Penyakit kanker begitu mengkhawatirkan banyak orang, kanker tidak hanya menyerang pada orang dewasa, namun anak-anak pun tak luput dari penyakit ini. Tak terlihat raut wajah kesedihan pada anak-anak di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI). Mereka tampak semangat dan aktif bermain walaupun kondisi tubuhnya tak sehat total.

Hj. Aniza M. Santosa dan Ira Soelistyo

YKAKI didirikan pada tanggal 1 November 2006 oleh dua sosok perempuan yang bernama Ira Soelistyo dan Hj. Aniza M. Santosa ini merupakan rumah singgah atau rumah sementara bagi anak-anak kanker yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Ira berkisah, awal mula mendirikan YKAKI ini karena membutuhkan informasi untuk anaknya yang kala itu sakit kanker leukemia.

“Kami menyadari bahwa banyak sekali hal-hal yang perlu bantuan, jadi bukan hanya sekedar bantuan pengobatan ataupun obat, tetapi lebih kepada informasi. Nah, di sini kami menganggap penting untuk kita mendirikan suatu wadah yang berlandaskan hukum, yaitu suatu yayasan, sehingga kami dirikan YKAKI ini,” ungkap Ira saat ditemui Kabari di YKAKI, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

“Pada saat itu yang sakit anak saya, saya sebagai orangtua sangat butuh informasi, pada saat anak saya sakit memang belum ada sosmed seperti sekarang. Fungsi daripada yayasan ini untuk memberikan informasi–informasi yang terkini dan yang tepat di dalam kita mendampingi atau merawat anak-anak kita yang sedang menderita kanker,” kenang Ira.
Rumah tinggal bagi anak-anak kanker yang ia dirikan ini memiliki tujuan bahwa setiap anak Indonesia yang menderita kanker berhak mendapat pengobatan serta perawatan yang sebaik-baiknya, juga hak belajar maupun hak bermain, walupun keadaan sakit.

Selain itu, YKAKI juga memiliki beragam kegiatan di antaranya, Rumah Kita, yang merupakan sarana tempat tinggal sementara bagi anak penderita kanker beserta satu orang pendamping selama proses rawat inap atau rawat jalan, untuk membantu menunjang agar proses pengobatan dan perawatan bisa berjalan kontinu dan tuntas.

“Sekitaran 2000 orang yang pernah datang dan tinggal di tujuh cabang YKAKI yang tersebar di kota-kota seluruh Indonesia,” ungkap Ira

Kemudian Sekolah-ku, yaitu fasilitas belajar mengajar gratis atau cuma-cuma untuk anak-anak penderita kanker selama proses pengobatan atau perawatan baik di rumah sakit maupun di rumah KITA diberikan oleh tenaga pengajar profesional.

“Kita memberikan pendidikan kepada anak-anak kala dia lagi di rumah kita, lagi dirawat di rumah sakit, kami bekerja sama dengan rumah sakit yang ada di Jakarta maupun di daerah, di rumah sakit itu kami memperoleh ruangan yang kita sebut sekolahku, anak-anak yang lagi dirawat pun belajar di situ,” ungkap Ira.

Dengan demikian, menurut Ira, anak-anak tidak putus sekolah, meskipun anak-anak juga tidak bisa hadir di ruangan yang disediakan, YKAKI juga menghadirkan para guru ke tempat tidur dimana anak–anak itu terbaring di rumah sakit.

“Dan ini yang kita harapkan, memberikan motivasi kepada anak-anak tetap belajar walaupun dia sakit, bahkan anak-anak itu jadi pengin cepet sembuh. Karena dia pengen melanjutkan sekolah jadi dia semangatnya ada dengan pendidikan itu,” katanya.

Selain itu, ada program Sosialisasi dan edukasi kanker pada anak, YKAKI membantu memfasilitasi kegiatan sosialisasi dan edukasi mengenai kanker pada anak kepada masyarakat awam, dengan dukungan para dokter dan profesional terkait.

“Kita tahu bahwa kanker pada anak itu banyak orang yang tidak tahu, banyak orang bilang kenapa anak bisa kena kanker. Orang banyak tidak tau kalau anak penderita kanker itu kemungkinan sembuhnya lebih tinggi dari orang dewasa, ini yang kita harapkan bisa dipahami oleh masyarakat,” ujar Ira.

Karena itu, lanjut Ira, “Kita peduli untuk membantu mereka untuk bisa sembuh, karena kemungkinan sembuhnya tinggi, hanya bedanya lagi adalah kanker pada anak ini tidak bisa dideteksi, tetapi dikenali gejala-gejala dan tanda-tandanya,” imbuhnya.

Dengan demikian, sosialisasi edukasi kepada masyarakat perlu dilakukan, bagaimana mengenali tanda-tanda penyakit kanker pada anak dan hal ini terus menerus disampaikan kepada masyarakat. Program ini merupakan program utama kita yang sering YKAKI lakukan.

Dari seluruh kegiatan yang ada di yayasan tersebut, YKAKI memiliki harapan agar anak penderita kanker bisa sembuh. “Dari segi pengobatan sudah dibuat cara pengobatannya standar, jadi seluruh Indonesia protokolnya sama, baru penyakit leukemia belum penyakit yang lain, padahal kanker pada anak itu banyak jenisnya minimum ada 8 jenis penyakit kanker pada anak, kalau bisa, protokolnya juga sama sehingga setiap rumah sakit juga mempunyai cara pengobatan yang sama,” ungkap Ira.

Lebih jauh Ira menambahkan, “Yang lebih penting diharapkan adalah registrasi kanker anak, ini sulit dari dulu, kita semua sadar data di Indonesia paling susah dikumpulkan. Bagaimana kita mau mengobati kalau kita tidak bisa tahu jumlah penderitanya di Indonesia,” pungkasnya.