Mantan TKW (tenaga kerja
wanita) Darsem yang terbebas dari hukuman pancung di Arab Saudi terus mendapat
sorotan masyarakat. Kali ini bukan karena kebebasannya, namun karena uang
donasi dari masyarakat sebesar Rp 1,2 miliar.

Uang cuma-cuma yang
diterima Darsem dianggap tidak dipergunakan sebagaimana mestinya, tapi lebih
untuk kepentingan keluarga dan pribadi. Dari uang tersebut Darsem mengaku mempergunakan sebagian
uangnya untuk membeli sebidang sawah, membangun rumah dan di sumbangkan untuk
fakir miskin. Bahkan baru-baru ini wanita asal Subang, Jawa Barat itu akan
menggelar pesta khitanan untuk putra semata wayangnya dengan pesta tiga hari tiga
malam.

Kontan saja rencana Darsem
mendapat sorotan sinis dari masyarakat yang merasa menyumbang. Ditengah persiapan
acara khitan putranya, Darsem mendapatkan dua surat imbauan dari “Serikat
Karyawan Jabodetabek” dan “Serikat Masyarakat Pemberi Sumbangan kepada Darsem”

Dalam surat itu disampaikan
rasa keberatan dari masyarakat yang merasa mendonasikan uangnya untuk ‘nasib’
Darsem saat mendapat ancaman hukuman pancung. Kepala Dusun Trumtum Desa
Patimban Watub yang menyampaikan surat tersebut mengaku, surat imbauan itu ia
terima dari Kepala Desa Patimban M Soleh yang dikirim via pos ke Kantor Desa
Patimban beberapa hari yang lalu kemudian diserahkan kepada Darsem.

Seperti ditulis Kompas
(16/9), surat dari “Perkumpulan Masyarakat Pemberi Sumbangan kepada Darsem” di
Depok, Jakarta dan Tanggerang tertanggal
9 Agustus 2011 ditandatangani oleh M Wisnu Anugerah, SH dan Adiran Situmeang,
SH, MH yang menjadi perwakilan masyarakat dari 755.000 penyumbang.

Dalam suratnya tertulis, “Dengan
ini kami menghimbau kepada seluruh tokoh masyarakat Desa Patimban untuk
menginstruksikan imbauan ini kepada Darsem supaya Darsem tidak menfoya-foyakan
uang pemberian kami hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarganya”.

Selanjutnya, masyarakat
juga meminta Darsem mempergunakan dana sumbangan untuk kepentingan dan
memajukan kesejahteraan rakyat Patimban, memberikan bantuan biaya pendidikan
anak-anak miskin, serta kepentingan sarana umum tempat mushula dan
kegiatan-kegiatan lainnya.

Selain itu, surat dengan
pernyataan sama yang ditulis oleh “Serikat Karyawan Jabodetabek” yang ditujukan
kepada Kepala Desa Patimban tertanggal 23 Juli 2011. Darsem diminta untuk
memperhatikan pihak lain dalam mempergunakan dana sumbangan.

Di dalam surat juga tertulis ancaman jika
imbauan tidak dilaksanakan, diantaranya, “1. Kami akan menuntut membekukan
kekayaan Darsem karena tidak dipergunakan dengan bijak,” tulis surat yang
ditandatangani oleh Abidin Agus Salim, ST selaku Ketua; dan hamil, SH, selaku
sektetaris.

Dasrem tetap acuh?

Meski sudah mendapat
teguran dari berbagai pihak mulai dari komentar tetangga, masyarakat sampai
datangnya surat imbauan agar tidak menggunakan uang untuk kepentingan pribadi,
Darsem dan keluarga terkesan tidak menggubris isi imbauan. Darsem dan keluarga
justru lebih mengutamakan persiapan pesta. “Kami akan mengutamakan acara
hajatan dulu. Mungkin setelah acara, hal ini akan dilaporkan ke kepolisian,”
kata Dawud Tawar, mewakili keluarga.

Darsem mengaku sudah
menerima surat imbauan tersebut.  Seperti tidak mengindahkan isi imbauan, Darsem
mengatakan akan memperlihatkan surat kepada pihak TV swasta yang menyalurkan
dana bantuan. “Saya akan melaporkan surat ini kepada TV One,” kata Dasrem
kepada Kompas.

Pesta khitanan akan
dilaksanakan selama tiga hari tiga malam. Acara yang akan dimulai dari hari
Sabtu dengan prosesi adat yaitu mengarak pengantin sunat, sedangkan pelaksaan
sunatan akan dilakukan pada hari Minggu, dilanjutkan dengan hiburan sandiwara
kelompok Seni Klambi dari Indramayu. Acara ditutup dengan siraman rohani dan
pengajian.

(Baca juga : Lolos dari Hukuman Pancung, Darsem Kaya Mendadak)

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37311

Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :