Semarang memiliki banyak
alternatif tempat wisata. Beberapa yang sering dikunjungin adalah
Lawang Sewu, Candi Gedong Songo, Klenteng Sam Poo Kong, dan Tugu Muda.
Nah, untuk jalan-jalan kali ini, Kabari berkunjung ke Candi Gedong
Songo. Kata “Gedong Songo” berasal bahasa Jawa yang berarti “Gedong”
(bangunan), sedangkan “Songo” berarti Sembilan.

Candi
Gedong Songo terletak di daerah Gunung Ungaran, tepatnya di Desa Candi,
Kecamatan Ambarawa, Jawa Tengah, di ketinggian sekitar 1.200 m di atas
permukaan laut. Awalnya kompleks candi ini dinamakan “Gedong Pitoe”
yang berarti Gedong Tujuh, karena ketika ditemukan pertama kali oleh
Jendral Raffles tahun 1804 jumlah candinya ada tujuh. Kemudian
ditemukan lagi dua bangunan candi sehingga namanya menjadi “Gedong
Songo”. Candi Hindu ini diperkirakan dibangun tahun 927 Masehi pada
masa Dinasti Syailendra berkuasa di tanah Jawa.

Sembilan Tapi Kok Lima?

Dari
namanya orang-orang akan berpikiran Candi Gedong Songo terdiri dari
sembilan bangunan candi. Sayangnya candi ini hanya tinggal lima karena
beberapa candi telah hancur dan yang tersisa hanya berupa puing-puing
dan pondasi candi yang termakan zaman.

Biaya untuk
memasuki Candi Gedong Songo, kita cukup membayar Rp 7.000 saja. Anak
yang berumur di bawah 5 tahun tidak dikenakan biaya masuk. Untuk menuju
candi, ada jalan setapak agar memudahkan pendakian. Jalan setapak
tersebut terbagi menjadi dua arah, yaitu utara dan barat. Tetapi untuk
menuju Candi Gedong Satu, disarankan mengambil jalan ke utara.

Dari
Candi Gedong Satu, kita bisa melihat keempat candi lainnya. kalau
melihat jaraknya, memang membuat kita capek duluan. Tapi jika
ditelusuri dengan sabar, dalam 2 jam kita sudah bisa menelusuri seluruh
candi. Namun jalan setapak yang agak curam membuat cepat lelah. Maka
untuk yang malas mendaki, disediakan penyewaan kuda dengan tarif Rp 50
ribu. Tarif ini juga berlaku bervariasi tergantung candi mana saja yang
ingin dikunjungi dengan menggunakan kuda.

Sebagai tempat
pariwisata, Candi Gedong Songo memiliki beberapa alternatif untuk
rekreasi seperti tempat bermain dengan berbagai fasilitas permainan,
aneka jajanan, dan tempat berkemah. Di arena ini juga terdapat hutan
pinus, ladang sayur-sayuran milik penduduk, dan sumber mata air panas.

Sumber
mata air panas ini mengandung belerang sehingga dari kejauhan kita bisa
mencium bau busuk. Namun jangan salah, air belerang dipercaya dapat
mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Mata air panas
menjadi salah satu tujuan wisata di Gedong Songo.

Konon
mata air ini dijaga oleh mahluk halus bernama Nyai Gayatri, arwah
perempuan yang merupakan salah satu dari dayang Raja Sima. Nyai Gayatri
adalah seseorang yang suka menolong sesama sehingga sampai ajal
menjemput, ia tetap berusaha membantu, salah satunya dengan membantu
menyembuhkan penyakit bagi yang mandi di mata air ini. Believe it or not, tidak ada salahnya mencoba.

Apalagi
mandi air panas di tengah-tengah udara dingin, pasti segar. Untuk
mencoba air panas ini hanya perlu merogoh kocek tiga ribu rupiah saja.

Candi
terakhir atau candi kesembilan masih berdiri dengan kokohnya. Candi ini
terletak paling atas dan dilambangkan sebagai perjalanan akhir hidup
manusia mencapai kesempurnaan dan dinamakan Puncak Nirwana. Setelah
mengelilingi semua candi, kita bisa turun lewat jalan setapak menuju
kembali ke pintu masuk.

Apabila ingin bepergian ke Candi
Gedong Songo, siapkan stamina karena akan ada banyak tanjakan. Tapi
ketika sampai di tempat teratas, semua rasa lelah terbayarkan oleh
pemandangan yang luar biasa indah. (chika)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?33462

Untuk melihat Berita Indonesia / Jalan-Jalan lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawa

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :