malioboro

KabariNews – Ingin terkenal sebagai kota kreatif tak hanya di dalam negeri, empat kota besar di Indonesia diusulkan menjadi kota kreatif di dunia ke UNESCO. Keempat kota itu ialah Bandung, Pekalongan, Solo dan Yogyakarta. Hal ini disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, yang mengaku  semua berkas kesiapan empat kota telah diserahkan ke UNESCO berikut penunjukan konsultan untuk memberi pendampingan.

Besar harapan Mari Elka atas empat kota yang diusulkan sebagai kota kreatif itu. Ia berharap empat kota tersebut bisa masuk dalam jaringan kota kreatif dunia versi UNESCO dan bisa menjadi pusat informasi dan promosi. Bahkan syarat yang diajukan UNESCO untuk penetapan gelar kota kreatif  pun  sudah dipenuhi, yaitu kota yang diajukan wajib memiliki satu produk atau kegiatan yang dapat menjadi ikon kreatif. Dan hal tersebut tentunya sudah dimiliki.

Upaya ini tidak serta merta meningkatkan kota-kota yang diajukan, tapi lebih dari itu, Mari Elka berharap langkah ini bisa jadi pendorong untuk kota-kota lainnya agar lebih giat untuk mempersiapkan diri untuk menjadi kota kreatif  dan dikenal hingga masyarakat internasional.

Kota kreatif versi UNESCO

The Creative City Network diluncurkan UNESCO sejak Oktober 2004 melalui seleksi ketat untuk berbagai kota yang mengajukan diri sebagai kota kreatif di dunia. UNESCO menentukan kategori sebagai kota kreatif dalam dua golongan yakni kota berbasis kerajinan dan kota berbasis desain.

“Nantinya, kota yang dinyatakan sebagai kota kreatif akan memiliki keuntungan. Yaitu, bisa belajar sebagai kota kreatif dari kota-kota di negara lain yang telah ditetapkan sebagai kota kreatif lebih dulu,” ujarnya.

Untuk selanjutnya, selain keempat kota tersebut, Kemenparekraf juga akan mengajukan beberapa kota kreatif lainnya, seperti Bali, Malang, Padang.

“Kami masih menggodok kesiapan dan produk yang akan dikedepankan dari daerah tersebut. Misalnya, Bali dengan sejumlah kerajinannya, dan Malang dengan kegiatan animasi yang kami nilai baik.”

Menparekraf kembali menegaskan bahwa pengembangan ekonomi kreatif seperti seni, bisa mendongkrak pariwisata, dimana ikon kreatif yang ditawarkan dapar menarik wisatawan untuk datang, seperti contohnya Gangnam Style dan The Beatles yang mampu menarik wisatawan untuk mengunjungi Korea Selatan dan Inggris.

“Ekonomi kreatif dapat membangun citra dan identitas bangsa di mata dunia internasional.”