Kabarinews.com – Usaha toko yang tidak berkembang di Indonesia, mendorong David mencoba peruntungan di negara lain. Amerika adalah sasarannya, kebetulan David juga punya sepupu di sana. Tahun 2004 David berangkat ke Amerika dengan visa turis. Dengan bantuan agen lokal yang juga orang-orang Indonesia di daerah East Coast, David bekerja di sebuah warehouse di Pennsylvania. Gajinya terbilang lumayan, sebesar $ 7/ jam. Sebetulnya gaji lebih dari segitu, tapi agen memotong sebagai biaya fee. “Pokoknya saya terima bersih segitu, “ kata David.

David mengaku tidak mendapatkan fasilitas akomodasi, dia menyewa sebuah apartemen kecil yang tak jauh dari lokasi kerja. Setiap hari bersama sejumlah orang Indonesia lainnya, David diantar jemput dari dan ke tempat kerja.

Setelah dua tahun bekerja, pada tahun 2006 razia imigrasi mulai giat dilakukan oleh pemerintah Amerika, termasuk di daerah Pennsylvania. Alhasil, David pun mesti pindah dan cari pekerjaan baru. David kemudian pindah ke Los Angeles, California, “Kata teman-teman,  di California relatif bagus, dan banyak kerjaan di sana,” kata David.

Gajinya Cuma $ 500 Sebulan

Di California David dapat pekerjaan sebagai waiter di restoran. David bisa bekerja di sana atas bantuan teman-temannya. Setiap minggu David bekerja selama enam hari kerja, jadi satu hari dapat jatah libur. Jam kerjanya fulltime dari pagi sampai malam.

David yang juga mengajak istrinya ke Amerika, mendapatkan fasilitas akomodasi dari pemilik restoran. “Gajinya kecil, sebulan saya digaji $ 500, di luar tips,” kata David. Ketika ditanya apakah gaji tersebut sudah masuk ke dalam minimum weight, David bilang, “Kalau di restoran tidak mengikuti aturan minimum weight, jadi gajinya kecil, tapi kita terima tips,” jawab David.

Dalam sebulan David mengaku bisa mengumpulkan uang tips sekitar $  2,000 sampai $ 3,000. Pria asal Jakarta ini mengungkapkan uang tips ditambah gajinya, cukup untuk membiayai hidup dia dan istrinya. Istrinya sendiri juga bekerja sebagai waiters di restoran lain.

Kata David, umumnya restoran di Amerika tidak menggaji karyawan imigran yang out of status. Tapi mereka diperbolehkan menerima tips.

“Kalau hanya mengandalkan gaji yang $ 500 itu, tentu tidak cukup, maka kami berharap mendapat tambahan dari uang tips,” kata David.

Ingin Pulang  

David mengakui Amerika memang tempat yang cocok buat cari uang. Tapi soal kehidupan, David mengaku lebih senang tinggal di Indonesia. “Niat saya, kumpulkan uang yang banyak, dan pulang ke Indonesia lalu membuka bisnis sendiri,” ujar David. David juga menolak tinggal selamanya di Amerika, meski dia kini sudah berstatus legal di sana. “Negara sendiri tetap lebih enak,” kata David.

Setidaknya dia berencana ingin tinggal di Amerika untuk dua tahun ke depan, setelah itu pulang ke tanah air dan membuka bisnis sendiri.

Untuk share artikel ini klikwww.KabariNews.com/?34405

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________