Pagi itu di kantornya, kami bertemu Andrew Darwis, pemuda
lulusan Art Institute of Seattle Computer Science, Seattle, Amerika
Serikat. Usianya baru 31 tahun, berperawakan tinggi kurus, berkulit
putih dengan gaya rambut model terkini. Ia memakai safari berwana biru
dibalut celana jeans dan memakai sepatu kets. Gayanya nyaris tak beda
dengan anak muda kebanyakan. Gembira dan menyenangkan.

Andrew Darwis adalah pendiri sekaligus pemilik situs komunitas
terbesar di Indonesia Kaskus. Ia mendirikan Kaskus pada 6 November 1999
saat dia masih kuliah di Seattle.

Bicara soal Kaskus, Andrew selalu berbicara tentang dua kenekatan yang dia lakukan.

“Saya datang ke Amerika boleh dibilang modal nekat, orangtua saya
tak punya cukup banyak uang untuk membiayai saya. Saya bilang modali
berangkatnya saja dulu, nanti urusan biaya hidup, saya akan usaha
sendiri,” kata Andrew kepada orangtuanya setelah ia lulus dari
Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Itulah kenetakan pertama yang
dilakukan Andrew.

Andrew lalu mendarat di Amerika dan mendaftar kuliah di Art Institute
of Seattle Computer Science, Seattle tahun 1998. Banyak yang mengira
Andrew seorang progammer, tapi sebenarnya bukan. “Di tempat kuliah, saya
malah belajar audio video, editing, dan desain grafis menggunakan
komputer.” kata Andrew.

Kasak-Kusuk

Setahun kemudian, dosennya memberikan tugas kelompok untuk membuat
portal. Tidak seperti mahasiswa lain yang membuat portal pribadi mirip
blog, Andrew bersama dua rekannya, Ronald dan Budi, membuat portal yang
berisi berita dan informasi tentang Indonesia.

“Waktu itu perkembangan internet belum seperti sekarang, mahasiswa
atau orang Indonesia yang tinggal di Amerika masih sulit mengakses
informasi tentang Indonesia,” ujar Andrew mengemukakan alasan.

Portal itu diberi nama “Kaskus”, singkatan dari Kasak-Kasuk. Andrew
memang menginginkan nama yang unik, sederhana, tapi mudah diingat
seperti Google atau Yahoo.

Dengan membeli server seharga 3 dollar saja, Andrew dan kawan-kawan mulai membangun Kaskus pada 6 November 1999.

Setelah mendapat nilai bagus dari dosennya, mereka terus mengolah dan
mengisi portal tersebut dengan bermacam konten. Bergantian mereka
menulis bermacam hal. Mulai dari berita-berita hangat, acara-acara
komunitas Indonesia di Amerika, sampai informasi jual-beli.

Setelah sekian lama, ternyata malah seksi forum di portal tersebut
yang berkembang. Kaskuser (sebutan anggota Kaskus) yang kebanyakan
mahasiswa Indonesia di Amerika saling bertukar informasi di forum itu.
Misalnya tentang harga sewa apartemen murah atau informasi pekerjaan di
restoran-restoran. Kaskuser juga sering melakukan jual beli seperti
kaset, CD, kaus, dan barang-barang lain.

Namun, saat itu Kaskus belum menghasilkan uang buat mereka, “Kami
kerjakan dengan senang hati, dan belum bisa jadi sumber pemasukan ketika
itu,” jawab Andrew.

Berapa lama kemudian karena berbagai kesibukan, Ronald dan Budi
mundur dari Kaskus. Akhirnya Andrew yang mengelola sekaligus menjadi
moderator bermacam kategori forum di Kaskus.

“Orientasi saya bukan uang, melihat anggota bertambah satu orang
saja, senangnya bukan main,” kata Andrew menceritakan alasannya
bertahan. Seiring waktu, semakin hari semakin banyak anggota baru yang
mendaftar. Mereka umumnya ingin membeli atau menjual barang. Akhirnya
Kaskus indentik sebagai Forum Jual Beli (FJB).

Setelah melihat prospeknya yang cerah, Andrew ditantang oleh kawan-kawannya untuk pulang ke Indonesia dan membangun Kaskus.

