Topik sekarang yang jadi bahan
perbincangan di Amerika adalah masalah pengencangan ikat pinggang dan
pemutusan hubungan kerja. Masalah dan protes harga bensin yang melonjak
sudah mereda dan menjadi masalah ke sekian. Apakah ini hanya masalah
orang tua? Tentu saja tidak. Dampaknya juga dirasakan oleh anak-anak
kita.

Bukan hanya keuangan yang menipis tapi besar
pengaruhnya pada emosi. Hal ini justru menjadi pemicu memburuknya
hubungan keluarga. Hubungan antar suami istri serta anak-anak. Jangan
sampai keluarga berantakan gara-gara masalah perekonomian yang berat.
Memang mengantisipasinya tidak semudah membalikkan tangan tapi pasti
bisa dilakukan.

Anak-anak – terutama umur di bawah sepuluh
tahun – banyak yang kurang paham dengan sesuatu yang terjadi dengan
keadaan yang dialaminya. Kenapa ayah tidak bekerja, kenapa mereka
jarang lagi piknik bersama atau jalan-jalan ke pusat pertokoan.
Beberapa orang tua tidak menceritakan secara jujur keadaan yang baru
mereka alami. Mereka merasa anak tidak perlu tahu. Padahal penting
untuk melibatkan seluruh keluarga ketika akan mengambil atau menetapkan
keputusan.

Menurut riset dari yayasan Boystown, yayasan
peduli perkembangan dan kesehatan anak, yang tersebar di Amerika,
komunikasi yang selalu dijalin antara anak dan orang tua membuat
perkembangan jiwa mereka lebih sehat. Masalah buruk atau baik sebaiknya
selalu diceritakan, bukan justru disimpan hanya karena alasan mereka
belum cukup umur.

Yang pertama dilakukan adalah mencari
waktu yang tepat untuk menceritakan masalah yang dialami, kemudian
lakukan tanpa menunjukkan rasa sedih, tapi berikan contoh bahwa orang
tua tidak patah semangat. Hiburlah bahwa keadaan itu pasti akan membaik
kembali. Ceritakanlah dengan cerita yang mudah dimengerti. Setelah itu
berilah mereka pelukan hangat sambil katakan bahwa yang terpenting
adalah saling mencintai dan tetap bersatu. Ajak mereka bersama-sama
menanggulangi keadaan sekarang. Tentu dengan cara anda.

Kecemasan,
kepanikan dan frustasi terhadap keadaan sering memicu pertengkaran.
Usahakan tidak memperlihatkan di depan anak. Yang mesti diperlihatkan
adalah rasa keyakinan bahwa dengan pengetatan ikat pinggang tidak
mengurangi kebahagiaan antar keluarga. Ajarkan anak lebih berkreasi
dengan sesuatu yang telah dimilikinya tanpa selalu membeli
barang-barang baru yang mereka inginkan.

Mengurangi keluar rumah bukan berarti tidak bisa membuat anak-anak bahagia. Dengan menonton DVD dan sambil makan makanan ringan atau popcorn
di rumah tetap bisa menyenangkan. Mengundang teman-teman anak bermain
di rumah, tentu lebih murah daripada mengajak mereka berjalan-jalan di
pusat pertokoan atau tempat rekreasi. Bukan berarti menghilangkan
kebiasaan itu tapi mengurangi.

Salah satu hal yang mesti
dijelaskan dengan hati-hati adalah saat ayah terkena pemutusan
hubungan. Anak akan penasaran kenapa ayah tidak lagi bekerja, lalu
siapa yang akan mencari uang untuk membeli mainan mereka serta rasa
cemas mereka seandainya melihat raut kesedihan di wajah sang ayah.
Tunjukkan bahwa ayah tetap semangat mencari tempat kerja baru yang
lebih baik sambil memanfaatkan waktu di rumah untuk bermain serta
menjaga mereka.

Tanamkan bahwa kebahagiaan bukan sekedar
banyak uang dan bisa makan-makan di luar. Tapi berkumpul dan bercanda
dengan adik, kakak, ayah dan ibu itu lebih menyenangkan. Apalagi saat
musim semi sekarang ini. Bermain di halaman rumah atau berkebun menanam
sayur dan buah yang hasilnya bisa dipetik dan di makan bersama pastinya
lebih fun dan bermanfaat. Biaya belanja di grocery store
(supermarket) pun berkurang. Ajak mereka lebih mengenal farm market
atau produce (penjual sayur di kios atau gerobak dipinggir jalan).
Fresh dan lebih murah.

Buatlah anak-anak merasa tetap
nyaman dan tidak menjadikan masalah jika ayah ada di rumah dan ibu yang
bekerja mencari uang. Satu segi positif yang bisa ditanamkan adalah
bahwa setidaknya ada yang menjaga dan bermain di rumah selama salah
seorang dari orang tua bekerja. Tidak lagi bersama nanny atau
babysitter. Hikmahnya pun pengeluaran untuk nanny atau babysitter pun
bisa dicoret.

Pertengahan April lalu, salah satu stasiun
televisi di Amerika menyebarkan survei yang memperoleh kesimpulan
manakah yang terbaik untuk mengasuh anak, apakah ibu yang berkarier
atau ibu rumah tangga. Survey ini disebarkan dalam rangka memperingati
hari Ibu yang dirayakan di Amerika tiap tanggal 10 Mei. Dan hasilnya
banyak yang berpendapat bahwa ibu rumah tangga tetap lebih menghasilkan
anak-anak yang sehat perkembangannya. Munculnya pro-kontra terutama
dengan kondisi sekarang saat ayah terkena pemutusan hubungan dan banyak
kaum ibu mengambil alih posisi mencari uang. Mereka berpendapat bukan
berarti anak-anak mereka akan tumbuh-kembang sebagai anak yang tidak
sehat.

Hal yang penting dari semuanya adalah komunikasi
yang terbuka. Anak diajak terbuka untuk menyatakan perasaannya. Bahagia
atau sedih. Kemudian saling berdiskusi, saling berbicara dan saling
menolong menemukan jalan keluarnya. Anak umur 5 sampai 10 tahun sudah
merasakan apabila ada sesuatu hal yang membebani pikiran orang tua
mereka. Sedangkan anak umur 10 sampai 16 tahun sudah pintar bertindak
sebagai seorang yang siap menyelesaikan masalah, tentunya dengan cara
mereka sendiri. Mereka sudah merasa siap diberi tanggung-jawab.
Terutama di masa perekenomian yang sulit ini, komunikasi lebih terbuka
sangat dibutuhkan. (riana)

Untuk Share Artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?32977

Untuk melihat Berita Amerika / Amerika / Parenting lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket