KabariNews – Jakarta Festival Jazz terbesar di dunia, Jakarta International Java Jazz Festival ke 12 siap digelar pada 4,5,6 Maret 2016 di Jakarta International Expo Kemayoran.

Mengusung tema Exploring Indonesia , sebagai konsistensi memperkenalkan budaya Indonesia, kali ini budaya toraja digunakan sebagai bagian dari tema desain untuk materi komunikasi acara dan juga beberapa desain yang dapat terlibat sebagai bagian dari acara.

Setelah sebelumnya mendaulat Batik, Wayang serta Barong Bali sebagai tema desain, kali ini giliran budaya Toraja yang didaulat, berbicara mengenai musik dan budaya Toraja , masyarakat Toraja senang bernyanyi dan menari selama musim panen. (Baca juga : Pengamat Musik: Java Jazz Sudah Masuk Kalender Musik Jazz Dunia)

Tarian Ma’bugi misalnya, merupakan tarian yang dilakukan sebagai ucapan syukur atas panen yang dihasilkan. Membawa semangat bersyukur yang sama denagn masyarakat Toraja.

Dewi Gontha selaku Direktur Java Festival Production mengatakan, tema Toraja untuk mengedukasi para pengunjung untuk lebih mengenal budaya Indonesia.

Selain itu ada budaya ramah terhadap lingkungan dan budaya mencintai kekayaan alam serta ada Less Waste More Jazz sekaligus promosi “ Ayo ke Taman Nasional, “ ujarnya di sela konferensi pers, Jakarta (02/03).

Tidak hanya konsisiten memperkenalkan budaya Indonesia, Java Jazz Festival juga telah menyiapkan berbagai pertunjukan proyek istimewa, beberapa diantaranya yakni, BNI Project Indonesia Duets menampilkan 7 musisi seperti Marcell, Andien,Teza Sumendra dan Dira Sugandi yang akan mengajak penikmat musik menelusuri mesin waktu lagu-lagu duet Indonesia dari masa ke masa.

Selain itu ada juga Jazz on Broadway yang akan menyuguhkan pertunjukan teatrikal lagu-lagu Jazz yang berasal dari panggung Broadway bersama musik director, Ricky Lionardi dan Ron King Big Band.

Tak ketinggalan pula REPLAY feat Coboy, Lingua dan ME mengajak para penikmat musik untuk karaoke bersama dan menikmati musik-musik yang berkembang pada era tahun 90-an dengan tiga grup yang Berjaya pada mas tersebut.

Indonesian Songbook by Shadow Puppets dan Harvey Malaihollo feat Maera Shilomita serta Ron King Sextet merupakan kolaborasi musisi legendaris Harvey Malaiohollo dengan Shadow Puppets untuk menghidupkan kembali lagu-lagu abadi (everygreen) Indonesia seperti Nurlela, Irama Hidup dan Di Wajahmu Ku Lihat Bulan, lagu-lagu tersebut dinyanyikan dengan aransemen baru berunsur jazz.

Akan ada pula penampilan Indonesian Real Book by Indonesian All Stars Featuring Benny Mustafa, Benny Likumahuwa, Oele Pattiselano, Jeffrey Tahalele, Sam Panuwun, Kawin Suweileh, Yance Manusama, Glen Dauna, Jopie Item, Andi Wiriantono Quartet & Margie Segers. Ini merupkan kolaborasi antara 11 musisi jazz legendaris Indonesia dalam satu panggung, dengan menampilkan lagu-lagu yang telah membentuk karier mereka, dan juga musik jazz di tanah air.

Dewi Gontha optimis festival ini dapat berjalan lancar mengingat banyaknya dukungan dari berbagai pihak, “ Saya mengucapkan terimakasih untuk seluruh sponsor, pemerintah, supplier dan vendor yang selalu memberi dukungan, masukan ide segar untuk festival tahun ini, “ ujarnya, di Jakarta (2/3).   (1011)