KabariNews – Untuk meningkatkan pengembangan gas unconventionalseperti CBM dan Shale Gas, Pemerintah Indonesia menjajaki kerjasama dengan Pemerintah Amerika Serikat (AS).

“Pengembangan minyak dan gas unconventionalmenjadi prioritas Indonesia untuk keperluan, meningkatkan kegiatan minyak dan gas eksplorasi, menghadapi kurangnya pasokan gas, mempromosikan diversifikasi energi dan ketergantungan. Menekan bahan bakar minyak dalam rangka untuk meningkatkan keamanan energi nasional, memberikan energi bersih untuk mengurangi emisi dan memperluas minyak dan ketersediaan gas,” tutur Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Evita H. Legowo dalam sambutannya di acara 2nd United States-Indonesia Energy Investment Roundtable ‘Unconventional Gas’, Senin, (6/2/2012).

Karena pengembangan gas unconventional memiliki ketidakpastian produksi dan waktu serta memerlukan modal investasi yang besar, menurut Evita, pemerintah Indonesia secara aktif mengundang investasi asing. Melalui pertemuan bilateral, seminar forum energi, dan konferensi, Indonesia menawarkan peluang investasi gas tidak konvensional kepada investor dan stakeholder terkait. “Investasi telah menjadi salah satu faktor utama dalam mengambil program pengembangan gas tidak konvensional menjadi sukses,”imbuh Evita.

Menurutnya, upaya ini didukung dengan arah kebijakan pemerintah terkait dan investor. Sejumlah kebijakan yang menodorong kegiatan ini telah dikeluarkan untuk mendukung iklim investasi. Namun, komunikasi dan interaksi antara pemerintah dan investor harus dipertahankan untuk menjaga iklim investasi yang kondusif.

Sementara itu Assistant Secretary, U.S. Department of Energy, David Sandalow menyatakan, Pemerintah AS berkomitmen untuk mendorong kerja sama di bidang gas unconventional dengan pemerintah Indonesia. “ Karena itu kami bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengadakan Energy Investment Roundtable on the theme of ‘Unconventional Gas’untuk mendengarkan pandangan penting dari para panelis-panelis yang ahli dibidangnya,” katanya.

The 2nd United States-Indonesia Energy Investment Roundtable dilaksanakan pada hari Senin- Selasa (6-7/2). Diskusi menghadirkan panelis dari Indonesia dan Amerika antara lain, anggota Komisi VII DPR RI, Satya W. Yudha, Kepala BP Migas, R. Priyono, Direktur Pengembangan dan Program Ditjen Migas, Heri Purnomo, Presiden IPA, Jim Taylor, Wakil Asisten Kepala Sekretaris, Biro Sumber Daya Energi, USA, Robert Cekuta, VP Pengembangan Perusahaan, CBM Asia Development, Inc, Adam Q.H. Clarke, Direktur Regional, Selatan dan Asia Tenggara. U.S Perdagangan dan Badan Pengembangan, Henry Steingass.