Hari Minggu (29/1), sekitar 150 orang jemaat GKI Yasmin dan aktivis lintas agama menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Negara. Mereka meminta ketegasan SBY soal Gereja GKI Yasmin. Ini bukanlah aksi pertama yang dilakukan oleh jemaat gereja, terkait kasus yang mereka hadapi. Pada Desember tahun lalu mereka juga pernah melakukan aksi serupa.
“Presiden ini kan kepala pemerintahan tertinggi dan kepala negara, ujung dari semua kekuasaan sah di republik ini. Jadi tidak ada cara lain pengaduan kami ini pada Presiden,” kata Juru Bicara GKI Yasmin Bona Sigalingging menjelaskan kenapa mereka kembali melakukan aksi di depan Istana Negara.
Dia mengingatkan agar Presiden segera mengambil langkah cepat karena keamanan jamaat gereja itu disebutnya makin terancam. “Jamaat kerap dikejar oleh kelompok intoleran,” jelas Bona. Sejumlah kelompok seperti Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia, Wahid Institute dan Anggota DPR tampak hadir dalam aksi hari Minggu (29/01)
Sejauh ini belum ada tanggapan dari pihak istana terkait aksi demonstrasi tersebut. Juru bicara Istana Julian Aldrin Pasha tidak merespon pertanyaan yang diajukan.
Pemerintah melalui Kementrian Dalam Negeri sebelumnya sempat mengkaji opsi relokasi Gereja Yasmin namun pihak jamaat menolaknya. Tawaran serupa juga sempat diajukan oleh Walikota Bogor, Diani Budiarto kepada para jamaat gereja tersebut.
Dalam pertemuan dengan Komisi III DPR tahun lalu mereka antara lain menawarkan pengembalian uang pengurusan perizinan pembangunan gereja, pembelian lahan dan bangunan tempat gereja saat ini berada, dan pencarian lokasi baru untuk gereja. Sebelumnya, MA mengeluarkan putusan memenangkan rencana pendirian GKI Yasmin, pada Desember 2010 lalu. Keputusan MA juga didukung Komisi Ombudsman.
Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37813
Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini
Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
______________________________________________________
Supported by :