KabariNews – Beberapa tahun ke depan, AS akan jadi penguasa baru minyak dunia menggeser negara-negara Timur Tengah. Hal itu didasarkan pada turunnya permintaan dalam negeri dan ditemukannya cadangan minyak baru dalam skala besar di AS dan Amerika Utara.

Perkiraan itu dikemukakan oleh Citigroup. Menurut mereka, posisi teratas itu diperkirakan bisa diraih AS dan negara Amerika Utara lainnya seperti Kanada serta Meksiko minimal dalam 8 tahun mendatang atau pada 2020.

Dalam laporan Citigroup yang diliris awal minggu ini dalam “Energy 2020, North America, the New Middle East?” dijelaskan bahwa faktor utama peningkatan  produksi minyak dan gas alam AS adalah berkurangnya permintaan serta  pergulatan AS ini untuk mengatasi krisis ekonomi.

Masih dalam laporannya, resesi telah berpengaruh pada permintaan minyak  mentah AS yang telah berkurang 2 juta barel per hari (barrel per day/bpd) sejak puncaknya pada 2005. Faktor lain adalah perubahan struktur demografi  masyarakat, kebijakan efisiensi bahan bakar, dan teknologi komersialisasi massal . Hal-hal itu ikut mendukung berkurangnya konsumsi minyak AS.

Ada lima sumber tambang minyak baru yang telah ditemukan di utara Benua Amerika. Tambang dalam skala besar ini akan menjamin pasokan minyak  entah dalam beberapa puluh tahun mendatang. Antara lain adalah produksi minyak dari Oil Sand (batuan yang mengandung bahan baku minyak) Kanada, Tambang Laut Dalam di AS dan Meksiko, sumber minyak dari shale, serta cadangan gas alam cair terkait produksi gas dan biofuels.

Dengan kelima sumber tambang minyak baru tersebut, negara-negara di  Amerika Utara diperkirakan memperoleh tambahan pasokan minyak sebanyak 11 juta bpd dari 15 juta bpd pada 2010 menjadi 27 bpd pada 2020-2022.