KabariNews – World Health Organization (WHO) pada Kamis (23/10) menyatakan bahwa ebola tetap menjadi ancaman global yang amat memprihatikan, terutama di negara Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. “Situasi gawat di ketiga negara ini masih jadi sorotan hingga Komite Darurat Ebola WHO terus melanjutkan pemberian status darurat kesehatan umum demi kepentingan internasional,” demikian dinyatakan WHO seusai menggelar pertemuan tahap akhir di Jenewa.

Sebelum perundingan dimulai, WHO melaporkan bahwa wabah epidemi ebola telah menginfeksi hampir 10 ribu warga di wilayah Afrika Barat. Pernyataan WHO ini dikeluarkan saat Komite Darurat Ebola bagi WHO menuntaskan putaran ketiga perundingan mengenai upaya pencegahan penyebaran ebola di Jenewa.

“Tercatat ada 9.936 warga dari Guinea, Liberia, dan Sierra Leone, tiga negara yang jadi pusat epidemi ebola paling parah yang pernah terjadi di dunia, sudah terinfeksi penyakit mematikan ini. Secara keseluruhan ada 4.877 orang yang tewas (akibat ebola),” demikian pernyataan resmi yang dikeluarkan WHO.

Sebelumnya, para ahli telah mewanti-wanti akibat infeksi ebola bisa mencapai angka 10 ribu per minggu pada awal Desember nanti jika ebola tak berhasil tertangani, apalagi hingga kini belum ada pengobatan atau vaksin yang terdaftar bagi ebola ini.

Vaksin Percobaan

Sementara itu di tempat yang sama, sejumlah vaksin percobaan atas ebola telah sampai di Geneva University Hospital. Vaksin yang diberi nama rVSV itu datang dari National Microbiology Laboratory di Winnipeg, Kanada, dan terbukti efektif menyembuhkan kera percobaan yang diberi virus ebola.

WHO berharap vaksin rVSV bisa berpengaruh positif dalam upaya pencegahan penyebaran ebola. Menurut asisten dari Direktur Jenderal WHO, Marie-Paule Kieny, jika vaksin ini terbukti bisa mengobati ebola, sudah bisa dikirimkan ke Afrika Barat pada awal 2015 nanti.

Pada saat bersamaan, American Institute of Health mengumumkan bahwa mereka sudah memulai uji klinis terhadap vaksin percobaan ebola. Namun, jika uji klinis ini sukses, vaksin baru bisa tersedia setahun mendatang.

Sementara itu, sebuah industri farmasi raksasa AS, Johnson & Johnson, pada Rabu (22/10) lalu, menyatakan perlu dana sebesar 200 juta dollar untuk mempercepat program pembuatan vaksi ebola yang sedang dikembangkannya.

Sebelumnya, Federasi Palang Merah Internasional menyatakan membutuhkan waktu empat hingga enam bulan untuk mencegah penyebaran ebola. Namun, Federasi Palang Merah Internasional mensyaratkan bahwa semua itu bisa terjadi jika langkah-langkah utama seperti vaksin bagi pengobatan ebola ini sudah tersedianya.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?72044

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

__________________________________________________

Supported by :

asuransi-Kesehatan