Di tengah berkembangnya polarisasi dan isu politik identitas, Sinta Nuriyah Wahid hadir di tengah masyarakat Indonesia yang bermukim di Los Angeles dalam sebuah forum dialog yang mengangkat tema kebangsaan dan toleransi. Turut serta dalam rombongan Ibu Negara Republik Indonesia ke-4 tersebut adalah Kartini Sjahrir, Millie Lukito, Anita Wahid, dan Inayah Wahid.

Forum diskusi tersebut dibuka oleh Jason Y. Lie selaku Presiden dari Indonesian Diaspora Network Southern California (IDN Southern California). Dalam pidato pembukaannya, ia menyambut baik kehadiran tokoh-tokoh nasional tersebut ke Los Angeles. Ahli hukum imigrasi tersebut lalu memperkenalkan organisasi kemasyarakatan yang dipimpinnya sejak November 2018 silam. Lebih lanjut, ia menjelaskan 3 visi utama IDN Southern California yakni mempersatukan warga Indonesia di wilayah California Selatan, mendorong anggota menjadi warga masyarakat yang lebih baik, dan berkontribusi pada pembangunan nasional di Indonesia. Ia juga menegaskan bahwa IDN Southern California bukan organisasi bentukan pemerintah dan tidak berafiliasi dengan agama maupun partai politik tertentu.

SINTA NURIYAH WAHID

Dalam aktifitas kesehariannya, tokoh kelahiran Jombang tersebut tak henti-hentinya memperjuangkan hak-hak wanita dan hak-hak asasi kaum minoritas di Indonesia. Sebagai langkah konkret perjuangannya, ia mendirikan sebuah lembaga yang ia beri nama Puan Amal Hayati. Di hadapan Diaspora Indonesia yang meghadiri forum tersebut, istri mendiang Presiden Abdurrahman Wahid tersebut mengungkapkan bahwa misi yayasan sosial tersebut tidak lain untuk menegakkan keadilan bagi perempuan dan membela perempuan korban kekerasan di ranah domestik, publik, politik, tempat kerja, dan juga dari pemahaman agama yang masih bias gender.
Lebih lanjut, sang Ibu Negara RI ke-4 juga menjelaskan konsep kesetaran yang dianut dalam ajaran Islam. Di bawah bimbingan Sinta Nuriyah, Yayasan Puan Amal Hayati melakukan reinterprestasi terhadap Kitab Uqudullujain fi Bayân Huqûq al-Zaujain, sebuah kitab tentang hubungan suami istri yang masih diajarkan di pondok-pondok pesantren. Upaya tersebut dimaksudkan untuk meluruskan peran wanita yang terkesan menjadi subordinasi pria.

KARTINI SJAHRIR

Kartini Sjahrir dikenal sebagai seorang antropologi yang kini memangku jabatan sebagai Staf Khusus Bidang Perubahan Iklim di Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya. Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Republik Argentina merangkap Republik Paraguay dan Republik Uruguay.
Dalam forum tersebut, ia banyak menanggapi isu polarisasi dan pengkotak-kotakan yang akhir-akhir ini muncul di tengah masyarakat Indonesia. Tokoh asal Toba Samosir ini mengajak hadirin untuk mengingat perjuangan tokoh-tokoh yang melahirkan Sumpah Pemuda, di mana konsep Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa diikrarkan. Ia juga menekankan pentingnya konsep kesetaran kedudukan warga negara di mata hukum tanpa membedakan latar belakang ras, agama, dan identitas seseorang.

MILLIE LUKITO

Selain pebisnis wanita yang sukses, Millie Lukito juga dikenal sebagai aktivis pendidikan untuk wanita dan anak-anak, terutama dari kalangan marginal. Melalui Yayasan Maria Lukito Foundation, ia menyelenggarakan banyak program sosial kemasyarakatan. Diantaranya Matang – Mandiri (MAMA) di mana yayasan tersebut menyediakan program pemberian makanan tambahan, sumbangan kebutuhan sekolah, pelatihan parenting skill, dan juga pendampingan kewirausahaan.

ANITA WAHID DAN INAYAH WAHID

Anita Hayatunnufus Wahid dan Inayah Wulandari Wahid merupakan putri ke-3 dan 4 dari pasangan Presiden RI ke-4 K.H. Abdurrahman Wahid dan Ibu Negara Sinta Nuriyah Wahid. Keduanya mengikuti jejak kedua orangtuanya sebagai aktifis, masing-masing di bidang yang berbeda. Merespons maraknya peredaran hoaks di Tanah Air, Anita mendirikan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO). Organisasi nirlaba tersebut bahkan merupakan salah satu institusi yang terlibat dalam proses fact-checking pada debat Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2019 yang ke-3 dan 4. Sementara itu, Inayah berjuang melalui Positive Movement yang didirikannya pada tahun 2006. Melalui organisasi tersebut, ia aktif terlibat dalam kepemudaan yang menyebarkan nilai-nilai kebahagiaan dan semangat positif dalam kehidupan. (Foto: dok. Kevin Herjuno)

Foto Cover: Ibu Negara RI Ke-4 Sinta Nuriyah Wahid