“Ini kenekatan saya yang kedua,” kata Andrew sambil tersenyum. Apa
pasal? Setelah bertahun-tahun tinggal di Amerika, lalu pulang ke
Indonesia dan membangun perusahaan berbasis internet networks tentu
tindakan yang terbilang nekat. Apalagi Kaskus masih belum begitu dikenal. Tapi Andrew telah bulat memutuskan pulang ke Indonesia pada tahun 2008.

Dia membeli server di Kanada dan mulai merancang manajemen Kaskus.
Selama dua bulan Andrew bersama temannya, Ken Dean, membenahi Kaskus
sebelum benar-benar menjadi perusahaan profesional.

“Waktu server sampai, kami pikir kami bisa langsung set up dan
berjalan. Tapi ternyata belum karena saat itu Indonesia sedang ramai isu
UU Porografi dan UU ITE, kami sempat bingung,
jangan-jangan langsung dibanned,” kata Andrew menyoal tuduhan miring
terhadap Kaskus sebagai situs dewasa.

Tapi begitulah, kesuksesan Andrew dan Kaskusnya hanya soal waktu.
Mereka hadir di waktu yang tepat, ketika internet booming di Indonesia.
Alhasil hanya dalam tempo setahun sejak perusahaan PT Darta Media
Indonesia yang menaungi Kaskus berdiri, anggotanya sudah mencapai 1,1
juta orang.

Setahun kemudian anggotanya terus bertambah, “Juli 2010 ini,
anggota kami mencapai 1,8 juta orang,” kata Andrew seraya mengatakan
Kaskus memiliki 30 server, 28 di Indonesia dan sisanya di Amerika
Serikat.

Akibatnya, pemasukan iklan ke perusahaan pun mengalir. Bahkan banyak
pengiklan yang masuk daftar tunggu. Berkat iklan, perusahaan kini mampu
mempekerjakan hingga 30 karyawan.

Dilirik Google dan Yahoo

Kini dengan kapitalisasi anggota mencapai jutaan orang, Kaskus
bertengger di urutan 6 dari 10 besar situs yang paling sering dikunjungi
di Indonesia dan menjadi situs komunitas nomor 1 di Indonesia.

Andrew pun tinggal memetik hasil jerih payahnya. Kaskus tak perlu lagi
terlalu repot berpromosi, karena nyaris semua pengguna internet di
Indonesia kenal Kaskus.

Hanya dalam tempo dua tahun sejak dikelola di Indonesia, Kaskus telah
meraih 3 penghargaan bergengsi. Dari Microfost sebagai Indonesia
Innovative Top Web Site (2008), dari Indosat sebagai The Online
Inspiring (2009) dan mendapatkan gelar The Greatest Brand Of The Decade
dari Marketeers Award (2010).

Menyimak keberhasilannya, sejumlah pihak mulai mendekati Kaskus
untuk dibeli. Kabarnya Goggle dan Yahoo pernah mengajukan penawaran.
Tapi Andrew belum mau melepas Kaskus begitu saja.

“Saya tak penah ingin menjual Kaskus dengan sistem jual putus,
kecuali penanaman modal oleh investor, itu pun kami lihat dulu apakah
visi kami sama dengan mereka,” ujar Andrew.

Andrew dengan tegas menolak investor yang belum-belum sudah
menghitung target keuntungan. Andrew mengaku tidak menomorsatukan iklan.
Ia ingin memegang teguh kepercayaan jutaan orang terhadap Kaskus
sebagai forum komunitas paling nyaman dan bebas bersuara. Andrew ingin
para kaskuser terus menikmati kenyamanan yang mereka sajikan tanpa
terganggu komersialisasi. (yayat)

Nama : Adrew Darwis
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 20 Juli 1979
Pendidikan : SMA Gandhi National School
Universitas Bina Nusantara
Multimedia & Web Design, Art Institute of Seattle
Computer Science, City University
Pekerjaan : Chief Technology Officer Kaskus.us

Video Part 2, Klik disini

Video Part 3, Klik disini

Video Part 4, Klik disini


Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?35245

Untuk

melihat artikel Profil lainnya, Klik
di sini

Klik

di sini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon
beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported

by :