We looked!
Then we saw him step in on the mat!
We looked!
And we saw him!
The Cat in the Hat!

Itu adalah penggalan buku anak populer Cat in the Hat karangan Dr.Seuss. Buku cerita tentang kucing berdasi dan bertopi tinggi warna merah putih ini pertama kali diterbitkan Random House tahun 1957. Awal Maret lalu, buku klasik ini merayakan ultahnya yang ke-50. Sekolah, perpustakaan, toko buku dan anak-anak seantero Amerika Serikat pun ceria menyambutnya. Dari acara baca buku bersama, pesta kostum, sampai acara sumbang buku untuk anak kurang mampu.

Pernah membaca buku ini untuk anak atau cucu tercinta ? Terus terang,dibesarkan di Indonesia, aku tidak punya kemewahan mendengar cerita-cerita Dr. Seuss yang mengasyikkan. Apa boleh buat. Setelah tinggal dan punya anak di AS, baru aku punya kesempatan membacakan sendiri karangan-karangan Dr. Seuss buat anakku.

Aku pertama kali membacakan buku “Cat in the Hat” waktu anakku berusia dua tahunan. Biasanya sebelum tidur dan setelah gosok gigi. Tentu saja dia belum bisa membaca saat itu. Herannnya, dia tidak bosan-bosannya memintaku membaca ulang cerita Dr. Seuss ini. Bahkan, membuka-buka buku dan “membaca” sendiri. Gambar ilustrasinya memang paling ampuh memikat anak.

Mengapa bisa begitu ? Aku kira cerita Cat in the Hat memang sangat sederhana. Plotnya bikin penasaran apa yang akan terjadi berikutnya. Ini tentang kucing usil, iseng sekaligus lucu. Dr. Seuss cuma memakai 236 kata saja dan berjuang cerdas mengotak-atik kata itu agar dimengerti anak. Banyak kata-katanya berirama seperti pantun (rhyme). Tanpa terasa anak dikenalkan alfabet dari A sampai Z.

Beberapa tahun kemudian, setelah bisa baca-tulis, anakku dan aku kadang masih main tebak-tebakan dengan rhyme Cat in the Hat. Yang pasti karya-karya Dr Seuss menjadi buku favorit tidak hanya anakku, tapi juga orangtuanya.

Pengalamanku membacakan buku anak yang mengasyikkan ini dialami juga oleh jutaan orang lainnya di AS. Buku “The Cat in the Hat” sendiri kabarnya terjual sedikitnya sekitar 10,5 juta copy. Tidak termasuk yang jadi koleksi berbagai perpustakaan umum di AS.

Theodor Seuss Geisel, yang lebih dikenal dengan Dr. Seuss (meninggal 1991), sebetulnya menulis The Cat in the Hat sebagai jawaban atas keprihatinan orangtua di Amerika pertengahan tahun 50-an. Dalam majalah Life, pengarang pemenang Hadiah Pulitzer John Hersey, berpendapat bahwa buku anak-anak masa itu membosankan dan tidak bisa bersaing dengan kartun atau komik. Kemudian, dia menantang Dr Seuss mengarang buku yang bisa memikat anak kelas satu sekolah dasar.

Tidak lama kemudian, Dr. Seuss mengarang The Cat in the Hat, buku anak yang amat revolusioner yang mendorong semua anak agar senang membaca buku. Buku The Cat in the Hat dan buku Dr Seuss lainnya, The Grinch and Horton Hears a Who ! sudah difilmkan.
Tunggu apa lagi ? Bagikan kesenangan membaca sejak dini buat anak cucu anda. (lingling)*
Museum Dr. Seuss dan karya-karyanya di Springfield, MA.
www.catinthehat.org

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?31177

Klik Disini untuk Baca Artikel ini di Majalah Kabari April 2008 ( E-Magazine )

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

MedicIns

Lebih dari 10 Program Asuransi Kesehatan

Klik www.TryApril.com          Email : Info@ThinkApril.com

Telp. 1-800 281 6175