KabariNews – Benteng Pendem yang terletak di kawasan pantai Teluk Penyu Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah merupakan benteng bersejarah peninggalan bangsa Belanda yang dibangun pada tahun 1816. Benteng Pendem atau dalam bahasa Belanda yang berarti Kustbatterij op de Landtong te Cilacap. Sedangkan dalam bahasa Indonesianya yang berarti Benteng Pendam atau Benteng yang terpendam. Bangunan yang merupakan markas pertahanan Hindia Belanda ini di bangun secara bertahap selama 18 tahun dari tahun 1816 dan selesai pada tahun 1879 yang menempati area seluas 6,5 hektar.

Benteng yang pernah terbengkalai karena tertutup tanah pesisir pantai, kemudian pada tahun 1986 oleh pemerintah Kabupaten Cilacap dilakukan penggalian dan pemugaran di sekitar lokasi benteng. Sejak saat itu hingga sekarang Benteng Pendem sebagai bukti sejarah bangsa Indonesia di jadikan obyek wisata bersejarah.

Kepala Dinas Paririwisata dan kebudayaan Kabupaten Cilacap, Indar Yuli Nyataningrum mengatakan, sebenarnya di sekitar lokasi Benteng Pendem yang sekarang terlihat, masih ada bangunan yang belum tergali. Menurutnya dibutuhkan pendanaan yang besar dan waktu yang cukup lama untuk penggalian. Selain itu, secara teknis dan struktur bangunan yang ada belum diketahui secara pasti mengingat Benteng ini terpendam tanah. Sampai saat ini, kami juga belum memiliki peta atau denah Benteng Pendem secara pasti.

Benteng bersejarah ini, dahulu merupakan markas pertahanan tentara Belanda di Cilacap untuk menahan serangan musuh yang datang dari arah laut Selatan Pulau Jawa yang akan menguasai Cilacap. Pertahanan tentara Belanda di perkokoh dengan dukungan benteng-benteng yang lain di sekitarnya seperti Benteng Cepiring, Benteng Klingker, dan Benteng Karang Bolong yang berada di Pulau Nusakambangan.

Namun pada tahun 1942 Benteng Pendem dan benteng-benteng pertahanan tentara Belanda lainnya dapat dikuasai oleh tentara Jepang. Selang tiga tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1945, tentara Jepang meninggalkan Benteng Pendem dan benteng-benteng lainnya setelah kota Nagasaki dan Hiroshima di bom oleh tentara sekutu yang kemudian diambil alih oleh pasukan Banteng Loreng kesatuan Jawa tengah. Oleh Tentara Republik Indonesia (sekarang TNI-red), dan para pejuang, benteng ini dipergunakan sebagai pertahanan dan berlatih perang.

Benteng Pendem mempunyai struktur bangunan yang terdiri dari beberapa bagian ruangan. Bagian ruangan yang ada di Benteng Pendem mempunya fungsinya masing-masing. Namun semenjak ditemukannya benteng ini, ruangan-ruangan sepenuhnya belum bisa diketahui. Saat ini hanya beberapa ruangan yang secara umum dalam Benteng dapat teridentifikasi, seperti ruang barak tentara, ruang tahanan, benteng pertahanan, ruang rapat, ruang pengintai, klinik pengobatan, ruang senjata, ruang perwira, ruang dapur, ruang amunisi dan peluru.

Menurut informasi, Benteng Pendem menyimpan misteri dengan lorong bawah laut yang terhubung dengan benteng-benteng dan goa yang  berada di Pulau Nusakambangan. Konon lorong tersebut, kini tertutup tanah dan tergenang air laut karena dinding-dindingnya banyak yang bocor.

Saat berkunjung ke Benteng Pendem, Kabari menjumpai sebuah pintu yang terbuat dari besi yang di gembok dan siapa pun dilarang memasukinya. Karena penasaran, Kabari mencoba mengorek keterangan pada warga setempat dan petugas setempat. Namun dari beberapa keterangan yang dihimpun, kesemuanya tidak bisa memastikan apakah pintu tersebut merupakan lorong bawah laut yang menuju ke Pulau Nusakambangan.

Sangat disayangkan, jika peninggalan bersejarah itu kurang terawat. Perlu sentuhan dan penataan agar terlihat alami. Memang jika memasuki area Benteng Pendem suasana unsur magis yang menyelimuti sangat terasa. Banyak cerita-cerita masyarakat yang pernah mendengar suara-suara aneh atau melihat sosok-sosok mahluk yang mendiami area itu. Tidak perlu cemas, jika ingin berkunjung ke Benteng Pendem untuk mengenal bukti sejarah, karena niat yang baik akan menghasilkan kebaikan juga.

Kini Benteng Pendem masih menyimpan misteri yang sampai saat ini belum bisa terungkap. Benteng Pendem benar-benar menyimpan misteri yang terpendam. (Yan-Jatim)