“Anything IS Possible!

Di tempat-tempat dugem dan clubbing atau bertanya-tanya ke DJ-DJ New York City, Astrid Suryanto adalah seorang penyanyi, penulis lagu, komposer, produser musik acid jazz dan elektronik yang cukup ternama di kota Big Apple itu.

Astrid Suryanto (20), berasal dari Rumbai, dekat Pekanbaru, Sumatra. Ia telah bekerja sama dengan DJ-DJ ternama Amerika Serikat dan Inggris seperti Victor Calderone (seorang DJ ternama – yang pernah berkolaborasi dengan Madonna, Sting, Beyonce, etc.), John Digweed, DJ Yellow, dan Neil McLellan (the Prodigy).

Pada usia 5 tahun Astrid sudah belajar organ di Sumatera. Ayahnya, adalah guru pertamanya. Beberapa waktu kemudian, ia dan Ayahnya menciptakan lagu pertamanya berjudul Sanur Beach. Dari saat itu, kecintaanya terhadap musik semakin dalam dan berlanjut. Setelah lulus SMA tahun 1999, Astrid meneruskan sekolahnya ke Amerika Serikat tepatnya di kota Houston, Texas, mengambil jurusan Seni dan Teknik. Setelah menyelesaikan sekolah, wanita yang bersuara merdu dan eksotis ini langsung hijrah ke kota New York dengan beberapa koper saja untuk mengejar impiannya Dengan modal bakat, keberanian, dan ambisi, akhirnya tercapai juga impiannya.

Perjalanan menuju suksesnya itu, tidaklah seperti membalikkan telapak tangan. Wanita yang sering bergonta-ganti model dan warna rambut ini pernah bekerja serabutan. Bahkan, pernah mengamen di stasiun kereta (Subways). Sabrina, wartawan Kabari di San Francisco, mewancarai wanita berdarah Jawa ini. Berikut petikannya : Kabari : Kapan Anda mulai terjun ke dunia musik ? Punya pengalaman di Indonesia ? Astrid : Saya selalu terlibat di dunia musik semenjak balita. Dimulai dari belajar musik klasik, kemudian rock, jazz, sampai marching band dan orkestra. Saya dari dulu terobsesi terhadap dunia musik. Saya sering ikutan acara jam sessions, mengarah band-band dan show-show lokal di Indonesia. Kabari : Anda benar-benar dari nol – tidak seperti umumnya artis Indonesia yang mengandalkan tampang, uang, atau koneksi. Ceritakan perjalanan Anda – dari hanya sebagai seorang mahasiswi di Houston sampai menjadi musisi sukses di NYC Astrid : (Sambil tertawa) Wah ! Saya sih waktu itu tidak punya pilihan-pilihan, seperti – mungkin tampang kali ya, hahaha ! Tetapi, saya ini orangnya punya pendirian yang kuat dan sangat percaya dengan cinta, ambisi, dan kehausan saya akan musik dan seni berkreativitasi. Saya siap berbuat apapun untuk mengejar impian saya. Saya menciptakan beberapa lagu dengan menggunakan musik software gratis (pro tools) yang sangat basic dan mengirim demo ke beberapa musik label. Beberapa saja yang membalas. Kebetulan Victor Calderone sempat singgah di studio label Dave Tomaselli dan mendengar demo saya. Setelah itu saya mendapat tawaran proyek kolaborasi dengan dia. Langsung saya mengepak barang, menyumbang sisa barang ke Salvation Army, dan berangkat menyetir ke NYC. Sebelum memiliki tempat tinggal sendiri, saya tidur di sofa studio teknisi rekaman – yang sekarang menjadi sahabat saya. Tentu saja saya mengalami beberapa pengalaman dan situasi buruk. Kabari : Anda telah bekerja sama dengan DJ-DJ kondang AS maupun Eropa, bagaimana rasanya dan bisa ceritakan sedikit ? Astrid : Sangat bersyukur dan berendah hati. Saya beruntung sekali bisa bertemu produser-produser berbakat melalui internet, seorang teman, sebuah pesta, dan lain-lain. Tahun 2007 saya bisa berkolaborasi dengan Stuart Matthewman yang pernah bekerja sama dengan Sade dan Maxwell untuk sebuah proyek musik elektronik. Baru-baru ini saya baru menyelesaikan proyek album dance dengan DJ Yellow (partner lama penyanyi Bob Sinclair), sebuah solo album hasil kerja sama dengan Ivica Simatovic (produser Wyclef Jean dan Ricky Martin), dan mengerjakan sebuah album jazz dengan Andreas Advocado (produser dari Sultana, Tanmoy Bose of Ravi Shankar). Anda bisa lihat sendiri bahwa saya mengeksplor berbagai nuansa musik. Kabari : Inspirasi Anda dalam menciptakan sebuah lagu ? Punya pengaruh terbesar (biggest influence) ? Astrid : Menurut saya, perilaku manusia dan perikemanusiaan secara umum merupakan suatu karunia yang terus memberikan pelajaran dan inspirasi. Saya yakin, kita semua sadar akan lingkungan dan hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Hanya diri kita yang bisa memperhatikan hubungan sesama manusia dan apa akibatnya, atau bahkan hal-hal yang simple seperti melihat gerak-gerik orang. Kabari : Punya rencana untuk menjadi musisi komersil, seperti menembus MTV ? Astrid : Gimana ya ! Saya berada di posisi sekarang, tidak pernah bermaksud eksklusif. Saya hanya ingin musik saya didengar banyak orang, entah melalui TV, radio, internet, maupun show. Saya juga yakin dengan teknologi, seorang seniman atau musisi (dengan dukungan tim yang kuat) bisa menggapai audience yang lebih luas tanpa mengandalkan kampanye-kampanye promosi. Kabari : Anda sekarang merangkap penyanyi, produser, penulis lagu, composer, ada lagi yang ingin dicapai ? Astrid : Saat saya sedang berkolaborasi dengan seorang arsitek di Itali untuk proyek instalasi interaktif menggabungkan seni pahat atau patung, video interaktif, dan musik. Saya juga sedang bekerja sama dengan seorang perancang busana untuk mendesain baju musim dingin seperti jaket dan jaket panjang. Selain itu, saya memegang posisi sebagai creative director (penanggung jawab kreatif) untuk sebuah label musik eletkronik yang sedang berkembang, dan juga penanggung jawab untuk perkembangan situs dan imej bagi perusahaan pakaian beserta produk dan senimannya. Untuk kedepannya, saya bercita-cita menjadi arsitek dan ingin sekali terjun ke dunia film. Saya punya latar pendidikan desain multi-media. Jadi, bidang inilah yang akan saya tekuni selanjutnya. Kabari : Kegiatan anda sehari-hari apa saja ? Astrid : Sekarang saya mengerjakan tujuh proyek musik beda, lagi ditengah-tengah proses mixing and process engineering untuk sekitar 50 macam musik. Saya juga sedang mempersiapkan tur mini Eropa dan beberapa radio DJ show. Disamping itu, saya juga melakukan proyek untuk fesyen, desain grafis, animasi, dan video editing. Jarang sekali saya tidur akhir-akhir ini (sambil tersenyum). Kabari : Punya rencana pulang ke Indonesia dan berkarir di Tanah Air ? Astrid : Bidang saya kan sangat luas, dan tentu saja Indonesia merupakan bagian dari komunitas global. Saya bermimpi suatu saat saya dan seluruh tim saya mengerjakan sebuah proyek di rumah pantai di Indonesia – siapa sih yang nggak mau ? Kabari : Nasihat untuk para musisi Indonesia yang ingin berkarir di Amerika ? Astrid : Jangan terlalu banyak berpikir ‘dimana’ dan ‘kapan’, semuanya tergantung dengan ‘siapa’! Siapa Anda dan siapa yang mau mendengar Anda. Anything IS possible ! Jika Anda memiliki tekad yang bulat, niat besar, cinta akan musik, serta keberanian untuk berkorban dan berjuang, pasti impian Anda akan tercapai.

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?2628

Klik Disini untuk Baca Artikel ini di Majalah Kabari Maret 2008 ( E-Magazine )

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

____________________________________________________

Supported by :

Intero Real Estat

Lebih dari 1 juta rumah di Amerika

Klik www.InteroSF.com          Email :  Info@InteroSF.com

Telp. 1-800 281 6175