Pada awal tahun 2017, pihak Netflix tiba-tiba datang kepada duo pencipta Black Mirror (Charlie Brooker dan Annabel Jones) dengan ide yang tidak biasa. Sebelumnya, raksasa layanan streaming tersebut bereksperimen dengan konten anak-anak yang mengusung konsep interaktif. Konsep tersebut memberikan penonton anak-anak kemampuan untuk memilih jalan cerita versi mereka sendiri dengan cara menjawab serangkaian pertanyaan pilihan ganda yang dapat dengan mudah dijawab dengan bantuan remote televisi.

Dari pengalaman tersebut, Netflix siap untuk membawa format serupa kepada audiens dewasa. Tim Netflix menilai serial Black Mirror sebagai medium yang sesuai untuk mencoba konsep interaktif tersebut. Pada awalnya, Charlie dan Annabel kurang setuju dengan ide tersebut. Tetapi saat kedua belah pihak mulai mendiskusikan ide-ide untuk episode-episode selanjutnya, mereka pun setuju untuk membuat plot dengan format film interaktif. Alhasil, lahirlah Black Mirror: Bandersnatch, film interaktif pertama Netflix untuk audiens dewasa. Berlatar waktu tahun 1984, film tersebut mengisahkan tentang kehidupan Stefan Butler (diperankan oleh Fionn Whitehead dari ketenaran “Dunkirk”), seorang programer muda yang kacau kehidupannya setelah memulai proyek video game pertamanya.

Prediksi dan pengamatan tim Netflix menunjukkan audiens yang lebih muda cenderung mengarah kepada pilihan yang relatif sederhana. Sementara itu, pemirsa dewasa tampaknya memilih lebih banyak kompleksitas dalam alur cerita yang dipilihnya. Hal ini bisa menjadi tantangan logistik yang sangat besar dalam pengembangan cerita. Untuk mengatasi tantangan tersebut, tim teknis Netflix telah mengembangkan sebuah konsep penulisan naskah untuk narasi bercabang.

Film Black Mirror: Bandersnatch hadir dengan setidak-tidaknya lima kemungkinan akhir cerita. Pemirsa yang memilih jalur tercepat dan memutuskan untuk tidak melakukan apa pun akan melalui film tersebut dalam waktu sekitar 40 menit. Waktu menonton rata-rata sejauh ini adalah sekitar 90 menit. Secara keseluruhan, ada lebih dari satu triliun permutasi unik dari cerita ini.

Angka probabilitas tersebut juga termasuk iterasi yang relatif sederhana dan tidak perlu mengubah cerita itu sendiri. Misalnya, saat audiens membantu Stefan untuk memilih sereal yang hendak dikonsumsi di pagi hari.

Bertolak dari Bandersnatch yang mendapat respons positif dari audiens, Netflix mengatakan bahwa mereka berencana untuk mencoba konsep interaktif tersebut dalam genre lain, termasuk komedi, roman dan bahkan mungkin film horor. Pihak Netflix mengungkapkan bahwa tujuan akhirnya adalah untuk memajukan konsep bercerita, menawarkan cara kreatif yang baru untuk mengekspresikan diri, dan mendiskusikan lebih banyak hal kepada audiens. (Foto: dok. Netflix)