KabariNews, Memanfaatkan gragal batu bata bekas bongkaran dinding atau tembok dan bubuk kalsium karbonat untuk pembuatan beton, tiga mahasiswa jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, Jawa Timur raih juara 1 internasional untuk katagori Concrete Competition di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah.

Ketiga mahasiswa itu adalah Kent Setiono, Nico Cristiono, dan Ricky Surya yang merupakan mahasiswa angkatan 2015. Mereka berhasil mengalahkan para pesaingnya yang datang dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan perguruan tinggi  dari Malaysia, India serta dari Filiphina melalui dua babak International Concrete Competition (ICC),

“Kami mencoba mengurangi penggunaan semen, digantikan dengan gragal batu bata yang dihaluskan dan kalsium karbonat sebesar 30 persen”, tutur Nico Cristiono.

Inovasi itu dapat menghasilkan kekuatan beton mencapai 24,5 Mpa setelah satu hari diaplikasikan melalui tes dibandingkan dengan kekuatan biasanya sebesar 25 MPa dengan setelah diaplikasikan selama 28 hari. Artinya inovasi tersebut, dalam satu hari setelah diaplikasikan memiliki kekuatan 24,5 Mpa. Sedangkan metode biasa setelah diaplikasikan memiliki kekuatan lebih besar, namun membutuhkan waktu selama 28 hari.

Dalam babak final, ketiganya mempraktekan inovasinya yang dapat menghemat 42 persen didepan juri internasional dan peserta lainnya.

“Saat perlombaan memang hasilnya berbeda dengan apa yang kami buat di kampus kami. Hal itu dipengaruhi dari beberapa material yang tidak sama kualitasnya dengan yang kami buat”, ungkap Kent Setiono.

Meskipun demikian, ketiga mahasiswa tersebut tetap berhak meraih juara dengan inovasi beton yang memiliki kekuatan sebesar 18 Mpa. Sedangkan perwakilan dari Filiphina sebagai pesaing terberatnya hanya memiliki kekuatan 13 Mpa.

Sementara itu, Antony, Ph,D, selaku dosen pembimbing mengatakan, ketiga mahasiswanya bersama tim penelitiannya membuat inovasi mengacu pada penelitian sebelumnya. Mereka sepakat mengurangi penggunaan semen dan mencari penggantinya sebagai bahan campuran dalam beton yang berfungsi untuk memadatkan sendiri (self compacting concrete). Mereka menambahkan material gragal batu bata yang dihaluskan dan kalsium karbonat yang kemudian dicampur dengan material lainnya seperti pasir, dan kerikil.

“Pemanfaatan gragal batu bata ini akan dapat mengurangi buangan yang tak terpakai, misalnya saat renovasi rumah ataupun memanfaatkan bagian bangunan yang runtuh saat terjadi gempa bumi. Sedang kalsium karbonat dapat membantu kekuatan beton umur awal”, kata Anthoni.

Disisi lain kata Anthoni kembali, harus memperhatikan kondisi komposisi dalam proses pencampuran material agar tetap encer, namun bisa memenuhi standart beton internasional yang mudah mengalir dan mudah dibentuk.

 

 

 

“Tidak hanya sekedar mencampur, namun harus memperhatikan waktu yang tepat dalam proses pencampuran”, pungkas Anthoni.

Dengan inovasi tersebut, tim inovasi UK Petra berhasil membawa pulang hadiah berupa plakat, sertifikat, dan uang sebesar 1000 USD.