Jika Anda menyangka, bahwa di daerah tropis tak menemukan
pegunungan yang diselimuti salju, sangkaan itu keliru setelah berkunjung
ke Puncak Jayawijaya. Puncak tertinggi di Pegunungan Sudirman di
Provinsi Papua ini adalah salah satu dari tujuh puncak tertinggi dunia (seven summit).
Puncak Jayawijaya atau Puncak Jaya, memiliki ketinggian mencapai +
4.884 meter di atas permukaan laut (dpl), sehingga memungkinkan daerah
ini diselimuti oleh salju abadi.

Namun, salju abadi tersebut diperkirakan akan menyusut, bahkan
mengering. Sejumlah penelitian disimpulkan, bahwa endapan es di
pegunungan ini dari tahun ke tahun mengalami penyusutan yang serius.
penyusutan salju di ‘Pegunungan Sudirman’ ini diakibatkan oleh pemanasan
global. Bukan tidak mungkin kelak pegunungan ini akan kehilangan salju,
seperti pada gunung Kilimanjaro di Tanzania. Nah, sebelum perkiraan itu
betul-betul menjadi nyata, tak ada salahnya Anda mencoba menaklukkan
puncak tertinggi di Indonesia ini.

Puncak Jaya dan Carstensz Piramid terletak di provinsi Papua.
Tepatnya di wilayah kabupaten Timika. Ada beberapa maskapai yang
melayani penerbangan dari Jakarta ke Timika. Gunung ini biasanya adalah
cita-cita para pendaki sejati. Berbagai rintangan yang disuguhkan dalam
pendakian, seperti kondisi alam yang terjal, suhu yang sangat dingin,
angin kencang dan hujan, serta minimnya oksigen di daerah ketinggian
merupakan tantangan yang harus ditaklukkan oleh para pendaki.

Mengingat medan pendakian yang berat, proses perizinan yang rumit,
serta jaminan keamanan ketika proses pendakian, sebaiknya kita
memanfaatkan jasa agen perjalanan yang berpengalaman. Berbagai agen
perjalanan memiliki reputasi internasional telah menyediakan dua pilihan
jalur pendakian. Pertama jalur klasik melalui Desa Ilaga. Jalur kedua
yang lebih nyaman, yaitu menumpang helikopter menuju base camp Lembah Danau-Danau. Biayanya memang tak murah untuk jalur kedua. Yaitu sekitar seratus juta perorang.

Agen perjalanan itu akan menangani semua keperluan untuk pendakian.
Mulai dari perizinan, transportasi Jakarta ke Papua, sewa helikopter
menuju base camp, pemandu pendakian, asuransi, serta latihan
dan pengkondisian tim sebelum pendakian. Pengkondisian ini penting
mengingat pendakian cukup berat. Berbagai latihan fisik seperti berlari
dan berenang selama beberapa minggu, sangat dianjurkan untuk persiapan
pendakian ini.

Bila kita melakukan pendakian dengan jalur kedua, logistik berupa
tenda, alat masak dan makanan akan bisa diangkut dengan helikopter
menuju base camp besar yaitu Lembah Danau-Danau. Tapi bila kita
melakukannya memakai jalur klasik, kita harus memastikan para porter
dapat memanggul logistik sampai Lembah Danau-Danau. Karena jika tidak,
perjalanan akan terlalu berat bagi kita.

Pendakian akan berawal dari kawasan yang dinamakan Zebra Wall. Dinamakan itu karena terdapat sebuah giant wall yang bermotif seperti kuda zebra. Lokasi ini sering dijadikan sebagai camp untuk bermalam sebelum melanjutkan pendakiannya. Lokasi ini tak jauh dari pembuangan limbah dari PT Freeport Mc Morran. Beberapa waktu ke depan mungkin limbah akan menutup wall yang terkenal di kalangan pendaki ini.

Tanjakan “Aduh Mama”


Setelah Zebra Wall, kita akan menuju ke sebuah tempat yang
dinamai Lembah Danau-Danau. Peralatan pribadi dan logistik dipastikan
jangan terlalu berat karena jalan yang akan ditempuh cukup panjang.
Perjalanan ini membawa setiap pendaki ke kawasan yang disebut “Pintu
Angin”, berupa lorong panjang yang kerap menjadi celah berhembusnya
angin.

Akan tetapi, bagian terberat dari perjalanan menuju Lembang
Danau-Danau adalah sebuah tanjakan yang dinamakan “Aduh Mama”. Namanya
pas untuk menjelaskan tanjakan ini. Selain sangat curam dan sempit,
melintasi tanjakan ini sangat menguras energi. Pokoknya, siapa saja yang
melaluinya, pasti dan mengaduh memanggil-manggil mama-nya.

Lembah Danau-Danau yang Menawan

Lepas dari tanjakan yang melelahkan setelah sekitar 2 jam berjalan,
sebuah lembah cantik terhampar luas di depan mata. Diapit oleh dua
gunung, yakni Puncak Sumantri dan Puncak Jaya, yang menjulang tinggi.
Lembah yang berada di ketinggian 4.200 meter dari muka laut ini dihiasi
dua danau mungil dengan warnanya yang berbeda yakni, hijau dan biru. Di
sini biasanya para pendaki beristirahat sambil menikmati suasana alam
yang menawan sebelum mencapai base camp yang telah ditentukan.

Letak Lembah Danau-Danau memang strategis. Dari sini, pendaki bisa
dengan mudah ke puncak-puncak gunung di Papua yang akan didaki. Tak
hanya itu, panorama alamnya yang cantik dan khas akan membuat siapapun
enggan untuk segera meninggalkan tempat ini. Selain digunakan sebagai base camp, di sinilah para pendaki menjalani aklimatisasi atau penyesuaian iklim terakhir selama beberapa hari.

Setelah beberapa hari melakukan aklimatisasi, pendakian ke Puncak
Jaya akan dimulai. Pemandu biasanya menetapkan waktu selama dua hari
untuk menempuh pendakian ini. Perjalanan jadi panjang karena sekitar jam
sebelas, hari sudah penuh kabut sehingga aktivitas kita terbatas
selepas jam itu. Kita harus istirahat di tenda. Kita akan sampai pada
sebuah cerukan gunung. Inilah yang kemudian menjadi shelter sementara sebelum ke Puncak Jaya. Salju yang turun biasanya sangat deras. Membuat suhu ikut drop, yaitu sekitar minus 5 derajat.

Subuh, biasanya pemandu meminta kita untuk bersiap ke Puncak Jaya.
Perjuangan melintasi medan salju dan udara yang sangat dingin, puncak
Jaya akan dicapai menjelang siang. Kita akan gembira mencapai puncak
Jaya. Namun waspadalah karena di daerah ini kebanyakan pendaki mengalami
hipoksia (kekurangan oksigen). Bisa ditangani dengan meminum obat atau
menghirup cadangan oksigen. Pemandu yang profesional akan tahu hal-hal
seperti ini.

Kesempatan berfoto di pucak Jaya disarankan tidak terlalu lama. Jika terlalu siang, maka pendaki akan mencapai base camp
pada malam hari. Perjalanan turun seringkali tak semudah yang
dibayangkan karena energi telah terkuras sejak subuh. Meski melelahkan,
perjalanan sering dicatat pendaki sebagai pendakian yang tak terlupakan.
(Indah)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?36566

Untuk

melihat artikel Nusantara lainnya, Klik

di sini

Mohon beri nilai dan komentar
di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported

by :