Tak pupus untuk menuntut keadilan, itulah tekad Indra Azwan
yang dibawa dari kota Malang menuju Jakarta. Indra ingin menuntut
keadilan dengan menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ini bukan
kali pertama pengorbanan seorang ayah yang mencari keadilan untuk putra
kesayangannya.

Setelah dua kali berjalan kaki dari rumahnya di Jalan Genuk Watu
Barat, Gang II No 95, Malang, Jawa Timur menuju Istana Negara, Jakarta,
kini pria beranak empat kembali melakukan aksi yang sama. Namun, aksi
jalan kaki kali ini tak hanya menuju Istana Negara di Jakarta. Indra
berencana mencapai Mekkah, Arab Saudi. Dengan berbekal informasi dan
peta perjalanan darat. Indra yakin ia bisa sampai di Tanah Suci bagi
umat Islam.

“Saya akan mengadu di sana tentang keadilan di tanah air,” kata Indra saat beristirahat di SPBU Jalan By Pass Brigjen Dharsono, Cirebon, Sabtu (10/3).

Sudah 19 tahun ia menunggu keadilan hukum atas Rizki Andika, putra
sulungnya yang tewas ditabrak lari oleh oknum perwira polisi pada tahun
1993 silam. Namun sampai detik ini kasus tabrak lari yang membuat ia
harus kehilangan Andika tidak juga diproses. Pelaku pun saat ini masih
berkliaran bebas tanpa ada proses hukum yang menjeratnya. Untuk itu,
Indra datang kembali untuk menuntut keadilan bagi anaknya dengan menagih
janji SBY.

Aksi jalan kaki meminta keadilan sudah tiga kali ia lakukan. Aksi
pertama dimulai pada 9 Juli 2010 dan tiba di Istana Negara 22 hari
kemudian. Aksi kedua dimulai 27 September 2011 melalui jalur selatan.
Dan ketiga kalinya dimulai sejak 18 Februari 2012.

Sebelumnya, Indra pernah berjuang hingga ke Komnas HAM,
sampai akhirnya kasus tabrak lari itu diproses hukum pada 2008, tapi
bukan keadilan yang dia dapat, pasalnya sang pelaku dibebaskan dengan
alasan kasus kadaluarsa. Malah, saat ini pelaku menjabat di lingkungan
Polda Jatim. Karena itu, Indra nekat menemui SBY
lagi, bahkan ia pun sudah membuat surat wasiat yang ditandatangani dan
dicap jempol darah. Dalam surat itu tertulis pesan, jika terjadi sesuatu
pada perjalanannya ke Jakarta atau meninggal secara tidak wajar, maka
jenasahnya jangan dimandikan atau dikafani. Keluarga diminta menyerahkan
jenasahnya ke Istana Negara. “Surat wasiat ini dibuat hanya untuk
berjaga-jaga karena saya tidak mau seperti Munir” ujarnya.

Kedatangannya bukan hanya ingin menemui SBY,
tapi juga akan mengembalikan uang sebesar Rp 25 juta yang delapan bulan
lalu diberikan presiden kepadanya. Uang itu sengaja ia kembalikan
karena sesungguhnya bukan amplop yang ia inginkan. Indra hanya ingin
agar kasus kematian anaknya bisa diproses hukum. Dengan begitu, pelaku
penabrakan terhadap anaknya diadili menurut hukum yang berlaku.

“Uang dari Kapolda Jatim Rp 2,5 juta sudah saya kembalikan pada 20
Februari kemarin. Sekarang tinggal mengembalikan uang dari presiden,”
ujar Indra.

Ditanya tentang uang Rp 25 juta yang baru akan dikembalikan tahun
ini, pria berjanggut itu mengatakan, ketika itu ia sengaja menerima uang
karena ingin mengetahui sejauh mana kesungguhan pemerintah menangani
kasus yang menimpa anaknya. (Pipit)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?37930

Untuk melihat artikel Kisah lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

_____________________________________________________

Supported by :