Diantara 6
orang yang dipanggil Presiden dan berdiri melakukan konferensi pers di Istana
Negara, Selasa siang (18/10) ada seorang paruh baya yang berbaju rapi namun
bersepatu kets. Calon menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara) bersepatu kets
itupun berbicara sambil menangis.

Dahlan Iskan
nama lelaki paruh baya itu. Diantara sesenggukannya dia mengatakan, “Di depan
Presiden saya juga menangis. Saya sedih meninggalkan PLN (Perusahaan Listrik Negara).
Saya tahu teman-teman di PLN sekarang sedang semangat-semangatnya membenahi diri dan makin mantap untuk maju”
katanya sambil berkali-kali mengusap air matanya. “Saya belum tentu lulus tes
kesehatan karena saya orang sakit,” lanjutnya. Dahlan Iskan adalah Direktur
Utama PLN dan sebelumnya telah menjalani transplantasi hati di Cina.

Setelah
dinyatakan lulus tes kesehatan sebagai menteri, Dahlan Iskan menyatakan bahwa
dirinya akan menolak gaji menteri, fasilitas dan tunjangan yang diberikan Negara
sebagai menteri. Ini tak jauh berbeda ketika dirinya menjabat sebagai Direktur
PLN. Selama menjabat dia tidak mengambil gaji, tidak memakai mobil dan rumah
dinas.

Siapakah Dahlan Sebenarnya ?

“Dia tipe
pekerja keras,” kata Rhenald Khasali, akademisi /ahli managemen dari UI. “
Tipikal kerjanya adalah prioritas. Dia tidak akan merombak seluruh kementrian.
Dia akan mengutak-utik 20 persen untuk mendorong 80 persen sisanya untuk
menjadi lebih baik,” kata Rhenald.

Ketika
memimpin PLN, dia menghadapi begitu banyak kritik orang terhadap seringnya mati
lampu. “Saya dulu sebagai wartawan selalu mengkritik kenapa PLN terlalu sering
melakukan pemadaman listrik. Ketika memegang PLN saya dihadapkan pada bagaimana
memecahkan kekurangan pasokan listrik,” kata Dahlan di sebuah kesempatan.
Setelah bisa memenuhi ketersediaan
pasokan listrik, dia memecahkan masalah daftar tunggu pelanggan listrik. “Mencapai
2,5 juta daftar tunggu,” katanya. Menyelesaikan daftar tunggu ini diyakininya
dapat menyelesaikan beberapa masalah lainnya misalnya calo dan pencurian
listrik. Prioritas selanjutnya yang dia selesaikan adalah masalah trafo. “Tiap
hari ada saja trafo yang rusak. Hingga tahun ini saya minta ada 15 juta trafo tersedia di PLN,” katanya.

“Setelah
menjadi Dirut PLN, tak ada hari bagi saya untuk tidak berbicara soal listrik. Saya
yakin kita bisa mengalahkan Malaysia dalam hal listrik,” katanya dengan
bersemangat. Saat ini Malaysia mengalami
pemadaman listrik 8 kali dalam sebulan. “Sedang Indonesia 9,2 kali sebulan.
Tapi saya yakin masa mendatang kita bisa memperkecil angka itu, “ujarnya. Masa
lalunya sebagai wartawan dan aktivis mahasiswa membantunya untuk tahu apa yang
masyarakat harapkan dari kerjanya.

Ketika menjadi
pemimpin Jawa Pos, dia mengajarkan bagaimana memecahkan persoalan besar menjadi hal yang sederhana. “Gak usah mahal-mahal riset marketing
untuk tahu lokasi berjualan koran. Lihat
saja ATM BCA. Kalau di situ ada ATM BCA berarti penduduknya padat,” katanya
sambil mengatakan bahwa dia memakai pemikiran orang kampung untuk memecahkan
sesuatu. “Berangkat dari hal-hal sederhana saja,” katanya.

Lahir dari
keluarga santri yang miskin di Magetan Jawa Timur, 17 Agustus 1951. Dahlan Iskan kecil yang dibesarkan di lingkungan pedesaan
dangan serba kekurangan, akan tetapi sangat kental akan suasana religiusnya.
Ini kemudian mewarnai caranya memandang dan menangani berbagai problematika;
terutama dalam bisnis dan pengembangannya. Dahlan sebelumnya adalah CEO Jawa Pos dan Jawa Pos News Network, yang bermarkas di Surabaya. Ia juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009. 

Karir
Dahlan dimulai sebagai calon reporter satu surat kabar kecil di
Samarinda, Kalimantan Timur, pada 1975. Kemudian pindah ke Tempo dan memimpin Jawa
Pos sejak 1982. Dia adalah sosok yang
menjadikan Jawa Pos –waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar–
dalam waktu lima tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar.
Peningkatan yang sangat luar biasa.

Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News
Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, yang
menjadi induk bagi lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40
jaringan percetakan di Indonesia. Tidak berhenti sampai di situ saja, dunia
penyiaran televisi juga dimasuki secara pasti pada 2002, ia mendirikan stasiun
televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan
Riau TV di Pekanbaru. Oleh teman-teman wartawan, Iskan yang berkacamata itu
dikenal sebagai “orang keras dan tegas”. “Pak Dahlan itu keras
jika sudah memberi tugas,” kata seorang bekas wartawan Jawa Pos yang
pindah ke satu televisi swasta.

Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur
utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar, yang dikritik karena selama
kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Sejak awal 2009, Dahlan diangkat sebagai
Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo, yang akan memulai pembangunan Sambungan
Komunikasi Kabel Laut (SKKL)pertengahan tahun ini. SKKL ini akan menghubungkan
Surabaya Indonesia dan Hongkong. Dengan panjang serat optik 4.300 kilometer.

Semenjak memimpin PLN, Iskan membuat beberapa
gebrakan, di antaranya bebas byar-petse-Indonesia
dalam kurun enam bulan, gerakan sehari sejuta sambungan. Dia punya mimpi
membangun PLTS di 100 pulau pada 2011. Sebelumnya, pada 2010 PLN telah berhasil
membangun PLTS di lima pulau di Indonesia bagian timur yaitu Pulau Banda,
Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan
Citrawangan.

Ditahun 2008,
dia membuat buku berjudul “Ganti Hati”. Buku ini berisi pengalaman
Dahlan operasi cangkok hati di Cina. Di sehariannya dia tetap memakai sepatu
kets . “Pada suatu kali saya ke Istana memakai sepatu resmi. Kemudian ditegur
oleh Presiden SBY. Kenapa gak seperti biasanya (memakai sepatu kets) kata
beliau. Sejak itu saya percaya diri saja memakai sepatu kets,” ujarnya.

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?37453

Untuk melihat artikel Profil lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :