Jarum jam masih menunjukkan pukul 03.00 WIB dini hari, ribuan warga Kelurahan Cilacap, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap masih terlelap tidur. Jalanan masih lengang, tidak hujan, hanya sepoi angin kecil tertiup di Pantai Teluk Penyu Cilacap. Tepat pukul 03.06.39 WIB, tanah di Seluruh Kabupaten Cilacap berguncang beberapa menit, ribuan warga di sekitar Pantai Selatan Cilacap seperti Kelurahan Tegal Kamulyan, Tambak Reja, Desa Kalikudi, Sida Negara, Tegal Rejo, dan Cilacap mulai terbangun.

Sontak mereka keluar dari rumah masing-masing, sirene tanda bahaya sekitar pantai meraung-raung. Sejumlah warga Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, yang merasakan gempa tersebut segera keluar rumah dan memukul kentongan. Petugas keamanan dari pemerintah setempat mulai menginformasikan kepada warga sekitar pantai untuk segera mengungsi karena gempa tersebut berpotensi tsunami.

Dalam kepanikan, sekitar pukul 03.15 WIB, ribuan warga membawa barang-barang seadanya dari rumah lari ke arah utara, ada yang menggunakan sepeda motor, ada yang menumpang truk, tidak jarang ada yang lari terbirit-birit.

Mereka mengungsi di Alun-alun Kabupaten Cilacap, ada pula yang ke arah Bandara Tunggulwulung Cilacap. Bahkan ada yang pergi ke Terminal Cilacap. Entah ingin pergi ke mana, tapi sayangnya tidak ada satu pun bus yang beroperasi. Kondisi jalanan di Kota Cilacap gaduh, deru knalpot motor, truk, mobil yang mengangkut pengungsi sudah mondar-madir di jalanan kota meski matahari belum menunjukkan sinarnya.

Ribuan warga itu menunggu kepastian di Alun-alun Kota Cilacap maupun Bandara Tunggulwulung. Baru sekitar pukul 04.30 WIB, peringatan akan terjadinya tsunami dicabut oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) daerah setempat. Warga mulai pulang ke rumah masing-masing. Salah seorang warga Jalan Delima Kabupaten Cilacap, Agus Wahyudi (34), mengaku merasakan ada getaran di tempat tidurnya selama satu menit.

Ketika belum ada keterangan resmi dari pemerintah, dia pun menyalakan televisi. “Ternyata ada peringatan gempa dengan kekuatan 7,1 Skala Richter dari televisi, saya langsung keluar,”ujarnya kemarin saat ditemui di tempat pengungsian di Alun-alun Cilacap.

Warga Cilacap lain, Sugiono (40), mengatakan, begitu ada peringatan gempa dan berpotensi tsunami, dia yang selama ini aktif di Radio Antar Penduduk (Rapi) Kabupaten Cilacap langsung lari ke arah perkampungan bibir pantai untuk mengajak mengungsi ke kota. “Sabtu kemarin saya baru saja menyuruh mengungsi warga di sekitar Kelurahan Lomanis agar tidak terkena dampak akibat kebakaran di Pertamina.

Kebakaran belum pulih, sekarang menyuruh mengungsi lagi warga akibat gempa. Berdasarkan informasi dari Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banjarnegara, Ahmad Lani, gempa tektonik yang terjadi di Cilacap itu berkekuatan 7,1 Skala Richter yang berpotensi tsunami. Gempa berlokasi di 10,01 derajat lintang selatan dan 107,86 derajat bujur timur atau berada di 293 kilometer barat daya Cilacap dengan kedalaman 10 km.

“Gempa tersebut juga dirasakan hingga Kabupaten Banjarnegara,”katanya.

Pada pukul 13.38 WIB terjadi gempa susulan dengan kekuatan 4,8 Skala Richter dan pukul 14.40 WIB terjadi gempa lagi dengan kekuatan 3,1 Skala Richter.

“Gempa susulan ini tidak berbahaya dan tidak membuat warga panik karena berkekuatan ringan dengan jarak 200 km dari Cilacap,”katanya.

Akibat gempa itu, sekitar pukul 09.00 WIB, salah seorang warga Perum Tegal Asri RT 07 RW 16 Kelurahan Tegal Kamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan, Sutrisno (50) meninggal dunia ketika masih berada di tempat pengungsian di halaman SMP Purnama, Kelurahan Jeruk Legi, Cilacap. Salah seorang pengungsi yang berada di lokasi tersebut, Sarijo (45), mengatakan, sebelum meninggal, Sutrisno sempat mengalami panas dingin ketika berada di tempat pengungsian karena hanya beralaskan tikar di tempat terbuka.

”Sebelumnya dia mengeluh karena tidak enak badan dan kaget akibat gempa,” katanya. Oleh petugas kepolisian bersama tim medis, jenazah langsung disemayamkan di rumah duka. Berdasarkan evakuasi,tidak ada tanda-tanda terjadi kekerasan pada tubuh korban.

Pihak BMKG Jawa Tengah meminta masyarakat Jawa Tengah tetap waspada terhadap gempa susulan pascagempa Cilacap dengan kekuatan 7,1 SR.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?36539

Untuk melihat artikel Nusantara lainnya, Klik di sini


Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :