Nama musisi yang satu ini mungkin masih terdengar asing di telinga para pecinta musik tanah air. Tapi siapa sangka kalau pemuda kelahiran Jakarta tahun 1980 ini justru berhasil menancapkan karir musiknya pertama kali di luar negeri.

Berawal saat dirinya mengecam dunia pendidikan di Jerman 14 tahun silam, Sandhy Sondoro atau yang akrab disapa Sandhy mencoba mengisi waktu luangnya usai kuliah dengan cara mengamen sendirian di jalanan kota Berlin, Jerman.

Selain karena hobby main musik sejak kecil, Sandhy melakukannya juga untuk mencari uang jajan.  “buat tambah-tambah uang jajan, apalagi di Jerman biaya hidup cukup tinggi,” kata Sandhy kepada Kabari saat ditemui usai latihan di sebuah studio musik di Jakarta Selatan, Maret lalu.

Dari mengamen itulah, Sandhy mulai serius menggeluti dunia musiknya. Untuk memuluskan karir, Sandhy lalu mencoba peruntungan dengan manggung di kafe-kafe setempat. Di luar dugaan, musik yang dibawakan Sandhy ternyata memiliki banyak penggemar.

Sandhy mengaku tak malu pernah melakukan itu semua. Menurutnya, seseorang yang ingin maju jangan ribut soal gengsi. “Kalau ingin maju tidak usah gengsi,” tuturnya.

Sandhy yang mengambil kuliah jurusan Intro Design juga mengaku pernah memiliki sebuah grup band yang bernama “Son Doro”. Namun akhirnya ia memutuskan untuk bersolo karir dengan namanya sendiri “Sandhy Sondoro”.

Perlahan tapi pasti, Sandhy mulai mendapatkan penggemar di berbagai kota di Jerman, seperti Hamburg, Cologne, Stuttgart, serta di sejumlah kota lain.

Tidak hanya sampai di situ, Sandhy juga mulai merambah dunia musiknya dengan cara mengikuti lomba-lomba musik di Jerman, salah satunya Stefan Raab’s Casting Show. Beranjak dari sana Sandhy kemudian mencoba ikut serta dalam ajang Jerman Idol 2007. Hasilnya cukup lumayan, dia masuk sebagai finalis.
 

Sejak itu karir Sandhy terus melesat dan mulai menjadi perbincangan kalangan pengamat musik saat dirinya mengantongi gelar juara dalam ajang musik Internasional Contest of Young Pop Singers New Wave 2009 yang diselenggarakan di Latvia, Eropa Utara.

Saat itu, Ia menyanyikan lagu Marvin Gaye, “When A man Loves A Woman”, serta dua lagu hasil ciptaannya sendiri, yakni “Malam Biru” dan “End of The Rainbow”. Bahkan lagu “End of The Rainbow” menjadi lagu terbaik dalam kancah musik Rusia tahun 2009.

Setelah berhasil merilis albumnya yang bertajuk “Why Don’t We” tahun 2008 di Jerman, ia berencana untuk merilis albumnya juga di Indonesia. Album pertama Sandhy itu telah dipasarkan di Eropa, di antaranya di Jerman, Swiss, Perancis, Austria dan Belanda.

Sedangkan album keduanya “Compilation: Jazz in The City With Sandhy Sondoro” yang berkolaborasi dengan musisi-musisi luar negeri akan mulai dirilis di Tanah Air, dan di album ini, Shandy merupakan satu-satunya artis dalam negeri.

Untuk melihat Video Part 2, Klik disini

Untuk melihat Video Part 3, Klik disini

Untuk melihat Video Part 4, Klik disini

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?34732

Untuk melihat Berita Indonesia / Profil lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :