KabariNews – Banjir besar yang melanda negara bagian Queensland, Australia, dikabarkan semakin meluas.

Berdasarkan siaran pers Kementerian Luar Negeri Indonesia yang diterima redaksi KabariNews.com, Senin (17/01), Konsulat Jenderal RI (KJRI) yang berada di Sydney telah melakukan koordinasi dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) Queensland, PPIA Brisbane dan tokoh-tokoh masyarakat di negara tersebut untuk memantau kondisi dan keberadaan para WNI.

Berikut ini isi siaran pers yang diterima redaksi.

  1. Banjir yang melanda negara bagian Queensland, Australia, telah menyebabkan ¾ negara bagian tersebut dinyatakan sebagai daerah bencana, dan menjadi banjir terburuk di Australia selama 37 tahun. Berdasarkan catatan resmi, 10 orang dikonfirmasikan tewas dalam kejadian banjir di kota Toowoomba (125 km barat kota Brisbane) tanggal 10 Januari 2011. Lebih dari 24 jam kemudian, 78 orang masih dinyatakan hilang. Bencana banjir ini juga telah memutuskan beberapa akses jalan, sehingga menyulitkan proses evaluasi korban serta pengiriman bantuan.
  2. Gelombang air yang menghancurkan Toowoomba sedang bergerak melintasi Lembah Lockyer. Dalam Wivenhoe, yang dibangun untuk mengendalikan banjir serupa yang terjadi tahun 1974 mulai kewalahan mengatur debit air yang terus meninggi. Sejak Selasa 11 Januari 2011, banjir menyebar ke ibukota Quuensland, Brisbane. Pihak berwenang telah memperingatkan bahwa lebih dari 30 daerah pinggiran berada pada resiko banjir dan mengancam 6.500 rumah.
  3. Konsulat Jenderal RI (KJRI) Sydney telah berkoordinasi dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia Austraila (PPIA) Queensland, PPIA Brisbane, maupun tokoh masyarakat di negara bagian Queensland untuk menanyakan kondisi WNI di wilayah bencana dan menawarkan bantuan yang kiranya bisa diberikan. KJRI Sydney juga menghubungi langsung WNI di wilayah didasarkan atas data lapor diri dan pembuatan pasport. Berdasarkan pantauan, kondisi sebagian besar WNI di wilayah Toowoomba dalam keadaan baik, meskipun beberapa diantara mereka harus pindah ke rumah kerabat atau rekan yang tidak terkena dampak banjir. Namun demikian, mereka masih belum mendapatkan fasilitas listrik yang memadai, mengingat hampir sebagian besar infrastruktur di Toowoomba belum berfungsi dengan baik.
  4. Sementara itu, PPIA Brisbane saat ini telah membentuk gugus tugas untuk mengantisipasi banjir besar yang melanda kota Brisbane. Dalam kaitan ini, telah disiapkan tempat penampungan sementara bagi WNI yang tinggal di wilayah yang diperkirakan akan terkena dampak apabila banjir semakin meluas di Brisbane. Saat ini, terdapat 80 WNI yang telah mengungsi di 16 tempat penampungan di Brisbane, dan mereka dalam kondisi baik dan masih bisa mencukupi kebutuhan dasarnya meski harus juga mengalami pemadaman listrik secara berkala.
  5. KJRI Sydney telah mendatangi lokasi WNI di Brisbane untuk melihat langsung kondisi WNI yang terkena musibah banjir dan untuk memberi dukungan dan bantuan yang diperlukan, serta telah membuka hotline (+61416208869, an. Sdr. Fahmi) bagi yang ingin menanyakan kondisi anggota keluar di Brisbane serta bagi WNI di Brisbane yang membutuhkan bantuan KJRI. (Sumber: Dit. PWNI dan BHI)