Paederus riparius
atau yang populer disebut dengan tomcat akhir-akhir ini meresahkan masyarakat, karena racunnya bisa menimbulkan
gatal. Serangga mirip
kalajengking ini mengegerkan beberapa
wilayah di Surabaya, bahkan menyerang ke apartemen mewah.

Ukurannya kecil,
hanya sekitar 1cm, berwarna merah kecokelatan, bersungut dua dan memiliki tiga
pasang kaki pada ruas tubuhnya. Tomcat masih
satu famili dengan kumbang rove, dimana serangga ini memiliki toksin yang bisa
menyebabkan iritasi berat pada kulit seperti herpes

Ketika kulit terkena toksin serangga tomcat, maka kulit akan
terasa terbakar, panas, timbul ruam, hingga kulit seperti melepuh dan bernanah.
Iritasi tersebut dikenal dengan nama dermatitis linearis, iritasi yang terjadi
karena kontak dengan serangga. Bagian yang luka tengahnya bernanah dengan
diameter 2 sentimeter dan terus membesar bila tidak ditanggulangi. Dalam penanganannya tidak dianjurkan
untuk memberikan minyak kayu putih, minyak tawon, atau lotion anti gatal
lainnya.

Serangga Tomcat masuk ke perumahan warga diduga akibat
rusaknya habitat. Serangga ini biasanya mendiami wilayah rawa yang kini banyak
dijadikan perumahan dan apartemen. Tomcat sendiri merupakan musuh alami dari
hama wereng, dan termasuk ‘sahabat’ petani.

Tomcat menyerang 11 lokasi di kawasan Surabaya Barat. Atas
serangan tersebut, Pemkot Surabaya bergerak cepat untuk melakukan pembasmian. Kepala
Dinas Kesehatan Kota Surabaya Esty Martiana, Selasa (20/3), mengaku sudah
menginstruksikan petugas puskesmas di seluruh Surabaya untuk melakukan
penyuluhan kepada masyarakat agar korban tidak bertambah banyak.
Esty mengungkakpan pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Pertanian Dan
Peternakan Pemkot Surabaya untuk membasmi serangga tersebut.

Ia mengingatkan
kepada seluruh masyarakat agar tidak panik menghadapi seranga tersebut. “Dinas
Kesehatan sudah bersosialisasi ke masyarakat untuk penanganannya. Jika sudah
terlanjur kena jangan digosok, langsung dicuci menggunakan antibiotik. Begitu juga
ketika dihinggapi tomcat, jangan dimatikan karena cairanya yang berbahaya”
paparnya.

Esty
menambahkan sebaiknya, ketika serangga ini hinggap di kulit dipindahkan
menggunakan tisu. Hal itu agar tidak terjadi kontak langsung dengan serangga
ini.

Tomcat
juga mengeluarkan cairan racunnya pada benda-benda seperti baju, handuk, atau
benda-benda lainnya.Itu
sebabnya, jika sudah terkena dermatitis, otomatis seprei dan handuk maupun
alat-alat yang disinyalir terkena racun Tomcat harus dibersihkan.Gejala awal yang muncul
berupa kemerahan pada kulit, dan sensasi ‘membakar’. Gejala ini diikuti dengan
iritasi yang menyakitkan dan gatal-gatal dengan pustula (bintil bernanah) yang
meluas dan kulit melepuh setelah 4 hari.

Racun yang terkena tangan juga dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan ke orang
lain. Hindari menggaruk luka. Racun bisa berpindah ke bagian lain kulit melalui
cairan di luka. Jika luka terjadi pada area mata dan selaput lendir, sebaiknya
segera ke dokter.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37977

Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :