Jakarta, KabariNews.com – Kelompok pecinta
lingkungan Greenpeace meluncurkan program kampanye “Inisiatif Penyelamatan Hutan
Rumah Harimau” di Jakarta, Jumat (16/09). Dalam kampanyenya tesebut, Greenpeace meminta
pemerintah Indonesia untuk menelaah kembali izin-izin penebangan hutan yang
telah dikeluarkan, dan industri untuk menerapkan kebijakan yang dapat
menghentikan terjadinya kerusakan hutan dalam operasinya.

Peluncuran kampanye tersebut dilakukan dengan
menggelar sebuah pertunjukan seni di pusat budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta,
yang menampilkan pagelaran silat harimau, pameran foto, serta orasi
budaya-lingkungan dari para tokoh-tokoh nasional.

Berdasarkan siaran pers yang diterima redaksi
KabariNews.com, Jumat (16/09), Ketua Kampanye Hutan Greenpeace Indonesia,
Zulfahmi berharap agar kerusakan hutan yang telah terjadi di Indonesia dapat
segera dihentikan, karena memiliki dampak buruk di setiap aspek kehidupan.

“Kami
meluncurkan kampanye ini dengan memperlihatkan silat harimau untuk
memperlihatkan bahwa perusakan hutan tidak hanya berdampak buruk pada iklim,
keanekaragaman hayati dan masyarakat sekitar hutan, tetapi juga berdampak buruk
pada ekonomi, sosial, citra Indonesia, dan bahkan budaya,” ujar Zulfahmi.

Rencananya, usai peluncuran di Jakarta, kampanye
akan berlangsung di Sumatera dimana Greenpeace dan rekan-rekan setempat akan
melakukan pemantauan penghancuran hutan yang menjadi habitat harimau Sumatra.
Kampanye publik seperti di Jakarta juga akan dilakukan di Pekanbaru, Jambi dan
Palembang.“Kami meminta dukungan dari seluruh masyarakat
Indonesia untuk bergabung bersama kami menjadi ‘mata harimau’, bersama-sama
menyelamatkan rumah harimau dengan banyak cara, termasuk mengirimkan kepada
kami bukti-bukti perusakan hutan,” imbuh Zulfahmi. 

Ia menambahkan, bahwa hutan yang menjadi rumah
Harimau Sumatra terus dihancurkan, dan saat ini hanya tersisa sekitar 400 ekor
harimau sumatra di alam liar.Pemerintah Indonesia memperkirakan lebih dari
satu juta hektar hutan Indonesia hancur setiap tahunnya. Dengan laju perusakan
seperti saat ini, hewan menakjubkan yang telah menjadi inspirasi banyak
khasanah budaya Indonesia inipun terancam punah, senasib dengan Harimau Jawa
dan Bali.

“Melindungi hutan Indonesia dari perilaku
destruktif perusahaan seperti Asia Pulp and Paper (APP) kini jauh lebih penting
dibanding sebelumnya. Perusahaan harus segera menghentikan perilaku merusaknya
dan beralih ke operasi yang lebih lestari dan bertanggung jawab, serta
pemerintah harus mengimplementasikan perlindungan penuh lahan gambut dan
melakukan peninjauan kembali izin yang telah diberikan,” pungkas Zulfahmi.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37316

Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :