Dr. Taruna Ikrar
(University of California, School of Medicine, Irvine, CA, USA)

Dengan bertambah buruknya lingkungan atmosfir yang diakibatkan oleh
berbagai polusi udara, yang berasal dari asap kendaraan bermotor, asap
rokok, asap buangan pabrik, pembakaran hutan, maupun semakin tingginya
kebocoran ozon dan berbagai efek di atmosfir bumi ini, akan memberikan
dampak yang luar biasa pada kesehatan ummat manusia, yang mendiami
permukaan bumi ini.

Salah satu dampak yang sangat terasa adalah terjadinya peningkatan
berbagai penyakit saluran pernapasan, mulai penyakit ringan seperti
infeksi saluran napas hingga menderita penyakit Kanker Paru-paru.

Kanker paru, sebenarnya berawal dari suatu kelainan pada sel tubuh. Pada
dasarnya, didalam tubuh terdapat sistem checks and balances pada
pertumbuhan sel, sehingga sel-sel membelah untuk menghasilkan sel-sel
baru terjadi secara seimbang. Gangguan sistem checks and balances pada
pertumbuhan sel yang tidak terkendali yang akhirnya membentuk massa yang
tidak normal dan dikenal sebagai tumor.

Kanker merupakan keganasan tumor, yang diperlihatkan dengan
pertumbuhan secara agresif dan menyerang jaringan lain dari tubuh, dan
memungkinkan masuknya sel-sel kanker ke dalam sistem aliran darah atau
limfatik dan kemudian kebagian lain dalam tubuh. Proses penyebaran ini
disebut metastasis. Kanker paru cenderung untuk menyebar ke organ lain
dalam tubuh, terutama ke kelenjar adrenal, hati, otak, dan tulang.

(Gambar 1: Penampakan Patologi Klinik Kanker Paru-Paru)

Fungsi Paru-Paru

Dalam upaya memahami perkembangan dan tingkat keparahan Kanker Paru,
kita perlu memahami fungsi paru-paru secara khusus. Fungsi utama dari
paru-paru adalah untuk pertukaran Oksigen dan Karbondioksida, serta
senyawa udara lainnya. Melalui paru-paru, karbon dioksida akan
dikeluarkan dari aliran darah dan oksigen dari udara akan dihirup
memasuki aliran darah. Paru-paru kanan memiliki tiga lobus sedangkan paru-paru kiri dibagi menjadi dua lobus dan struktur kecil yang disebut Lingula yang setara dengan lobus tengah bagian kanan paru. Saluran udara yang utama memasuki paru-paru adalah bronkus, yang merupakan perpanjangan dari trakea. Selanjutnya bronkus akan bercabang menjadi ke saluran-saluran kecil yang disebut bronkiolus dan akan berakhir pada kantong-kantong kecil yang dikenal sebagai alveoli yang di tempat inilah terjadi pertukaran gas.

(Gambar 2: Struktur Anatomi Paru-Paru)

Kanker paru-paru dapat timbul pada setiap bagian dari paru-paru,
tetapi 90% -95% dari kanker paru-paru diperkirakan timbul dari sel-sel epitel,
sel-sel yang melapisi saluran udara didalam paru-paru. Kanker paru
merupakan penyebab umum kematian akibat kanker di seluruh dunia. Kanker
paru-paru adalah penyakit dominan orang tua, hampir 70% dari orang yang
didiagnosis dengan kanker paru, berusia lebih dari 65 tahun, sementara
kurang dari 3% dari kanker paru-paru terjadi pada orang di bawah 45
tahun.

Faktor Pencetus Kanker Paru

Banyak faktor yang memungkinkan menjadi pencetus Kanker Paru,
misalnya: Rokok (baik perokok pasif maupun perokok aktif), menghirup
dalam waktu lama udara yang mengandung serat asbes, penderita infeksi
kronis paru, dan sering menghirup polusi udara dari berbagai sumber
(Kendaraan bermotor, asap pabrik), demikian pula dipercaya bahwa faktor genetic atau turunan bisa berperan penting.

Insiden kanker paru-paru sangat berkorelasi dengan merokok, sekitar
90% dari kanker paru-paru timbul sebagai akibat penggunaan tembakau.
Risiko kanker paru meningkat berbanding lurus dengan tingkat keparahan
orang tersebut merokok. Asap tembakau mengandung lebih dari 4.000
senyawa kimia, yang telah terbukti menjadi penyebab kanker atau karsinogenik. (Gambar 3: Kandungan racun yang terdapat di dalam asap rokok)
Perokok pasif atau menghirup asap rokok secara pasif, karena bukan
perokok, pada berbagai tempat, juga merupakan faktor risiko untuk
perkembangan kanker paru. Penelitian telah menunjukkan, bahwa bukan
perokok yang tinggal bersama dengan perokok memiliki peningkatan 24%
risiko untuk dijangkiti kanker paru-paru. Menurut laporan diperkirakan
3.000 kematian akibat kanker paru-paru yang terjadi setiap tahun di AS
terjadi pada perokok pasif ini.

Demikian pula dilaporkan, bahwa serat asbes (serat silikat) juga
menjadi faktor pencetus Kanker Paru. Dan telah dibuktikan, bahwa faktor genetic atau predisposisi kanker dari keluarga yang menderita kanker paru sebelumnya, akan memungkinkan kerabat dekatnya dapat menderita hal yang sama.

