Meski berstatus Pegawai Negeri Sipil Golongan IIIA
di Direktorat Pajak Kementerian Keuangan RI, Gayus Halomoan Tambunan
sungguh fenomenal. Belum selesai kasusnya sebagai terdakwa kasus mafia
pajak dan menyeret banyak petinggi negara, kini ia menghadapi tuduhan
baru, menyuap petugas Rumah Tahanan (Rutan) Markas Komando (Mako)
Brimob, Kelapa Dua, Depok, agar bisa keluar sementara dari tahanan.

Kepergian Gayus ke Bali saat ia seharusnya mendekam di tahanan,
mengundang tanda tanya publik. Ada keperluan apa Gayus ke sana. Hanya
berlibur, atau sekaligus menemui pejabat negara?

Pertanyaan itu tak lepas dari sebuah ‘kebetulan’, di mana ketika
Gayus menonton pertandingan tenis di Bali (baca: Kaburnya Gayus),
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Aburizal Bakrie,
juga ada di sana. Meski di hari yang berbeda.

Padahal semua orang tahu Gayus pernah bersaksi dalam persidangan pada
28 September 2010 bahwa ia menerima uang suap sebesar Rp 30 miliar
untuk mengurus SPP wajib pajak tiga perusahaan Grup Bakrie, yang tak lain milik Aburizal Bakrie.

Golkar Disorot

Seperti bola liar, isu ini kemudian berkembang dan membuat Partai Golkar menjadi bulan-bulanan lawan politik mereka.

Ketua Komisi III DPR
dari Fraksi Partai Demokrat Benny K Harman mengatakan, “Saya minta
Kapolri menyelidiki Gayus bertemu dengan siapa saja, siapa yang bertemu
dan siapa yang terlibat harus diungkap dan diproses hukum. Kalau sudah
ditemukan, polisi harus mulai memanggil dan memeriksa satu persatu,”
tegas Benny.

Sementara ucapan Eva Kusuma Sundari lebih pedas, “Bisa rontok Golkar
kalau itu diungkapkan, apalagi polisi juga terlibat di dalamnya. Jadi
ada semacam mutual understanding antara partai dan kepolisian karena dua-duanya bisa hilang muka kalau ini terungkap,” ujar anggota Komisi III DPR ini seperti dikutip matanews.com di Jakarta, Jumat 12 November 2010.

Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI-
Trimedya Panjaitan menilai, Polri harus menyelediki kasus ini secara
menyeluruh. “Jangan sebatas Gayus saja, 60 perusahaan yang terlibat itu
lalu bagaimana? Usut juga dong,” ujarnya di Jakarta Sabtu, 20 November
2010.

Dalam berita Kompas Jumat (12/11/2010) disebutkan, Kompas memperoleh
informasi bahwa pada Sabtu pagi, Abrizal Bakrie atau Ical disebut-sebut
bertemu dengan Gayus di sebuah resor yang dimiliki seorang politisi
Golkar. Ical diduga didampingi oleh Fuad Hasan Masyhur, Ketua bidang
informasi dan penggalangan opini DPP Golkar yang juga pemilik travel haji dan umrah yang terkenal.

Partai Golkar meminta polisi segera menjelaskan ke publik siapa saja
yang ditemui Gayus di Bali, agar isu itu tidak berkembang ke arah
fitnah. “Rumor belakangan ini sudah terlalu jauh dan kental politisasi.
Harus ada penyelidikan yang tuntas dan segera dijelaskan hal tersebut
(tokoh yang bertemu Gayus) ke publik agar tidak muncul rumor yang
menjurus fitnah,”ujar Ketua DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Partai Golkar, Priyo Budi Santoso.

Aburizal Bakrie sendiri sudah membantah bertemu dengan Gayus di Bali.
“Iya, pada waktu itu saya memang sedang berada di Bali. Akan tetapi
bukan untuk menemui Gayus,” kata Ketua Umum Golkar ini di Surabaya,
Kamis 11 November 2010.

“Terhadap dikait-kaitkannya saya dengan ini, saya jawab intrik
politik tidak produktif. Kita hentikan. Kita ganti dengan perdebatan
konseptual agar negara ini maju,” kata Ical menjawab kecurigaan sejumlah
pihak.

Ia juga menggelar jumpa pers bersama rekan-rekan tenisnya yang
tergabung dalam Rasuna Club. Salah satu rekan tenisnya mengatakan,
mereka yang mengundang Ical ke Bali menonton pertandingan tennis
Commonwealth Bank itu. Selama di Bali, Ical selalu bersama mereka dan
tak pernah melihatnya bertemu Gayus.

Senada dengan Ical, Gayus pun membantah, “Saya murni datang ke Bali
untuk menonton pemain tenis idola saya, Maria Sharapova, bukan untuk
ketemu Aburizal Bakrie,” kata Gayus sebelum sidang berlangsung di
Pengadilan Negeri Selatan, Senin 22 November 2010.

Isu pertemuan Ical-Gayus memang masih belum dapat diklarifikasi.
Namun melihat ‘prestasi’ Gayus yang bisa menyeret begitu banyak orang ke
pengadilan mulai dari sekelas Jenderal, Hakim, Jaksa, hingga bintara
polisi penjaga rutan Mako Brimob, bisa jadi Ical bakal terseret. (yayat)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?36047

Untuk
melihat artikel Khusus lainnya, Klik
di sini

Klik
di sini
untuk Forum Tanya Jawab

Mohon
beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________

Supported
by :