5 ribu. Ini program dari OJK. Jadi orang tua mengajarkan keuangan dengan program ini. Dengan mengenalkan produk dan jasa keuangan sejak kecil, anak sudah bsia didorong untuk melek finansial,” tutup Rini. (kabari1009/foto&video:1008)