KabariNews – Hidup terkadang tidak sesuai yang diharapkan. Hidup adil pun serasa di surga. Ernest Prakasa menyadari identitas dirinya sangat berbeda dengan kebanyakan orang lainnya di Indonesia.  Hidup di Era Soeharto, warga keturunan Cina termasuk Ernest kerap mendapatkan diskriminasi. Namun Pria kelahiran 29 Januari 1982 ini  punya cara lain melimpahkan segala perlakuan diskriminasi yang diterimanya.

Ernest mengalihkan energi pilunya lewat sebuah karya seni yang menarik seraya menertawakan hidup dimasa lampaunya sebagai tema lawakan “ stand up comedy “ yang kini tengah menjadi fenomena di dunia hiburan. Amunisi deritanya pun dia tuangkan  buku Ngenest, Kadang Hidup Perlu Ditertawakan. Bukunya ini berisi kisah nyata kehidupannya dimasa lalu yang begitu berat karena sebagai warga keturunan Cina seringkali mendapatkan bully oleh teman-temannya, dari masa kecil hingga remaja.

Sarat akan pesan moral, Starvison pun meliriknya untuk dijadikan sebuah film. Ernest cum komika ini didampuk sebagai sutradara, sekaligus penulis skenario dan sebagai pemeran utama di film  Ngenest yang ceritanya diadaptasi dari bukunya.

Tanpa dinyana, film ini mendapat respon positif dari masyarakat. Kesuksesan film ini menembus angka 550.000 penonton dalam waktu 12 hari saja, sebuah angka yang cukup baik dan berhasil diraih dalam waktu yang relatif singkat.

Ernest pun girang,  sebab dunia film adalah dunia yang baru  baginya. Menjadi sutradara bukanlah perkara mudah, beban sebagai sutradara sangar besar dan  untuk mempertanggung jawabkan karya harus banyak belajar, baik dari literature, dari buku tentang penulisan skenario .

“ Sebuah dunia baru yang sangat tertarik terlibat didalamnya, saya suka banget, proses penulisan skenario sangat melelahkan tetapi menikmati banget, kurang lebih 4 bulan berkutat penulisan skenario dari mulai sampai jadi filmnya “ tutur Ernest dalam konferensi persnya, Senin, (11/1) di Jakarta.

Chand Parwez, pemilik rumah produksi Starvision mengungkapkan sangat bersyukur positifnya respon dari masyrakat terhadap film ini. Angka diatas 550.000 ribu adalah sebuah angka yang cukup baik dan berhasil diraih dalam waktu relatif singkat. Hal ini merupakan angin segar baik bagi Starvision maupun industri film nasional Indonesia.

Ernest ke depannya akan mencoba mengeksplore warga keturunan Cina dari berbagai fenomena. Saat ini yang ada dibenak Ernest untuk dijadikan cerita adalah banyak warga keturunan Cina yang mengenyam pendidikannya jauh diluar negeri, setelah pulang ke Indonesia menjadi penjaga toko, menurutnya ini fenomena umum bagi warga keturunan Cina.  Baginya fenomena ini perlu digali dan sangat menggelitik, ada kemungkinan aspek inilah yang akan dijadikan ide cerita berikutnya sebagai penulis dan seniman. (1011).