Adanya penyakit paru manahun, khususnya; Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK),
terkait dengan peningkatan risiko untuk perkembangan menjadi kanker
paru. Dan dewasa ini polusi udara dari kendaraan, industri, dan
pembangkit listrik dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya kanker
paru pada orang yang terpapar. Diperkirakan sekitar 1% dari kematian
kanker paru-paru, disebabkan menghirup udara tercemar, dan para ahli
percaya bahwa kontak yang terlalu lama pada udara yang sangat tercemar,
dapat membawa resiko perkembangan kanker paru-paru yang sama dengan
merokok pasif.

Upaya Penyembuhan Kanker Paru

Dewasa ini pengobatan kanker paru melalui tindakan operasi dengan
pengangkatan kanker, kemoterapi, atau terapi radiasi, serta kombinasi
berbagai cara perawatan. Keputusan tentang jenis perawatan, akan
disesuaikan berdasarkan keparahan penyakit, lokasi, luasnya tumor, serta
status kesehatan keseluruhan dari pasien.

Seperti kanker lainnya, terapi dimaksudkan bersifat penghapusan atau
pemberantasan kanker (kuratif) atau tindakan yang tidak dapat
menyembuhkan kanker, tetapi dapat mengurangi rasa sakit dan penderitaan
(paliatif). Lebih dari satu jenis terapi mungkin dibutuhkan. Terapi atau
pengobatan yang dibutuhkan untuk meningkatkan efek dari terapi primer
disebut sebagai terapi adjuvant. Contoh terapi adjuvant yang
dibutuhkan berupa kemoterapi atau radioterapi yang diberikan setelah
operasi pengangkatan tumor dalam upaya untuk membunuh setiap sel tumor
setelah operasi.

Bedah atau operasi pengangkatan tumor umumnya dilakukan untuk tahap
terbatas (tahap I atau tahap II), pembedahan ini menjadi pilihan
perawatan untuk kanker yang belum menyebar ke luar paru-paru. Sekitar
10% -35% dari kanker paru-paru dapat diangkat melalui pembedahan, tetapi
pengangkatan ini tidak selalu menghasilkan penyembuhan, karena kanker
mungkin telah menyebar dan dapat kambuh kembali dimasa yang akan datang.
Prosedur bedah yang dipilih tergantung pada ukuran dan lokasi tumor.
Pembedahan untuk kanker paru-paru adalah suatu prosedur pembedahan besar
yang memerlukan anestesi umum, rawat inap, dan tindak lanjut perawatan
selama berminggu-minggu sampai berbulan-bulan.

Terapi radiasi dapat digunakan sebagai pengobatan untuk Kanker Paru.
Terapi radiasi dengan menggunakan energi tinggi sinar-X atau jenis
radiasi lain seperti alfa atau gamma untuk membunuh sel-sel kanker. Terapi radiasi dapat diberikan sebagai terapi kuratif (Penyembuhan), paliatif terapi (menggunakan dosis rendah radiasi dibandingkan dengan terapi kuratif), atau sebagai terapi adjuvant
dalam kombinasi dengan pembedahan atau kemoterapi. Terapi radiasi dapat
diberikan jika seseorang menolak operasi dan tumor telah menyebar ke
daerah-daerah seperti kelenjar getah bening atau trakea membuat operasi
pengangkatan tidak mungkin, atau jika seseorang memiliki kondisi lain
yang membuat pasien tersebut tidak bisa menjalani operasi besar. Terapi
radiasi umumnya hanya menyusutkan tumor atau membatasi pertumbuhannya
ketika diberikan sebagai terapi tunggal, sekitar 10% -15% dapat
mengalami remisi di masa depan.

(Gambar 4: Prosedur Pengobatan Kanker Paru)

Kemoterapi dapat diberikan sendiri, sebagai adjuvant pada terapi bedah, atau dalam kombinasi dengan radioterapi. Kemoterapi dapat diberikan sebagai pil, sebagai infus intravena,
atau sebagai kombinasi keduanya. Perawatan kemoterapi biasanya
diberikan dalam suasana rawat jalan. Kombinasi obat ini diberikan dalam
serangkaian perawatan.

Terapi lain yang dapat digunakan seperti: Target Terapi, Terapi photodynamic (Suatu terapi yang digunakan untuk berbagai jenis dan tahap kanker paru-paru), Frekuensi radio ablasi (RFA) Dalam pengobatan jenis ini, jarum dimasukkan melalui kulit sampai kefokus daerah kanker, biasanya di bawah bimbingan oleh CT scan.
Frekuensi radio (listrik), energi yang diperoleh kemudian
ditransmisikan ke ujung jarum mana menghasilkan panas di jaringan, yang
selanjutnya dapat membunuh jaringan kanker dan serta menutup pembuluh
darah kecil yang memasok kanker.

Terapi terbaru disebut (Targeting cancer metabolism): suatu
terapi yang menggunakan gene spesifik yang secara khusus bisa menghambat
metabolisme sel-sel kanker, sehingga sel-sel kanker tersebut tidak bisa
berkembang dan tumbuh, yang pada akhirnya musnah dari dalam tubuh.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?37384

Untuk

melihat artikel Amerika / Kesehatan lainnya,
Klik

disini

Mohon
beri nilai dan komentar di
bawah artikel ini

____________________________________________________

Supported

by :