KabariNews – Pemirsa televisi di Tanah Air pasti tak asing lagi dengan sosok bule yang fasih berbahasa Indonesia dan pandai bernyanyi itu. Ya, dialah Dan Nicky, pria asal Chicago, Illinois, Amerika Serikat yang kini tengah menapaki dunia entertainer di Indonesia, sambil terus bekerja sebagai guru bahasa Inggris. KABARI mewawancarainya untuk Anda!

Dan Nicky sedang memainkan alat musik kecapi

Dan Nicky sedang memainkan alat musik kecapi

Tanah Pasundan, Bandung yang kondang dengan laras degung dan alat musik tradisionalnya begitu mencuri hati Dan. Tapi pada mulanya, kesenian tradisional Indonesia yang dikenalnya adalah tarian Bali dan Jaipong, yang dipelajarinya dari Gusti Ngurah Kertayuda di Konsulat Jenderal RI di Chicago, kampung halamannya. Itu terjadi menjelang keberangkatannya pertama ke Indonesia. Ketika itu ia masih bersama sang istri yang merupakan teman satu SMA.

Setahun mengajar bahasa Inggris di Medan, pria periang dan humoris itu kembali ke Amerika. Tak lama di Indonesia, tapi hati Dan sudah kepincut pada kesenian tradisional Indonesia. Ia pun bertekad untuk kembali ke Indonesia. Sayangnya, istri Dan tak sejalan sehingga mereka terpaksa berpisah. Sendiri Dan ke Indonesia, dan ia sempat tiga tahun bermukim di Bandung. Total hampir tujuh tahun ia bekerja sebagai guru bahasa Inggris, sambil menikmati aktivitas berkesenian Nusantara.

“Ya, itulah sekelumit kisah saya, Dan Nicky. Saya asal Chicago yang kini tinggal di Cikaso,” selorohnya, mencandai kemiripan lafal antara kampung halamannya Chicago dengan Cikaso, sebuah kawasan di Cicadas, Bandung. “Saya belajar menyanyi lagu-lagu Sunda di Sanggar Seni Barudak, belajar bahasa Sunda dan memainkan alat musik tradisional dari kecapi, seruling dan gendang. Saya hapal sekitar 10 lagu Sunda, di antaranya Es Lilin, Bubuy Bulan, Talak Tilu, Kabogoh Jauh dan Mawar Bodas.”

Dan sangat mencintai musik dan budaya Indonesia, serta meresapinya hingga ia bisa fasih berbahasa Sunda. Bahkan ia punya nama panggilan Sunda, Kang Kung. Kok, nama sayuran? Bukan! Itu nama hasil rekaan Dan sendiri, yakni singkatan dari Akang nu jangkung—Abang yang bertubuh tinggi. Itulah salah satu ulah kocak Dan yang kerap memancing tawa orang.

TERINSPIRASI IWAN FALS

Berada di Indonesia, Dan terus menggali bakat dan talenta seninya. Mulai dari seni tari, musik dan menyanyi, kemudian giat mengikuti ajang kompetisi seni yang digelar di stasiun televisi swasta. Ini membuatnya cepat dikenal pemirsa layar kaca.

Ketika ditanya tentang siapa musisi Indonesia yang menjadi inspirasinya, Dan cepat menyebutkan nama Iwan Fals. Karya musisi legendaris Indonesia itu sedikit banyak telah menginspirasi dan memengaruhi sikap bermusik dan lagu yang dimainkannya.

“Saya respect pada karya-karya Iwan Fals. Lirik lagu Iwan Fals begitu terbuka, dan bisa membangkitkan semangat masyarakat yang dalam kesusahan. Itu menginspirasi banget,” ungkap Dan, semangat.

Lagu Iwan Fals yang pertama kali dihafalnya adalah Bento, yang memang sangat fenomenal di masanya. Saat itu di Amerika, kata Dan, karya Bob Milan sedang tren. Namun ia mengaku lebih condong ke Iwan Fals, karena lirik dan musiknya begitu menginspirasi banyak orang.

Dan Nicky sedang memainkan alat musik seruling

Dan Nicky sedang memainkan alat musik seruling

Talenta Dan dalam bermusik memang sudah ada sejak dulu ketika masih di Chicago. Ia pernah merilis 3 album, namun ia lebih memilih hijrah ke Indonesia dan belajar berbagai budaya Indonesia termasuk menciptakan lagu anak-anak.
“Saya merilis 3 album di Amerika dalam bahasa Inggris, jenis musik edukatif juga, kemudian saya berpikir bagaimana kalau saya bikin lagu anak bahasa Indonesia,” kata pria yang mengaku menciptakan lagu sejak usia 18 tahun.

Dan memulai karyanya dari lagu-lagu jenaka, lalu mencoba menciptakan lagu untuk anak-anak. Dia sangat menyukai anak-anak dan merasa lebih mudah mengekspresikan diri yang sangat humoris. “Saya memilih lagu anak-anak, karena saya termasuk suka bercanda. Kemudian mencipta lagu standar anak di Amerika. Cukup sukses, dan banyak yang beli musiknya ber-genre rock” ungkapnya.

Tentu tidak langsung berhasil, ada usaha untuk mencapainya, sambil terus mencoba peruntungan dan melihat peluang. Ia juga pernah mengekor salah satu band kesukaannya, Roxette, Dan merilis CD rock yang dikolaborasikan dengan musik dunia, namun sayang, sepi peminat. Ia terus mencari peluang dan beralih menciptakan lagu anak-anak. “Saya senang bikin kreasi dan apresiasi. Seniman ‘kan harus meneruskan karyanya. Ayo saja saya teruskan.”

Diakui Dan, menciptakan lagu berbahasa Indonesia tidaklah mudah. Karena itu ia sering meminta masukan dan bantuan teman Indonesia membuatkan lirik lagu yang lebih enak didengar.

“Susah sekali ketemu lirik yang pas. Jadi, saya nggak berani mencipta lagu dalam bahasa Indonesia tanpa bantuan teman dari Indonesia. Begitu juga dengan lagu komedi, tapi ada ciptaan lagu berbahasa Sunda, dan itu dibantu sama Kang Uci,” kata Dan yang hanya menciptakan konsep, lalu menyerahkan ke ahli untuk disempurnakan.

Hampir semua lagu Dan berlirik jenaka, termasuk album anyarnya, Pengamen dari Indonesia, yang baru dirilis. Baginya, musik adalah cinta pertama, sedangkan profesi guru diakuinya sebagai penopang hidup.

KOLABORASI MUSIK SUNDA DENGAN ROCK

pada acara Indo X-mas Celebration

pada acara Indo X-mas Celebration

Bersama Yves Francois,Dwayne dan Marcel

Bersama Yves Francois,Dwayne dan Marcel

Kesenian Indonesia sepertinya sudah melekat pada diri Dan. Sejak memutuskan tinggal di Indonesia dan memperdalam berbagai kesenian Indonesia Dan membuat ciri khas yang tidak dipunyai orang lain. Dari keunikannya inilah, perlahan ia dikenal masyarakat luas sebagai bule yang melestarikan budaya Indonesia.

Di matanya, musik etnis Indonesia sangat luar biasa, karena itu ia tertarik mendalami dan mempelajarinya sampai detik ini. Kenapa Sunda? Alasannya sederhana, karena saat ini ia masih tinggal di Bandung. Itu sebabnya ia fokus di kesenian dari Parahyangan dulu. Bisa jadi kelak ia ingin mempelajari kebudayaan Indonesia lainnya.

Dalam berkarya, Dan berusaha menjalani sesuai jalur yang dia suka, tanpa mencoba menghilangkan identitasnya. Banyak kesenian tradisional yang sudah dipelajarinya, sampai akhirnya tercetus ide menciptakan kolaborasi indah antara musik tradisional dengan musik rock. “Semua menarik. Saya sendiri tertarik melakukan kolaborasi dengan musik rock,” ujarnya pada KABARI.

Lahirlah, Sons of Sangkuriang, sebuah proyek impiannya bersama musisi Sunda lainnya. Ketertarikannya pada musik tradisional Sunda ditumpahkannya ke dalam karya seni unik yang mengolaborasikan musik Sunda dengan rock. “Kita coba buat sesuatu yang unik,” ucapnya bangga, bisa mengangkat budaya Indonesia dengan cara yang tidak biasa.

Meski masih dikelola sendiri, Dan yakin suatu saat karyanya bisa diterima masyarakat. “Kita jalan untuk melestarikan kebudayaan dan kasih semangat buat anak muda Indonesia. Belajar budaya sendiri lebih dalam dan harus bangga dengan budaya sendiri,” paparnya sambil tersenyum riang.

Di tengah kesibukannya, Dan punya kegiatan lain yang tak kalah unik. Idenya, cukup kreatif dan edukatif yaitu mengajar bahasa Inggris melalui sebuah lagu, How Are You Mr. Dan? adalah program acara yang digarapnya. Ia mengedukasi anak melalui lagu-lagu ciptaannya. Agar mudah dimengerti, ia mengemas lagu dengan konsep komedi.

JADI JEMBATAN BUDAYA

Keroncong bersama Pak Ngurah dan NIU World Musik Ensemble

Keroncong bersama Pak Ngurah dan NIU World Musik Ensemble

Perayaan KJRI 30 thn

Perayaan KJRI 30 thn

Dan Nicky tak hanya jatuh cinta pada kebudayaan dan seni Indonesia, tapi juga turut melestarikan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Meski bukan asli Indonesia, ia sangat peduli dan ini patut diapresiasi. Banyak harapan yang ingin segera diwujudkannya. Salah satunya, menjadi inspirasi kaum muda Indonesia untuk melestarikan kekayaan budaya yang sangat berlimpah.

“Saya ingin memotivasi anak muda untuk melestarikan budaya di sini, sekaligus menginspirasi anak di Amerika agar membuka pikirannya untuk menerima budaya Timur. Jadi, saling mengerti seni budaya Indonesia dan Amerika.”

Orang Amerika, kata Dan, sering merasa takut ke Indonesia karena Indonesia sering diberitakan miring seperti bencana alam. Ia sendiri santai menanggapinya. “Intinya, cinta damai antarnegara. Karena kita semua manusia. Yang luar biasa adalah Indonesia kaya akan seni budaya yang luhur dan harus dilestarikan,” tutup Dan, seraya memainkan gitarnya, menyanyikan lagu anak Cicak di Dinding versi bahasa Inggris.(1011)

Klik disini untuk melihat majalah digital kabari +

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/76219

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Hosana

 

 

 

 

kabari store pic 1