Bertepatan dengan masa liburan sekolah anak-anak, Alenia Pictures yang digawangi pasangan Ari Sihasale-Nia Dzulkarnen meluncurkan film “KING”.  Film untuk semua umur ini bertema tentang perjuangan seorang bocah  untuk menjadi pemain bulutangkis profesional seperti Liem Swie King.

Guntur (Rangga Aditya), adalah seorang anak yang hobi bulutangkis. Dia sering bermain melawan orang yang lebih dewasa di desanya.   Ayah guntur, Tedjo (Mamiek Prakoso) tahu Guntur punya bakat alami olahraga tersebut, tapi obesesinya untuk menjadikan Guntur seorang juara seperti Liem Swie King, justru membuat Guntur merasa tersiksa.

Photobucket

Tapi sayang karena dari keluarga miskin, Guntur tak punya raket yang bagus, dia cuma raket kayu yang bengkok. Padahal raket adalah modal penting menjadi seorang pebulutangkis.

Beruntung guntur punya sahabat  yang baik hati seperti Raden (Lucky Martin) yang lugu tapi sok tahu dan Michelle (Michelle), anak orang kaya yang berparas cantik.

Namun, perjalanan Guntur meraih cita-cita begitu berliku. Setiap hari dia hari menempuh jarak cukup jauh demi berlatih bulutangkis di klub kecil milik Pak Herman (Surya Saputra).

****

Selain menawarkan cerita yang cukup kuat, film “KING” menampilkan banyak gambar menawan. Sebagai sutradara Arie Sihasale (Ale) tahu betul bagaimana mengeksplorasi keindahan alam Indonesia (ini dilakukannya juga dlam film “Denias”). 

Lokasi syuting yang tak jauh dari kawasan wisata Kawah Ijen di Jawa Timur, benar-benar dimanfaatkan Ale untuk memuaskan mata penonton.

Photobucket

Menemukan Lokasi Tak sengaja

Dalam jumpa pers yang berlangsung di Planet Hollywood Jakarta, Senin (22/06), Ale mengatakan bahwa lokasi eksotis yang menjadi set utama film ini dia temukan secara tak sengaja. Sebuah perjalanann menuju kawah Ijen  membuatnya harus menginap di sebuah wisma kecil milik  perusahaan perkebunan kopi.  Ketika sedang berjalan-jalan di kawasan itu, dia menemukan sebuah kampung kecil  yang eksotis.

“Kampung itu sangat luar biasa, berdekatan dengan hutan, dan disana banyak rusa-rusa liar, ” kata Ale. Ale mengaku begitu menemukan kampung tersebut langsung memutuskan untuk menggelar syuting disana. Ale juga menuturkan syuting yang dilaksanakan selama 38 hari itu  tak mengalami kendala berarti. “Penduduk disana antusias sekali .” kata Ale.

Photobucket

Bukan Film Biografi Liem Swie King

Sejak awal Ale mengatakan bahwa film ini bukanlah biografi  Liem Swie King, melainkan terinspirasi dari perjalanan hidup Liem Swie King ketika berjuang menjadi pebultangkis handal.

“Ceritanya terinspirasi dari perjuangan Mas King, Ayahnya Mas King ini bergitu keras mendidik Mas King untuk menjadi pemain bulutangkis yang berprestasi,” kata Ale.

Sembari melirik ke arah Liem Swie King yang duduk disebelahnya, Ale melanjutkan, “Dari cerita  Mas King ini kita tahu bahwa dulu dia kerap ditandingkan dengan lawan yang lebih dewasa oleh bapaknya. Kalau kalah, dia dihukum.” ujar Ale. Liem Swie King mengiyakan apa yang diungkapkan Ale.(Foto: Alenia Pictures)

<object width=”425″ height=”344″><param name=”movie” value=”http://www.youtube.com/v/mr5lBPXNZs4&hl=en&fs=1″></param><param name=”allowFullScreen” value=”true”></param><param name=”allowscriptaccess” value=”always”></param><embed src=”http://www.youtube.com/v/mr5lBPXNZs4&hl=en&fs=1″ type=”application/x-shockwave-flash” allowscriptaccess=”always” allowfullscreen=”true” width=”425″ height=”344″></embed></object>

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?33273

Untuk melihat Berita Indonesia / Filem lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Photobucket