Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai meminta semua penjual bahan kimia waspada. Metode penyerangan pelaku teror bergeser dengan menggunakan bahan kimia.

“Para pedagang yang menjual bahan kimia, bila ada orang yang membeli bahan kimia tidak wajar dalam jumlah besar, mintalah identitasnya. Kalau bisa foto juga pembelinya, ambil gambarnya, jangan ragu,” kata Ansyaad mengutip Antara Sabtu (18/6). 

Ansyaad menjelaskan, bukan maksudnya melarang dan memperketat pedagang dalam berjualan, namun semua pihak termasuk masyarakat ikut bertanggung jawab dalam menciptakan keamanan nasional.

“Ciri-ciri orang pelaku teror itu, saat membeli dia tidak tahu persis bahan yang dia beli, sehingga kalau ditawari alternatif bahan sejenis, karena bahan yang dia cari habis, dia akan bingung dan menghubungi temannya,” terang purnawirawan irjen polisi ini.

Ansyaad meminta masyarakat selalu waspada. Bukan hanya polisi saja yang menjadi sasaran, masyarakat juga bisa ikut menjadi korban terorisme. Setiap warga wajib menciptakan keamanan bersama. “Keliru kalau kita menganggap yang menjadi ancaman itu hanya polisi,” tuturnya.

Paket bom meledak di Swalayan

Sebuah paket berisi bom meledak di Swalayan SM di Jalan Yos Sudarso, Lubuklinggau Sumatera Selatan, Sabtu (18/6) pukul 09.25 WIB kemarin. Ledakan menyebabkan pemilik swalayan, Hindra Sumarjono, mengalami luka serius. Empat orang telah diperiksa terkait pengiriman Bom ini.

Paket bom dikirim oleh pelaku dengan menggunakan alamat pengirim PD Sukses Bersama Group. Paket yang diterima diletakkan dalam sebuah kotak berukuran 15×20 cm. Pada sampul kotak tertulis, Kepada Yth Pimpinan SM Swalayan Bpk Hindra Soemarjono, Jalan Yos Sudarsono. Di bawah alamat yang dituju juga tertempel kertas yang bertulisan, “Selamat dan Sukses atas kemitraan kita dalam menjual produk kami”.

Bom terdapat di kotak terdiri dari dua unit. Satu berukuran kecil dan satu berukuran sedang. Bom yang meledak dan melukai korban adalah bom yang kecil, sedangkan bom yang besar tidak meledak dan berhasil dijinakkan Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Polisi Daerah Sumatera Selatan.

Pengantar paket bom bersama dengan mobil yang digunakan untuk mengantar paket ke SM Swalayan berhasil diamankan. Pengantar paket diketahui bernama Ikhsan Fathoni alias Anton, 27, warga Kelurahan Prumnas Nikan, Lubuklinggau Timur I. Dari pengakuan Anton diketahui, paket tersebut dibawa dengan menggunakan jasa travel Linggau Wisata .

“Jaringan mana, kita belum tahu,” tegas Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar. Mantan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya ini menambahkan, bom rakitan yang dikirim seorang tak dikenal tersebut sangat mirip bom buku, ukurannya sekitar 15 X 20 cm. Meski demikian, saat ini tidak ada DPO teroris bom buku. Boy mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap kemungkinan adanya benda mencurigakan.

Kata dia, bila masyarakat menemui barang mencurigakan, segera lapor polisi. Sebelumnya Densus 88 telah menangkap 14 orang terkait teror di Poso, Sulawesi Tengah. Pengamat terorisme Wawan H Purwanto mengungkapkan, pihaknya masih menganalisis kasus ledakan bom rakitan di Lubuklinggau yang mengakibatkan korban luka.

Penelitian menyangkut sasaran, motif, dan pelakunya. “Ini perlu dibuka- buka lagi berkasnya,” katanya kemarin. Meski begitu, dia menduga, teror ini berkaitan dengan vonis Abu Bakar Ba’asyir. Seperti diketahui, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Abu Bakar Ba’asyir selama 15 tahun penjara karena kasus terorisme.

“Saya kira ini oleh simpatisan yang tidak terima dengan vonis itu,” sebutnya. Benar tidaknya dugaan itu tentunya harus diuji lagi dengan hasil temuan di tempat kejadian perkara. “Sekarang masih diteliti. Mungkin dalam dua hari bisa diketahui,” ungkap Wawan.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?36911

Untuk melihat artikel Khusus lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :