KabariNews –  Memasuki era kompetisi MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN membuka arus perdagangan dan jasa yang lebih bebas. Oleh karena itu  diperlukan peningkatan daya saing komponen ekonomi Indonesia yang antara lain, memberdayakan peran dan bersinergi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk meningkatkan daya saing produk di pasar global melalui berbagai inovasi dan terobosan.

Hal ini seperti  yang dilakukan oleh dua Perusahaan Negara yaitu PT. INKA (Persero) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)- Indonesia Eximbank yang meluncurkan produk ekspornya di Pelabuhan Nusantara Tanjung Perak, Gate Jamrud Utara, Surabaya, Kamis (31/03).

Menteri Keuangan Bambang Brojdonegoro mengapresiasi kinerja PT. INKA dan LPEI-Indonesia Eximbank. “Promosi ekspor Indonesia harus punya pola yang baru, nantinya tidak hanya sekedar jualan produk ekspor akan tetapi harus ada ekspek yang meneruskan transaksi.  “Yang di lakukan oleh PT. INKA, kedepannya dapat di ikuti oleh BUMN-BUMN lainnya” tuturnya.

Baru pertama kalinya PT. INKA berhasil melakukan ekspor gerbong kereta ke Bangladesh. PT. INKA  memperluas proses pasar ke negara Bangladesh mendapat saingan dari perusahaan kereta asal Tiongkok. Seperti sudah menjadi langganan Indonesia, bahwa negara Tiongkok menjadi pesaing tetap disetiap event ekspor.

Ekspor gerbong kereta penumpang atas pesanan Bangladesh Railway dilakukan secara bertahap. Shipment pertama  dilakukan pada tanggal 31 Maret 2016 sebanyak 15 gerbong dari 150 gerbong atas biaya produksi dari LPEI-Indonesia Eximbank dengan nilai maksimum sebesar Rp. 300 miliar untuk jangka waktu produksi sampai dengan 31 Desamber 2016.

Pembiayaan ini merupakan realisasi dari peraturan menteri keuangan No. 1156/KMK.08/2015 tentang penugasan khusus pembiayaan ekspor produk gerbong kereta api PT. INKA (Persero). Penugasan khusus atau National Interest Account (NIA) di pandang perlu, karena secara komersial sulit dilakukan, namun pemerintah memandang penting sehingga harus dibuat keputusan Menteri Keuangan.

LPEI-Indonesia Eximbank juga melakukan penetrasi pasar dengan melakukan terobosan perluasan pasar dengan membiayai negara tujuan ekspor atas biaya impornya. Misal, negara tujuan ekspor gerbong kereta penumpang adalah Bangladesh atas dasar pesanan Bangladesh Railway, LPEI-Indonesia eximbank masuk dalam sektor pembiayaannya  yang sudah barang tentu melalui MoU antar negara.

Selain itu, LPEI-Indonesia Eximbank tidak hanya masuk dalam sektor pembiayaan ke luar negri, namun juga masuk dalam sektor pembiayaan  dalam negeri dengan ketentuan beroreintasi ekspor dengan suku bunga kredit sebesar 9%. Seperti yang telah dilakukan terhadap dua perusahaan Jawa Timur berorientasi ekspor dari Sidoarjo dan Surabaya yaitu PT. Samudra Kencana Mina  dan PT. Perwira Mulijaya Kencana. (Yan-Jatim)