Eforia Demokrasi, Dukun Santet Ikut Pilkada

Demokrasi memang memungkinkan siapa saja berhak mencalonkan diri menjadi pemimpin. Tak peduli penyanyi, bintang film, mahasiswa, buruh, bahkan dukun santet pun boleh!

Sejak era reformasi, Indonesia memang mengalami yang namanya eforia. demokrasi. Semua gegap gempita menyambut kedatangan sesuatu yang bernama ‘demokrasi’. Maklum, selama 32 tahun lebih, demokrasi seperti sebuah paham yang ‘disebut boleh dipakai jangan’.

Alhasil, begitu orde baru tumbang, isu demokrasi langsung menyeruak. Jadilah eforia demokrasi. Sekarang memilih pemimpin, seperti Bupati, bahkan di Jakarta, pemilihan RW pun mesti melalui pemilihan umum. Jadi mulai dari Presiden, Gubernur, Walikota sampai RT dan RW, semua dipilih langsung oleh rakyatnya. Bagus juga sebetulnya, tetapi kebayang gak sih ada berapa ribu kabupaten di Indonesia?

Nah belakangan ini, eforia demokrasi juga menyergap para pesohor Indonesia. Mereka ramai-rami mendaftar menjadi calon pemimpin kepala daerah. Meski sah saja, tapi motivasinya boleh dibilang masih normatif, ingin membenahi daerah pemilihan mereka. Banyak diantara mereka yang bahkan sama sekali tak melalui proses alami penggodokan di partai. Pengetahuan politik mungkin bisa saja dipelajari dari buku-buku yang dibeli di kaki lima. Tapi proses pematangan dan pendewasaan berpolitik tak bisa instan. Perlu waktu yang tak pendek. Beberapa pengamat politik bahkan sinis akan keberadaan mereka di dunia politik. Tapi namanya juga demokrasi, siapa pun boleh maju, siapapun boleh bersuara. Para pesohor itu tetap lenggang kangkung ke arena politik.

Nah beberapa hari lalu, Ki Gendeng Pamungkas, dukun ‘top seantero jagat’ yang mengaku membawahi ratusan dukun di Indonesia, mendaftarkan diri menjadi calon walikota Bogor dari jalur perseorangan. Nama Ki Gendeng Pamungkas berkibar ketika dia sesumbar ingin menyantet George W. Bush ketika Presiden Amerika itu memang berkunjung ke Indonesia. Saat Bush tiba, niatnya itu ternyata ternyata benar-benar dilaksanakan, di sebuah tempat dan ditonton orang banyak, ia menggelar ritual. ritual itu dilaksanakan mirip seperti film-film horor kacangan Indonesia, ada kemenyan, ada kembang tujuh rupa, ada telur ayam kampung, mantra yang dibacakan sembari komat-kamit, sampai gerakan-gerakan silat. Pokoknya keren deh! Puncak ritual itu, ia memotong seekor kambing sebagai tumbal. Darah kambing tersebut dibacakan mantra-mantra. Katanya, habis pulang dari Indonesia, bokong George W. Bush bakalan bisulan dan George W Bush bakalan celaka.

Sampai sekarang George W. Bush masih sehat wal’afiat.

Ki Gendeng Pamungkas memang gendeng, ujar salah seorang paranormal yang dihubungi Kabari semalam. “Dia orang baik, cuma senangnya cari sensasi. Namanya juga gendeng.” ujarnya sambil berpesan supaya namanya tak disebut. Kabari sempat bertanya, bagaimana kalau ia nanti menyantet saingannya supaya bisa terpilih?

Si paranormal bilang, “Oh ndak..dia tidak akan seperti itu, dia tahu etika, kan saya bilang dia orang baik, malahan saya dengar sekarang dia sedang mendalami agama.”.

Ki Gendeng Pamungkas yang bernama asli Iman Santoso berpasangan dengan Ahmad Chusairi baru saja menjalani tes kesehatan di KPUD Kota Bogor. Ia yakin lolos dan mendapat dukunga dari masyarakat kota Bogor. Menurutnya, saat ini warga Kota Bogor banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan, maka ia bermaksud membantu meningkatkan taraf hidup mereka. Menghadapi persaingan politik yang keras, ia tetap optimis bisa berbuat yang terbaik untuk Kota Bogor.

Ada kisah menarik tatkala Ki Gendeng Pamungkas menjalani tes kesehatan. Saat itu ia harus diambil sample darahnya. Ketika seorang perawat bermaksud menyuntik lengannya, berkali-kali jarum suntik tersebut gagal menembus kulit Ki Gendeng Pamungkas. Ia sampai mengganti jarum suntiknya tiga kali baru berhasil menembus kulit sang dukun. Weleh..weleh… (foto by: www.daylife.com)

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?31807

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :