Kabarinews.com – Paul Amron Yuwono, salah satu reporter Kabarinews.com, memang sudah sering membagikan pengalamannya bersama selebritis. Satu waktu dia pernah mengagetkan saya. Larut malam telepon selular saya mendadak bunyi. Dia memberitahu sedang shooting film Milk bersama Sean Penn di San Francisco. Amron, begitu dia dipanggil kawan-kawan bulenya, memang salah satu artis figuran dalam cerita perjuangan persamaan hak kaum LGBT di Amerika itu.

Tetapi, Rabu tengah malam (14/1), giliran Amron yang terkaget-kaget di kediamannya di Daly City, kota tetangga San Francisco. Beberapa jam sebelum terbang ke Washington DC, dia akhirnya menerima kepastian lewat e-mail dari Panitia Inagurasi Obama. Setelah menunggu beberapa minggu dan bertukar e-mail berulang kali, Amron dinyatakan lolos “security clearance”. Dan Amron akan menjadi penata rias Indonesia satu-satunya untuk Keluarga Presiden Amerika Serikat di Gedung Putih.

“Oh my God …Oh my God …,” ujarnya berulangkali ketika menghubungi teman-temannya di San Francisco.

Amron memang tidak pernah bermimpi bisa masuk ke Gedung Putih. “Mimpi saja tidak berani. Siapa saya?”, ujarnya. Dia merasa hanya imigran biasa saja dari Indonesia. Tapi dia benar-benar excited karena bisa mengalami impian itu. Pendeknya, menjadi bagian langsung dari peristiwa bersejarah terpilihnya Presiden AS berkulit hitam pertama. Dan, bisa jadi cuma Obama satu-satunya Presiden Amerika yang pernah tinggal di Indonesia.

Mungkin sosok Amron ini sedikit membingungkan anda. Reporter, aktor atau penata rias? Percaya tidak, semua predikat tadi bisa melekat pada lelaki lajang berbakat serba bisa ini. Pengalaman lelaki Yogya ini penuh variasi. Dari menjadi pengusaha barang seni Indonesia, penari tradisional dan pemain teater ala Broadway, sampai koreografer berbagai peragaan busana di Indonesia dan AS, termasuk di Milan, Italia. Pendeknya, jagonya urusan seni. Warga Indonesia di San Francisco mengenalnya sebagai MC acara Indonesia Day dari tahun ke tahun.

Soal menata rias, selain berbakat Amron juga Cosmetologist lulusan California. Ujian negara profesi ini terkenal susah, karena banyak istilah asingnya. Makan waktu sedikitnya satu tahun menyelesaikan pendidikan ini, tapi dia lulus dalam waktu 7 bulan saja.

Kamis pagi (15/1) jam 7 Amron sudah berada di SFO International Aiport. Tiket dan akomodasi ke Washington DC sudah dipesan jauh-jauh, meski konfirmasi untuk acara Inagurasi Obama sempat “mengkuatirkan”. Jam 9 pagi Amron terbang ke DC. Sempat menunggu di New York berjam-jam. Akhinya sampai juga di Washington DC Jumat jam satu dini hari (16/1). “Dingin sekali di DC. 13 derajat F”, ujar Amron via telepon sesampainya di Ibukota AS.

Bagaimana Amron bisa merias Maya Soetoro-Ng

 

Waktu Kabarinews.com menurunkan wawancara dengan Maya Soetoro-Ng pada Juli 2007, Amron tenang-tenang saja. Kabari memang merupakan media berbahasa Indonesia pertama di AS yang mendapat kesempatan itu. Sama seperti orang Indonesia lain, Amron jelas tahu soal latar belakang Obama yang pernah tinggal di Indonesia.

Ketika ada pemberitaan nenek Obama yang sakit di Hawaii tahun lalu, Amron sedang menonton televisi sambil menyetrika baju di apartemennya. Pertama-tama, dia mendengar nama Maya Soetoro-Ng disebut-sebut. Masih antara ragu-ragu dan pasti. Kemudian, dia mulai memperhatikan lagi video yang ditayangkan di layar kaca itu. Setelah memeriksa silang di internet, dia hampir tidak percaya hasil temuannya. Maya Soetoro-Ng adalah teman lamanya, adik tiri Presiden AS. Melalui sumber Kabari, akhirnya Amron berhasil mengkontak langsung Maya Soetoro-Ng di Hawaii.

Sepulang dari AS tahun 1989, Amron yang pernah studi di Oklahoma ini kembali ke kota asalnya, Yogyakarta. Dia sempat tinggal di Prawirotaman, satu daerah di Yogya yang padat wisatawan asing. Bersama keluarganya, dia pernah punya usaha International Youth Hostel bernama Vagabond. Dari sini Amron bergaul dengan banyak kalangan. Dari sinilah dia ketemu banyak teman baru, termasuk Maya Soetoro. “Kenalnya melalui friend to friend di salah satu hang out place di Yogya,” katanya.

Dua dekade lalu Maya Soetoro memang sempat pulang pergi ke Yogyakarta. Dan Mary Ann-Dunham, ibunya memang punya banyak kenalan artis di sana. Seingat Amron, Maya Soetoro muda sering dikira artis Lidya Kandau di Indonesia. “Maya dan ibunya suka ketemu orang, berpikiran terbuka, menghargai perbedaan dan down to earth banget,” ungkap Amron.

Amron mengaku cepat akrab dengan Maya Soetoro. Sejak awal Maya Soetoro sudah tahu tentang orientasi Amron, termasuk hobinya merias mama dan adiknya. Keduanya sempat menjadi tour leader di sebuah biro perjalanan papan atas dari AS dan mengantar tur Jawa Bali. Jika sedang di Yogya, bersama teman lain mereka suka berjalan atau naik becak menyusuri Jalan Malioboro. “Maya dan kawan-kawan suka mengantar saya pulang ke rumah kalau terpaksa pulang malam”, kenang Amron tentang keluarganya yang punya jam malam.

Karena dekat, bahkan Amron sempat bercerita dengan Maya Soetoro tentang impian pribadinya menyulap rumah keluarganya di Yogya Selatan menjadi boutique hotel.

Hubungan Amron dan Maya Soetoro yang on dan off berlangsung sekitar dua tahun. Setelah itu kedua sahabat ini berpisah lama. Baru sekitar 15 tahun lalu mereka secara tak sengaja ketemu di sebuah kafe di New York.

Setelah saling telepon, dua sahabat lama ini bertemu lagi di Hawaii sebelum Natal tahun lalu. “Maya tidak banyak berubah. Masih seperti dulu”, tegasnya. Dia bahkan masih ingat setiap hal yang kita lakukan sama-sama, termasuk soal impian boutique hotel yang kemudian menjadi kenyataaan, Dusun Yogya Village Inn sekarang.

Saat ini Maya Soetoro-Ng menikah dengan Konrad Ng, warga Kanada, dan berputri satu bernama Suhaila.

Setelah reuni Hawaii itulah tawaran menjadi penata rias dari seorang sahabat lama itu muncul. Bersama Amron adalah Eric Smiley, seorang penata rambut warga Amerika yang punya studio bernama Helicopter di San Francisco dan Seattle.

Blair House 

Lengkap dengan koper penuh peralatan tata rias, Minggu pagi (18/1) jam 9, Amron sudah berada di depan Blair House di Pennsylvania Avenue, Washington DC. Ini merupakan wisma tamu kepresidenan Amerika Serikat.

Setelah sekitar setengah jam urusan security, Amron diperbolehkan masuk ke gedung yang sementara dihuni oleh Keluarga Obama sebelum pindah ke Gedung Putih. Lelaki berperawakan kecil ini diantar masuk oleh petugas. Interior di dalam gedung umumnya bergaya klasik Eropa.  Amron dibawa masuk ke ruangan semacam salon lengkap dengan cermin dan kursinya.

Amron mendapat kejutan pertama ketika bertemu dan mendapat sambutan Michelle Obama, calon Ibu Negara Amerika Serikat. Malia dan Sasha di dekatnya.

“Oh my God, terus terang aku sangat excited”, ujar Amron lagi.

Tidak lama kemudian muncul sahabat lama, Maya Soetoro-Ng. Amron senang sekaligus was-was.

“Tidak ada rehearsal apapun. Biasanya perlu waktu satu jam. Saya musti coba dulu warna-warna kesukaan Maya dan gerak cepat, “ ujar Amron.

Amron dan Eric praktis harus bekerja keras menata rambut sekaligus menata rias dalam tempo setengah jam, sebelum Maya Soetoro-Ng siap pergi ke berbagai acara hari itu.

“Untungnya Maya suka warna-warna alami dan make up nya tipis, “ ungkap Amron.

Hari kedua Amron dan Eric datang lagi ke Blair House. Kali ini mereka bertemu dengan penata rambut Barack dan penata rias Michelle Obama. Hari Senin sore jam setengah enam sore. Karena jadwal acaranya ketat, mereka harus bekerja keras lagi melakukan tata rias dan rambut.

“Oh little man, you are doing a miracle here,” begitu ujar penata rias  Obama.

Amron otomatis gemetaran karena mepetnya waktu dan stress yang begitu tinggi. Dengan konsentrasi tinggi, dia memegangi color palette untuk make up dan sekaligus berpikir keras segera menyelesaikan tata rias adik Obama ini. Misi membuat orang penting tampil menawan jelas bukan pekerjaan ringan.

Lagi-lagi Amron merasa beruntung. Maya Soetoro-Ng tetap tenang saja. Dia mencoba meredakan stress sahabatnya dan meyakinkan semuanya oke saja. Sambil mengelus-elus perut Amron, meluncur kata-kata Jawa dari Maya Soetoro-Ng, “Ora opo-opo, Amron”. (Tidak apa-apa, Amron).

Akhirnya Amron dan Eric berhasil menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

Tanpa diduga-duga Barack Obama keluar menemui sahabat Maya Soetoro-Ng ini. “Amron, thank you for making my sister look beautiful”, kata Barack Obama sambil menepuk punggungnya. Pertanda bahwa Barack mengetahui namanya.

Amron masih terkaget-kaget dengan apa yang dialaminya Senin sore di Blair House. Dia tidak disapa selebriti biasa. Dia disapa langsung oleh calon Presiden Amerika Serikat, negeri adidaya dunia!

Hari Inagurasi Obama

Selasa, 20 Januari 2009 jam lima pagi Amron sudah bergegas naik metro menuju Blair House.  Perlu waktu satu jam karena security begitu ketat. Dan metro di DC sudah penuh sejak pagi. Ada pemeriksaan  di tiap tikungan.

Di hari inagurasi Obama, Amron punya waktu sekitar satu seperempat jam mengerjakan tata riasnya. “Lebih santai kali ini”, katanya.

Pagi hari sebelum hari inagurasinya, Amron sempat bertemu Obama lagi di Blair House. Obama didampingi Maya Soetoro-Ng.

“Selamat pagi, apakabar? “, kata Amron.

“Baik-baik”, jawab Obama

“Masih bisa berbahasa Indonesia?”

“Bisa dong”

“My sister is lucky to have talented friends like you”, jawab Obama.

Amron merasa terharu sekali sudah mengerjakan satu pekerjaan yang tak akan dilupakan seumur hidupnya. Merias adik Presiden Amerika Serikat. Bahkan, berbicara dengan Presiden Amerika Serikat dalam Bahasa Indonesia !

(peter phwan)

http://www.bluetoad.com/publication/?i=887
(Kabari Juli 2007 Halaman 22-23)

Tanya Jawab ? Kabari Forum, Klik Disini

Untuk Share Artikle ini, silahkan klik www.KabariNews.com/?32526

Untuk melihat Berita Amerika / Amerika / Exclusive lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket