Final tunggal All England
tahun 1959. Dua orang Indonesia yang bertubuh mungil untuk ukuran
Eropa, berhadap-hadapan. Tan Joe Hok versus Ferry Soneville, dua
anggota “The Magnificent Seven” yang tahun sebelumnya sukses merebut
Piala Thomas dari genggaman Malaysia.

Penonton di Wimbledon Arena, Inggris, tegang. Itulah pertama kalinya
mereka melihat kandang mereka dikuasai dua orang Indonesia. Negeri yang
saat itu bisa dibilang negeri ‘baru’ di kancah bulutangkis dunia. Tapi
keduanya tampak begitu membanggakan, usai pertandingan mereka
berpelukan sebagaimana mereka bersahabat di luar arena.

Tahun 1959, Tan Joe Hok atau Hendra Kertanegara menjadi
pebulutangkis Indonesia pertama yang menjuarai All England. Sejak
itulah dirinya dijuluki oleh media sebagai “Si Pembunuh Raksasa“.

Keperkasaan Tan Joe Hok berlanjut, dia lalu juara di US Open dan
Canadian Open. Kala itu tiga turnamen tersebut merupakan satu rangkaian
turnamen yang bergengsi. Dan baru Tan Joe Hok, orang Asia pertama yang
bisa menjuarainya secara berturut-turut.

Main Bulutangkis Dengan Bakiak

Menginjak usia 73 tahun, ingatannya masih tajam. Garis wajahnya
kuat. Pertanda hidupnya sarat dengan perjuangan. Berkali-kali Tan Joe
Hok menarik nafas dalam, seolah mengumpulkan kepingan memori di otaknya.

“Sudah cukup bagi saya. Cukuplah semuanya jadi kenangan, sekarang saya ingin menikmati hari tua,” ujarnya berulang-ulang.

Tentu bukan bermaksud pelit membagi pengalaman. Tapi tersirat
keresahan dibalik ucapannya itu. Apakah gerangan? Setelah seolah
mengumpulkan semua kekuatan ingatan yang dimilikinya, Tan Joe Hok
melanjutkan, “Saya lahir dan besar di Bandung. Orangtua saya orang tak
punya. Kami punya sedikit tanah di daerah Ksatrian Bandung yang oleh
Bapak dibangun rumah dan sepetak lapangan bulutangkis di sebelahnya,”
kata Tan Hoe Hok.

Tan Joe Hok menuturkan, lapangan bulutangkis dari tanah itu memakai
bilah bambu sebagai pembatas lapangan. “Ayah memang hobi main
bulutangkis, setiap sore dia main bersama teman-temannya. Sementara
saya nonton dipinggir lapangan,” ujarnya.

Umur delapan tahun, tubuhnya yang kurus, mulai mencoba-coba main
bulutangkis. “Dulu saya mainnya pakai bakiak (sandal yang terbuat dari
kayu-red), bunyinya ramai. Petak-petok, petak-petok,” kata Tan Joe Hok
sembari tersenyum.

Bakat Tan Joe Hok justru dilihat oleh teman-teman Ayahnya. Mereka
bilang ke ayahnya, agar memberikan Tan Joe Hok raket sungguhan. “Dulu
raketnya kayu, masih kuno, berat dan tebal,” tutur Tan Joe Hok.

Tapi dia senang bukan kepalang, dan sejak itu dia mulai tergila-gila
dengan bulutangkis. Setiap hari dia berani menantang orang-orang
dewasa, “Lawannya teman-teman ayah saya. Walau saya anak kecil,
satu-satu persatu mereka bisa saya kalahkan,” kata Tan Joe Hok.

Menurut Tan Joe Hok, sejak saat itu di otaknya seolah terprogram
untuk main bulutangkis. Tiada hari tanpa bulutangkis. Tan Joe Hok
mengaku kerap ditegur gurunya di kelas karena sering melamun.
“Sebenarnya itu bukan melamun, tapi lagi membayangkan, siapa lawan main
saya nanti,” katanya. Saking gilanya dengan bulutangkis, di kelas pun
yang dipikirkannya adalah bagaimana kira-kira lawannya. “Saya sampai
mikirin, Wah si anu jadi lawan saya nanti sore, smesnya bagus,
bagaimana cara mengalahkannya?” kata Tan Joe Hok.

Di rumahnya di daerah Pancoran, Jakarta Selatan, Tan Joe Hok banyak
bertutur tentang kisah hidupnya. Mulai dari keberangkatanya ke Piala
Thomas bersama tim “The Magnificent Seven” yang menggunakan uang hasil
urunan, hingga ditolaknya uang seribu dollar Amerika pemberian Bung
Karno.

Bagaimana cerita selengkapnya?

<object width=”425″ height=”344″><param name=”movie” value=”http://www.youtube.com/v/Pz4trI6xZfY&hl=en_US&fs=1&”></param><param name=”allowFullScreen” value=”true”></param><param name=”allowscriptaccess” value=”always”></param><embed src=”http://www.youtube.com/v/Pz4trI6xZfY&hl=en_US&fs=1&” type=”application/x-shockwave-flash” allowscriptaccess=”always” allowfullscreen=”true” width=”425″ height=”344″></embed></object>

Klik disini untuk melihat video part 2

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?33994

Untuk melihat Berita Indonesia / Profil lainnya, Klik disini

Klik disini untuk Forum Tanya Jawab

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :