Mengadakan
resepsi pernikahan memang selalu bikin pusing kepala. Biar beda negara,
mengadakan resepsi di sini yang katanya lebih simpel tapi tetap saja, repot!
Kenapa dibilang lebih simpel, karena kalau mengikuti kebiasaan di sini hanya
mengundang orang-orang terdekat, tak perlu mengundang banyak orang. Jadi mencari
tempat cukuplah mudah. Banyak yang mengaku lebih baik dikerjakan sendiri untuk
mengirit biaya tapi ujung-ujungnya repot, karena semua diurus sendiri.

Bukan
berarti pula memakai jasa Wedding Organizer
(WO) urusan langsung kelar. Meski mereka menjanjikan andal dalam mengurus
pernikahan, tapi beberapa orang mengatakan tetap turun-tangan demi memuaskan
keinginan sendiri.

Setidaknya
kebanyakan orang Indonesia
yang mengadakan resepsi pernikahan di sini, mengaku menggabungkan dua budaya,
sebagian lagi mengikuti tata upacara dari pihak keluarga pria atau wanita
dengan tata upacara sesuai budaya Amerika. Seperti Julinda Victoria Phillips dari Ashburn, Virginia,
resepsi pernikahannya, “More American culture. Indonesianya paling
bagian aku memakai kebaya dengan pernik-perniknya serba Indonesia. Tapi akadnya perpaduan
antara Amerika, Jawa dan Islam. Intinya ada acara tanya jawab sama ayah, ijab kabul, tapi tetap membaca VOW
(janji) di altar kemudian diakhiri sungkeman pada orangtua masing-masing,” katanya.

Sedangkan
Myen Smart dari Boise, Idahoyang menikah dengan
Glenn Smartmengaku mereka
menikah menggunakan budaya Amerika. “Yang mengurus semua keluarga suami,”
katanya. Tentunya karena merekalah yang mengerti benar tata upacara sesuai
budaya mereka. Beda lagi dengan Rose
Higgins yang tinggal di Lorton, Virginia, “Resepsiku di sini ala Amerika karena akad dan
resepsi di Jakarta sudah sesuai budaya Indonesia.”
Sebagian lagi mengatakan resepsi tanpa memadukan keduanya, artinya mereka hanya
bertukar ‘I do” di pengadilan
kemudian merayakan bersama keluarga sambil makan-makan. Tanpa perlu memakai
kebaya ataupun gaun pernikahan.

Umumnya
mereka lakukan tanpa WO. Alasannya
beragam. Sebagian besar mengatakan demi mengirit biaya. Alasan lain, lebih puas
dan sesuai keinginan. Apalagi tidak mudah mencari WO yang mengerti benar
tatacara menikah ala budaya Jawa atau Indonesia. Selain itu, mereka biasanya
hanya mengundang keluarga atau teman dekat yang berkisar 50-100 orang saja.

Menggunakan WO atau Tidak?

Meskipun
mereka bilang untuk mengirit biaya, ternyata sebenarnya tak terlalu jauh beda
dengan memakai jasa WO. Julinda, Myen dan Rose mengaku membongkar tabungan
sekitar $6.000 – $9.000 untuk resepsi pernikahan mereka. Di Amerika, WO rata-rata
menawarkan paket resepsi pernikahan mulai dari yang basic sekitar $3.000 sampai eksklusif sekitar $10.000 ke atas.
Salah satu WO di Washington,
D.C. menawarkan paket $17.000
sudah termasuk dua malam honeymoon di
tempat-tempat tertentu.

Kalau
kita serahkan semuanya pada mereka, memang nggak
perlu pusing dan repot. Tapi soal kepuasan hati memang soal selera jadi banyak
juga yang milih mengurus sendiri “Kalau kita urus sendiri, kita bisa sampai
detil sesuai yang kita inginkan. Puas. Tapi waktu itu memang kebayang ribet
banget, karena banyak pertimbangan yang menyesuaikan budget,” aku Rose. 

Karena
kebiasaan hanya mengundang saudara atau teman dekat saja, maka sebuah resto, halaman
rumah mertua atau saudara, serta taman mungil menjadi tempat pilihan favorit.
Lebih praktis lagi, mereka mengadakan resepsi setelah pemberkatan di gereja
atau di hall gereja itu juga. Tak perlu banyak pertimbangan memilih lokasi
pantai yang indah, atau tempat bertukar janji yang unik. Bagi budaya Amerika,
pernikahan bukan diukur dari sederet ritual yang panjang, tapi dengan doa dan
kehadiran orang-orang terdekat. Karena itulah, kalau mengikuti budaya Amerika,
lebih simpel. Tapi sekali lagi, beberapa orang memilih menyatukan dua budaya,
meski sedikit repot.

 “Kalau nggak tahu ‘medan’, mending pakai wedding organizer
sajalah,” tips dari Julinda berkaca pada pengalamannya mengadakan resepsi
pernikahan di rumah mertua. Kerepotannya adalah karena persiapan resepsinya
cukup mendadak, segalanya mesti ditanggulangi sendiri.  

Memang
kalau dalam situasi tertentu, menyerahkan pada WO adalah keputusan tepat. Kita
tak perlu memikirkan persiapan tetek
bengek
, bahkan kalau dana berlebih, kita bisa minta mereka mengatur bulan
madu!

Nah,
sekarang, bagaimana mencari WO yang cukup bisa mewujudkan keinginan kita kalau
ingin memadukan dua budaya. Maklum, yang mengerjakan kebanyakan ‘bule’. Wajar
kalau rasa khawatir tak sesuai keinginan muncul.

Bukan
berarti akan lebih gampang memilih WO kalau kita menggunakan budaya Amerika.
Tetap saja tema, tempat dan budget
tentunya menjadi pertimbangan. Browsing
internet, tanya teman, atau saudara, ini biasa kita lakukan. Tinggal dibandingkan
servis dan budget. Beberapa yang
cukup mendapat respon bagus di negara bagian dalah WO yang berlokasi di
Baltimore, Beginning Two End, yang
berlokasi di Arizona, Sedona Wedding
Planner
dan Cherry Blossom yang
berlokasi di Washington, D.C.

Tapi
ada satu tema yang berbeda ditawarkan oleh Elegan
and Simplicity
, WO di Washington, D.C. Mereka menawarkan konsep Eco-Beautiful Event atau Green Party. Semua bahan yang digunakan
adalah eco-friendly. Tempatnya pun di
sebuah tempat yang hijau tanpa menggunakan banyak bahan bakar untuk penerangan
tapi dengan energi matahari dan angin. Katering pun mengolah makanan yang
didapat dari perkebunan yang diyakini bebas pestisida. Tim mereka bukan hanya
bisa mengerjakan di Washington, D.C, tapi juga siap untuk mengadakan di
negara-negara lain seperti di Amerika Latin, Eropa dan South Africa.
Menarik, bukan? Sayang, Indonesia belum masuk daftarnya. (riana/foto : kol. pribadi)

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?33679

Untuk melihat Berita Amerika / Amerika / SF lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :