Keramik adalah kerajinan
tangan yang banyak digemari. Bentuknya yang aneka macam dan unik
membuat para kolektor suka mengkoleksi berbgai jenis keramik.

Keramik
merupakan kerajinan tangan yang cara membuatnya cukup sederhana. Dengan
bahan yang juga sederhana, yakni tanah liat dan air, kita sudah bisa
membuat sebuah keramik sederhana seperti gelas. Apabila ingin lebih
bagus, tambahkan pewarna khusus keramik yaitu glasir pada keramik dan…
voila! Jadilah gelas yang lucu.

Kollekan Studio Gallery
asuhan Wati Karmojono dan Yetty V. Tamsil ini telah berdiri sejak tahun
1998. Kemudian tahun 1999 mereka membuka tempat kursus keramik di
daerah Cipete Selatan. Kursus dibuka 3 kali seminggu dengan iuran
berbeda-beda sesuai dengan paket yang diambil. Jumlah murid disini
tidak menentu. Biasanya paling banyak 15 orang. Namun disini juga
melayani permintaan untuk mengajar berkelompok.

Kabari Fotografi, September 2008

Selain
kursus, disini juga membuat keramik sendiri untuk dijual, menerima
pesanan dan kerajinan tangan lainnya, sampai dengan workshop mengenai
keramik. Cara membuat keramik umumnya dimana-mana sama, pertama tanah
liat yang sudah diberi sedikit air ditaruh diatas semacam piring atau
wadah berputar yang putarannya digerakan oleh pedal kaki. Bagi pemula,
bagian yang tersulit biasanya saat membentuk bulatan atau lingkaran
yang rata. Semua proses ini dilakukan dengan tangan, dan saat mencoba
saya jadi ingat film “Ghost” yang terkenal itu. Asyiknya memang terasa
saat kita memilin-milin tanah liat tersebut, dia meliuk-liuk mengikuti
pola jari-jari tangan kita. Jika tangan kita ‘meleset’ sedikit, tanah
liat itu tampak penyok-penyok. Seru juga!

Setelah keramik
terbentuk, kemudian dikeringkan. Waktu pengeringan ini tergantung dari
besar kecilnya keramik yang dibuat. Biasanya lama pengeringan berkisar
1 minggu, namun jika ukuran keramik cukup besar, maka semakin lama pula
waktu pengeringan. Kadang memakan waktu hingga 2 minggu hanya untuk
waktu pengeringan saja.

Keramik yang telah dibentuk dan
dikeringkan lalu dibakar di tungku bersuhu 900 derajat selama 8 jam.
Setelah Keramik mengeras, api tungku dimatikan lalu keramik didiamkan.
Setelah 24 jam, baru keramik dikeluarkan dari tungku. Kemudian proses
dilanjutkan dengan mengecat keramik sesuai selera. Setelah dicat, dan
diberi warna, keramik dibakar kembali dengan suhu 1200 derajat selama
10-12 jam. Jadilah keramik cantik!

Kabari Seni, September 2008

Kollekan Studio Gallery
menyediakan berbagai jenis keramik. Mulai dari gelas, pajangan, pot,
sampai guci. Harganya pun bermacam-macam. Menurut Wati, keramik buatan
sendiri lebih mahal ketimbang dibuat dengan alat putar karena tingkat
kesulitan menggunakan tangan lebih sulit.

Putri, salah
satu siswi kursus keramik yang telah beberapa kali mengikuti kursus
mengaku mengikuti kursus keramik ini karena hobi. Bahkan ibunda Putri
pun tak mau ketinggalan!

Wati mengaku senang mengelola Kollekan. Ketika ditanyakan kenapa memilih nama Kollekan, Wati menjawab karena Kollekan itu berarti kumpul-kumpul atau patungan alias ramai-ramai. Seru juga ya membuat keramik. Anda ingin mencoba? (chika)

Lihat videonya di www.KabariNews.com/?31768

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?31848

Untuk melihat Berita Indonesia / Seni lainnya, Klik disini

Klik Disini untuk Baca Artikel ini di Majalah Kabari September 2008 ( E-Magazine )

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

____________________________________________________

Supported by :

Photobucket