Alkisah seorang di Amrik sedang asyik bicara seni dengan Ujang.
+ Dude, lo tau gak kalo di Amrik tuh ada Burning Man?
Apaan tuh, men? Berning men Pestipal?
Malu kurang pengetahuan, dengan percaya diri dan tidak mau kalah, si Ujang berpikiran kalau temannya ngomong tentang orang main api alias bakar-bakaran.
Oh, I see, I see ! Di Indonesia mah ada yang begituan. Yang ente bilang itu mah namanya “Lomba Debus” !
+ ?#$ (bengong)

Jika membayangkan Burning Man sebagai show yang tinggal ditonton saja, anda pasti kecewa. Burning Man merupakan ajang ekspresi seni bebas selama enam hari di Black Rock, kota temporer seluas 400 mil persegi di atas padang gurun, Negara Bagian Nevada.

Acara ini juga menjadi Festival tahunan yang berakhir pada setiap Labor Day, hari buruh, bulan September. Penyelenggaranya sendiri menganggap “Burning Man” sebagai uji coba komunitas seni dalam ketahanan diri maupun ekspresi diri secara bebas. Sudah pasti, Burning Man bukanlah festival debus di Amerika.

Festival Burning Man ini bermula di Baker Beach, sebuah pantai dekat jembatan Golden Gate, San Francisco. Awalnya, Larry Harvey, seniman asal Portland, Oregon, melakukan pertemuan dengan sejumlah seniman di pantai tersebut. Mereka mengadakan pesta kumpul-kumpul sesama seniman sambil mempertontonkan karya seni masing-masing. Tepat pada hari ke enam, mereka secara sepontan membakar patung kayu besar berbentuk pria setinggi 2.4 meter untuk mengakhiri acara ekspresi bebas ini. Nama Burning Man diambil dari ritual ini.

Ajang seni kecil-kecilan ini ternyata berkembang menjadi besar. Kuatir akan bahaya kebakaran di lahan terbatas, acara pesta seni dipindahkan dekat Reno, tiga jam dari San Francisco. Ajang seni tengah gurun Nevada yang awalnya hanya melibatkan 20 orang ini, kini menyedot sekitar 40 ribu orang. Pengunjungnya tidak hanya dari Amerika Serikat, tapi juga seniman atau pecinta seni dari seluruh dunia.

“Burning Man” sebagai effigy-nya berkembang lebih besar dan lebih jangkung. Patung pria yang semula cuma setinggi 2.4 meter, kini dibuat menjadi 24 meter! Tema festival selalu berubah setiap tahunnya. Tahun ini mencomot “Green Man” sebagai temanya.

Orang datang ke event ini untuk ambil bagian membawa dan menciptakan karya seni. Dari kecil-kecilan sampai yang monumental. Dari kelompok kecil sampai grup besar. Pendeknya, orang tidak perlu mundur teratur, hanya karena takut dianggap aneh di sini. Karya seni berbagai bahan dan rupa dibuat untuk dipertontonkan secara bebas di sini.

Begitu masuk playa dalam festival Burning Man ini, orang dilarang berjual beli. Pokoknya, bebas lepas tanpa aturan. No cash, No waste left behind.

Mau datang ke acara ini tahun depan? O’ ya, hati-hati. Banyak orang gak pakai apa-apa. Lho? Habis, panas sih di Gurun Nevada. He..he.. (magenta) www.burningman.com)

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik  www.KabariNews.com/?2297

Mohon Beri Rating dan Komentar dibawah untuk Artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

April Insurance

Lebih dari 100 Perusahaan Asuransi di California

Klik www.ThinkApril.com atau telpon sekarang 1-800 281 6175