KabariNews – PT Garuda Indonesia menghentikan kontrak 43 pilot asing yang disewanya mulai tahun 2012 mendatang. Maskapai penerbangan yang belum lama melakukan IPO (initial public offering) itu dinilai memberikan fasilitas yang berlebihan karena gaji pilot asing dua kali lebih besar jika dibandingkan dengan gaji pilot lokal.

“Sekarang ada 43 pilot asing yang kami pekerjakan. Tapi, itu memang keadaan terpaksa dan hanya kami kontrak untuk satu tahun. Bahkan, ada yang hanya beberapa bulan. Oktober habis, setelah itu silakan keluar,” ujar Direktur Operasi PT Garuda Indonesia Capt Ari Sapari, seperti yang diberitakan Antara (12/7).

Ari membenarkan bahwa gaji dan fasilitas yang diterima pilot-pilot asing tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan pilot lokal. Hal itu, menurut dia, patut dimaklumi karena status mereka bukan pegawai tetap. Para pilot asing tersebut diberi fasilitas lebih yang bersifat temporer sesuai dengan masa kontrak. “Wajar kami memberikan fasilitas perumahan di Jakarta. Sebab, mereka bukan warga negara Indonesia. Tapi, sekarang lebih wajar. Sebab, pada zaman 70-an, pilot asing di Garuda diberi fasilitas perumahan di Singapura,” ungkapnya.

Ari menjelaskan, fasilitas seperti itu lazim diberikan oleh maskapai penerbangan manapun di dunia kepada pilot asing. Dia mencontohkan, ketika bekerja di Korea Airlines, dirinya juga mendapat fasilitas yang lebih jika dibandingkan dengan pilot-pilot asli Korea. “Kita sih masih lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Sebab, di China, mereka kontrak pilot asing sampai tiga tahun,” tuturnya.

Ari menambahkan bahwa gaji yang diterima para pilot asing itu lebih rendah jika dibandingkan dengan gaji standar regional maupun internasional. Dengan gaji yang tidak terlalu tinggi tersebut, dia menyatakan beruntung bisa mempekerjakan para pilot asing itu.

“Dengan gaji yang tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan negara lain, tapi mereka mau bekerja di sini, itu kan bagus. Meski begitu, kami tetap saring berdasar keahlian. Buktinya, dari 60-an pilot asing yang mendaftar, hanya 20 yang lolos,” terang dia.

Menurut Ari, Garuda sangat terpaksa mempekerjakan pilot asing mulai awal tahun ini. Sebab, suplai pilot di Indonesia sangat tidak sebanding dengan permintaan. Akhirnya, Garuda harus berebut lulusan pilot-pilot baru dengan maskapai-maskapai lain. Sementara itu, ekspansi pesawat terus dilakukan. “Kami harus berkembang dan tidak bisa menunggu kebutuhan pilot terpenuhi. Itu semua sudah diperhitungkan. Tahun depan tidak ada lagi,” tambahnya.

Salah seorang pilot Garuda, Ais Sampesule, mengungkapkan, untuk meraih posisi kapten senior, dibutuhkan waktu 15-20 tahun. Garuda memberikan gaji pokok kepada kapten Rp 33 juta dan tunjangan terbang Rp 10 juta. Sementara itu, kapten pilot asing diberi gaji pokok USD 9.000 plus biaya akomodasi USD 1.200. “Di Garuda, ada 43 pilot asing. Pilot lokal sebanyak 700 orang, yang WNI kontrak seratusan orang,” ungkapnya.

Sementara itu, kuasa hukum Asosiasi Pilot Garuda (APG) Said Damanik menilai, fasilitas yang diberikan kepada pilot asing itu berlebihan karena penghasilan mereka dua kali lebih besar daripada pilot lokal.