Di Amerika Serikat, kota San
Francisco dari dulu merupakan salah satu kota eksentrik yang memiliki
populasi kaum homoseksual yakni gay dan lesbian cukup besar. Sudah
tidak asing lagi bagi masyarakat San Francisco yang non-homoseksual
melihat pasangan gay atau lesbian berpegangan tangan di jalanan daerah
Castro—daerah populer yang populasi gay dan lesbian terbesar di San
Francisco. Daerah ini juga ditandai oleh tiang dan kibaran bendera
pelangi.
Namun pada tanggal 15 Mei 2008, Supreme Court of California
atau Pengadilan Tertinggi Negara Bagian California telah menggulingkan
undang-undang larangan pernikahan pasangan sesama jenis. Keputusan ini
berjalan efektif mulai 16 Juni 2008. Tentu saja UU ini mengundang
reaksi beragam. Bagi komunitas gay dan lesbian, tentu mereka menyambut
keputusan ini dengan suka cita. Mereka kemudian merayakannya dengan
berbagai cara. Namun meskipun kota San Francisco adalah kota yang
sangat liberal dan eksentrik, masih banyak juga warga atau komunitas
tertentu yang menentang dengan isu pernikahan antar kaum gay dan
lesbian. Terutama komunitas religius termasuk Nasrani, Yahudi, dan
Muslim. Richard Mouw, Presiden evangelical Fuller Theological Seminary
di Pasadena berujar, “Intimasi yang dilakukan oleh pasangan homoseksual
sudah jatuh diluar garis. Tuhan tidak menciptakan manusia untuk
melakukan hal seperti ini.”

Photobucket

Sementara menurut Pastur Mel
White pernyataan tersebut adalah omong kosong, professor yang pernah
bekerja di Fuller Theological Seminary dan penulis evangalical ini
menegaskan, “Alkitab menjelaskan orientasi seksual sama besarnya dengan
penjelasan nuklir reaktor. Kita harus tumbuh, belajar, dan bertoleransi
sesuai dengan perkembangan waktu dan jaman. Menjadi heteroseksual atau
homoseksual hanyalah orientasi bukan suatu pilihan.”
Sebelum
status hukum pernikahan sesama jenis legal dan resmi, pemerintah negara
bagian California mengijinkan para pasangan sesama jenis untuk memiliki
status domestic-partnership, dimana pasangan gay dan lesbian
mendapatkan dan menjalankan hak-hak dan kewajiban yang sama halnya
dengan pasangan nikah perempuan-laki. Baik dalam urusan warisan, pajak
pendapatan, asuransi, dan kunjungan Rumah Sakit. Akan tetapi tidak
termasuk hak-hak dan kewajiban pernikahan yang ber-level Federal yang
tidak bisa diakui dan ditanggung oleh negara bagian.

Photobucket

Di
tengah-tengah perdebatan antara yang mendukung dan menentang, terjadi
suatu peristiwa yang mengharukan. Tepatnya pada hari Senin tanggal 16
Juni 2008 (tanggal efektif legalitas pernikahan sesama jenis), pasangan
lesbian Del Martin berusia 87 tahun dan Phyllis Lyon berusia 84 tahun
untuk kedua kalinya melakukan sumpah dan janji perkawinan melalui
catatan sipil City Hall kota San Francisco, yang diresmikan oleh
walikota Gavin Newsom. Sebelumnya pasangan lesbian uini telah menjalin
hubungan selama 60 tahun.
Pasangan ini pada tahun 2004 berpartisipasi dalam peristiwa Challenge of California Laws against same-sex marriage
di gedung City Hall. Ketika itu mereka bersumpah dan berjanji untuk
hidup bersama sebagai pasangan hidup, layaknya di sebuah upacara akad
nikah. Tetapi upacara tersebut dicabut dan dibatalkan oleh pemerintah.
Sekarang
mereka benar-benar resmi menjadi pasangan ‘suami istri’. Walikota Gavin
Newsom yang selalu mendukung pasangan lesbian tertua di California ini
menyatakan, “Bayangkan jika anda didalam situasi yang sama seperti Del
dan Phyllis, selama 55 tahun lebih mereka berjuang untuk mendapatkan
hak menikah namun ditolak. Kita sebagai masyarakat besar harus
bertoleransi dan bertenggang-rasa dengan kaum homoseksual atau pasangan
gay dan lesbian, kadang kita harus menempatkan situasi mereka ke dalam
kehidupan kita agar bisa lebih menghormati dan menghargai mereka
sebagai individu.” (Inna/berbagaisumber)

Photobucket

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?31569

Mohon Memberi Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket