Erica KaunangDilihat dari usianya, Erica Ruth Kaunang masih terbilang cukup muda. Namun siapa sangka anak pasangan Joutje Kaunang dan Eva Purba yang lahir di New York 14 tahun silam ini berhasil menyabet berbagai macam penghargaan akademis di sekolahnya. Sebut saja Gold Of Honor yang berhasil diraihnya selama tiga kali, bahkan Erica pernah menyurati George W Bush terkait dengan perang yang melibatkan Amerika Serikat. Ayahanda Erica, Joutje Kaunang menuturkannya kepada Kabarinews.com, sepak terjang Erica menaklukkan pendidikan di tanah Amerika.

Terlahir sebagai anak yang pintar sejak masih kecil, Joutje mengatakan Erica terdidik secara alami, berikut dengan bakatnya. “Tidak pernah kami berikan Erica untuk ikut-ikut kursus, seperti kebanyakan anak-anak lainnya” katanya. Erica pun dimasukan ke sekolah khusus anak-anak pintar. Joutje bercerita, ada yang unik saat Erica pertama kali masuk ke sekolah Kingdegarten (TK). “Apabila kami antar ke sekolah, Erica ini tidak mau sekolah dan selalu menangis“ kata  Joutje. Tapi sebagai orangtua, dengan berbagai upaya untuk  mengantarkan anaknya ke sekolah. Akhirnya Erica pun mau sekolah dan naik kelas 1-2-3-4.

Penghargaan pun datang ke Erica silih berganti. Di sekolahnya Erica pernah mendapatkan penghargaan Student Of the Month, Reader Of the Month ,Writter Of The Month, Outstanding Mathematics. Dan penghargaan beberapa orang Senator NYC ( New York City).  “Setelah Erica lulus dari  SD dan akan masuk ke SMP, Erica duduk di bangku SMP kelas spesial, Honor Class” kata Joutje. Oleh karena itu, Erica terpilih untuk mengikuti Test  se-NYC ( New York City) yang di ikuti 3000 anak. Acara tersebut di selenggarakan oleh NYC Department Of Education.

Setelah tes, Erica lulus bersama 300 anak lainnya. ”Lulusnya Erica, maka Pihak NYC Department Of Education kemudian memindahkan sekolah Erica bersama 300 anak untuk di tempatkan di suatu sekolah kelas khusus anak-anak pintar ( Gifted n Talented Class) “ kata Joutje. Memasuki tahun pertama di tahun 2011 di kelas khusus itu, Erica mulai kelihatan pintarnya di antara 300 anak-anak pintar lainnya di kelas 1 (6 Grade). Erica kembali dipilih bersama temannya yang bernama Snigda untuk ikut berlomba/tes di Hunter College High School Manhattan NYC, yang melibatkan 2.500 peserta tes.

Hanya saja Erica dan temannya belum berhasil lulus, karena menurut pengakuan Erica dan temannya Snigda, soal-soal yang diberikan adalah soal-soal / mata pelajaran High School/ SMA. “Erica dan temannya masih berstatus pelajar SMP kelas 1. Tapi ternyata Erica masih dipertimbangkan kembali untuk lulus, karena poin yang Erica peroleh sewaktu Tes, yakni: 165 Poin. Sedangkan ketentuan yang akan diterima untuk masuk di Hunter College High School harus 175 Poin, berarti Erica hanya kurang 10 Poin” tutur Joutje.

Hunter College High School  itu sendiri hanya menerima 175 murid. Menurut keterangan dari Pihak HCHS kepada keluarga Erica melalui surat, sebagian besar peserta tes tidak mencapai target alias di bawah 100 poin. Makanya pada waktu itu pihak HCHS mau mencoba untuk mempertimbangkan Erica kembali untuk lulus, tapi sudah terlambat.

Memasuki kelas 2 ( 7 Grade), Erica mendapat pujian dari guru kelas, karena Erica mendapatkan nilai yang fantastis. Tak pelak Erica mendapatkan Gold Honor Roll.  Gold Honor Roll ini merupakan penghargaan bagi siswa yang meraih nilai tertinggi. “Terpampanglah foto-foto Erica di dinding sekolah serta main Office sekolah untuk tahun 2012” kata Joutje.

Gold Of Honor yang ke-3 kalinya

penghargaan Erica National Junior Honor SocietySetahun kemudian 2013,  Erica kembali meraih penghargaan Gold Honor Roll. Dengan prestasi ini,  pihak sekolah pun mengangkat Erica sebagai Editor Majalah sekolah. Memasuki bulan Agustus, September, Oktober semua sekolah-sekolah (kelas akhir SMP) harus mengikuti ujian/ tes  untuk menentukan kemana SMA yang akan menerima anak-anak peserta tes yakni: Specialized High School.

Dari 8 sekolah tercatat ada 15.000 perserta. Semua peserta ikut berlomba untuk mendapatkan atau memastikan kemana Specialized High School yang akan menerima mereka. Dan jika lulus akan mendapatkan sekolah pilihan. “Jika tidak ya, sekolah biasa. Jadwal tes Erica untuk Specialized High School bersama 2000 anak lainnya tepatnya tanggal 27 Oktober 2013 hari minggu jam 8-12 siang” kata Joutje.

Memasuki Januari 2014 di sekolahnya IS-119 (Beagon Middle School Program), kembali Erica menyabet penghargaan. Dengan hasil yang dicapai (sudah 3 kali mendapat nilai tertinggi), Erica pun masuk bersama 49 siswa/i penerima penghargaan. Maka sekolah membuat suatu acara yang cukup spektakuler yaitu acara pemberian award (penghargaan) bagi Siswa/i Gifted n Talented Class yang berjumlah 49 murid. Tepatnya 10 Januari 2014 yang lalu, National Junior Honor Society yang dihadiri oleh para pejabat-pejabat di lingkungan Akademis,  dari NYS (New York State), Councilwoman, Principa, NJHS ( National Junior Honor Society) Advisor.

Pernah Menyurati George W. Bush

Selain prestasi di sekolah, Erica mungkin bisa dikatakan satu-satunya anak Indonesia yang pernah berkorespodensi dengan Presiden George W Bush saat masih menjabat menjadi presiden AS.  Joutje bercerita, waktu itu Erica masih menjadi murid kelas 2 di Queens New York dan mendapat tugas dari gurunya, atas persetujuan kepala sekolah untuk menulis surat buat Presiden Bush. Kesempatan ini tidak disia-siakannya dan mulai menulis surat.

Erica Kaunang bersama orangtua

Nah dalam isi surat tersebut Erica meminta kepada Presiden untuk segera menghentikan peperangan yang terjadi di sejumlah kawasan, termasuk Irak. Erica juga meminta agar Presiden Bush segera memperbanyak polisi ketimbang tentara. Selain itu juga memohon agar Presiden Bush memperhatikan tentang sekolah-sekolah. Tak disangka Presiden Bush waktu itu langsung membalas surat Erica, bahkan surat itu ditandatangani langsung oleh Presiden Bush.

Erica ini, kata  Joutje terbilang anak yang suka mendengar akan nasihat orang tua tidak seperti anak-anak  sebaya lainnya. Maklum ini di kota besar New York, tidak heran jika banyak anak-anak yang suka bandel sama orang tuanya. Dalam pengasuhan kedua orang tuanya, Erica tidak dipaksakan harus ‘begini atau begitu’. ” Erica tahu sendiri. kami sebagai orang tua hanya mau agar anak kami baik-baik saja” kata Joutje. Tapi walaupun demikian, Joutje menambahkan kami juga orang tua tidak akan selalu terus-terus mendampingi Erica. karena bila sudah dewasa kami tidak akan pantau 100 persen, terserah Erica sendiri untuk menjalankan hidupnya.(1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?62257

Untuk melihat artikel Profil lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

lincoln