Meskipun berada di dalam penjara, Artalyta atau yang akrab disapa Ayin ternyata masih sempat-sempatnya mengatur siasat. Siasat bikinan Ayin ini terungkap saat percakapan teleponnya dari dalam penjara  dengan Urip-juga berada di dalam penjara-, diperdengarkan saat persidangan . Berikut petikan  percakapan tersebut.

Artalyta (A): Halo Pak Guru

Urip (U): Iya Ibu Guru.

A: Jadi gini ya. Besok itu intinya, sesuai keterangan
beliau-beliau, sama yang kemarin. Sudah membantu Anda itu. Dia menyatakan itu
dari awal 1, 2, 3 tidak ada indikasi. Jadi besok seperti itu saja, seperti
keterangan pak 1 dan 2 yang dibaca di BAP saya. Itu bagus. Intinya, besok tetep
konsisten pada jumlah itu, angka itu. Perbengkelan itu kan sudah ada apa namanya….

U: Apa itu?

A: Bukan, proposalnya

U: Iya

A: Menurut saya, itu kan
sudah logis itu, bengkel itu

U: Ya

A: Ini harus, tapi diinget. Besok, satu itu di ujung

U: Ya

A: Anda kan
menghadap ke depan yang paling kiri. Anda kan
menghadap lima
rektor itu (hakim). Anda kan menghadap lima rektor, nah itu yang
paling kiri (anggota majelis hakim Andi Bachtiar). Nanti dia pasti ngulitin.
Biasa, namanya ujian. Jadi dia pasti keras ininya. Tapi Anda kan
penyelidik, Anda kan
sebagai Urip ngerti hukum. Saya juga ngerti hukum, pasal ini,
ini, ini, enggak boleh men-judgement orang. Dia kan negatif thinker. Satu itu aja.
Ya kan?

U: Ya

A: Pokoknya, ulangannya saya, enggak naik-naik aja

U: Ya

A: Kalau yang masalah surat
itu, ungkapan itu. Terserahlah Anda membuatnya, bagaimana Anda mengininya.
Seolah-olah dalam keadaan seperti ini saya juga bagaimanalah. Saya enggak tega,
dia terlalu baik, memberikan soal-soal ujian (pinjaman) pada saya. Jadi saya
juga tidak tahu harus mengembalikan ini. Inilah keadaan saya sebenarnya.
Pokoknya seperti yang saya awal itu.

U: Ya, saya konsisten kok orangnya. Ok! Ok! Saya sebenarnya, anu,
sungkan. Saya biasa anu kok malah ngalor ngidul gitu

A: Enggak, sebenarnya saya kan
sudah konsultasi… Ini saudara aman enggak sih kalau saya giniin

U: Enggak, ini cuma sama istri kok

A: Ke arah tv juga enggak?

U: Enggak-enggak.

Percakapan ini justru membuktikan bahwa Ayin sedang menyusun skenario baru. Saat ditangkap dulu, Ayin dan Urip kompak mengaku uang yang ditemukan KPK di mobil Urip adalah uang hasil bisnis permata. Belakangan keterangan keduanya berubah, yakni uang itu sebagai pinjaman modal Ayin kepada Urip untuk buka bengkel.

Ayin juga menelpon seseorang yang dipanggil Yan, Yan dipercaya sebagai kaki tangan Ayin. Berikut petikannya :

Artalyta (A): Yan…

Yan (Y): Ya Bu

A: Ini saya pakai nomor lain. Takut yang itu nggak bersih. Kalau punya kamu bersih?

Y: Ya

A: Jadi begini, Senin ini itu kan Agus mereka. Itu nggak tahu institusinya. Kalau minggu ini enggak ada saksi lagi, kan si Urip yang jadi saksi. Itu tolong buatin itu Yan, yang dia suruh ungkapkan apa yang kemarin kita cerita itu. Pointers-nya sudah saya kasih tahu kan bahwa dia itu pinjam. Bagaimana dia harus mengembalikan nanti. Masak dia harus ngorbanin ibu. Dengan berbagai cara saya upayakan untuk mendapat pinjaman. Dengan segala cara, merayu, membujuk. Kan saya mohon jangan mengorbankan ibu.

Y: Ya, ya.

A: Bisa nggak buatin Yan?

Y: Bisa-bisa.

A: Kapan?

Y: Jadi gini, kalau saya rasa Senin atau Rabu saya hadir.

A: Boleh jugalah.

Y: Senin atau Rabu saya kan di sana. Kan sudah buat. Saya serahkan ke Urip Senin atau Selasa.

A: Nggak, ini dia kan sudah konpers. Kemarin saya bilang suruh buat supaya tanpa ada paksaan.

Y: Iya Bu, iya.

A: Saya suruh buat sendiri sesuai nuranimu. Dia bilang ya udah nggak apa-apa karena dia lagi fokus. Dia lagi di-split juga di kasus di luar saya dan Glenn (Glenn Yusuf, mantan Kepala BPPN). Jadi dia bilang ibu buatin saja, nah saya ikut saja. Nanti saya ngomong pada saat bersaksi.

Y: Jadi begini Bu, saya sudah siapin. Nanti kalau enggak Senin, saya langsung berangkat ke tempat dia. Saya diskusi sama ibu dulu. Setelah oke, baru saya diskusi bareng dia.

A: Coba deh sekarang kamu buatin saja. Nanti kan saya kasih ke Albab (pengacara Urip, J Albab Setiawan). Coba deh sekarang kamu bikin saja, nanti kan saya kasih ke Albab

Y: Oh ya sudah

A: Dia kan sudah suruh saya buat. Kamu sudah tahu maksudnya kan? Kamu buatin aja, kata-katanya kamu dramatisir.

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?31649

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :

Lincoln University

LEARN MORE
EARN MORE
MUCH MORE

Lincoln University
401 15th St.Oakland, CA 94612
Telp. ( 510 ) 628-8010,  (888) 810-9998 ( toll free )
Klik www.lincolnuca.edu