Mengenang setahun meninggalnya maestro keroncong asal Solo,
Jawa Tengah, Gesang, puluhan seniman setempat, Kamis (19/5), menggelar Malam
Kenangan Gesang.

Bertempat di Taman Sriwedari, Solo, puluhan seniman membacakan puisi bertemakan
Gesang. Para seniman yang datang dari beberapa
daerah sekitar Solo ini mengaku sengaja berkumpul untuk mengenang Gesang yang
meninggal 20 Mei 2010 silam.

Tak hanya membacakan puisi, lagu-lagu karya anak pengusaha batik Solo ini turut
dinyanyikan sebagai ucapan rasa hormat kepada karya agungnya yang mengharumkan
nama Indonesia. Meski
Gesang telah tiada, bagi kalangan seniman Indonesia, sosok almarhum belum
tergantikan dengan karya-karyanya yang mendunia.

Pria bernama lengkap Gesang Martohartono, lahir di Kampung Kemlayan, Solo, Jawa
Tengah, 1 Oktober 1917, dengan nama kecil Sutardi. Sejak remaja, Gesang sudah
banyak menyanyikan lagu-lagu keroncong, namun namanya baru dikenal setelah
menciptakan Bengawan Solo.

Dalam kariernya di dunia seni, Gesang mampu berkarya dengan menciptakan puluhan
lagu dan banyak dikenal masyarakat dunia di antaranya Bengawan Solo,
Jembatan Merah, Caping Gunung, Pandanwangi, Tirtonadi, Sandang Pangan,
Kacu-Kacu.
Saking populernya Bengawan Solo, lagu ini sampai
diterjemahkan ke beberapa bahasa asing.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?36773

Untuk melihat artikel Gosip lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :