Indonesia merupakan negara yang memiliki populasi Muslim terbesar di
dunia. Akan tetapi, Indonesia juga adalah negara dimana banyak kaum
waria menjalankan hidupnya dengan terbuka. Film dokumenter berjudul The Tales of the Waria,
karya sutradara Amerika Serikat bernama Kathy Huang, mengikuti kisah
kehidupan empat waria yang berdomisili di kota Makassar. Cerita
kehidupan mereka terkadang terlihat lucu dan menghibur, namun juga
sesekali terasa sedih. The Tales of the Waria menguak dunia
komunitas waria, bagaimana mereka sehari-hari menjalankan hidupnya
sebagai waria akan tetapi dengan kodratnya sebagai pria Muslim. Selain
itu, film ini juga menunjukkan betapa kompleksnya mencari dan
menjalankan kisah cinta para waria tersebut.

Disaat komunitas waria di seluruh dunia terlupakan, terdiskriminasi,
atau bahkan seringkali salah digambarkan di media, film dokumenter The Tales of The Waria
secara dekat dan intim, menyingkapkan kehidupan empat orang waria dalam
menghadapi isu-isu sosial seperti hubungan keluarga, agama, ekonomi,
dan cinta. Meskipun Islam di Indonesia memiliki toleransi yang tinggi
terhadap kaum waria untuk menjalankan hidupnya secara terbuka, tanpa
mengalami berbagai macam ancaman fisik, namun tetap saja komunitas waria
menghadapi kesulitan dalam menjalankan hidup yang normal, layaknya
masyarakat biasa.

Film The Tales of The Waria berjalin empat cerita kehidupan
waria yang masing-masing menghadapi cobaan dan tantangan yang berbeda,
dalam hal mencari cinta. Hubungan percintaan Suharni dengan pacarnya
kelihatannya indah, namun kenyataan mereka mendapat ujian berat, ketika
Suharni harus hijrah ke Bali untuk mencari pekerjaan yang menghasilkan
uang lebih besar. Mami Ria, “Sesepuh” komunitas waria, berjuang keras
demi mempertahankan hubungannya dengan seorang polisi, yang telah ia
jalin selama 18 tahun. Firman, seorang mantan waria yang akhirnya
beristri dan memiliki dua orang anak perempuan, menjalani hidup
sederhana sebagai tukang pangkas rambut. Namun seringkali Firman
berangan-angan tentang masa lalunya, dimana ia memiliki rambut yang
panjang dan menari dengan pria. Dan sang pemandu film, Tiara, seorang
waria yang glamor dan bekerja sebagai entertainer di sebuah klub, diam-diam menyimpan hati yang luka.

Filem dokumenter karya Kathy Huang ini dikerjakan selama beberapa
tahun. Selama periode itulah para awak film mengikuti jalan hidup
keempat waria tersebut. The Tales of The Waria memberikan akses
dan mengintip dari dekat kehidupan pribadi dan gaya hidup komunitas
waria, yang tentunya memiliki resiko dan konsekuensi tinggi, namun
tetap berani menjalani hidup yang berbeda dari norma. Dengan mengikuti
perjalanan kehidupan pribadi mereka, persepsi, inspirasi, dan ide
tentang cinta, gender, dan Islam telah berubah.

The Tales of The Waria merupakan film satu-satunya berbahasa Indonesia yang menembus layar San Francisco International Asian American Film Festival
tahun 2011. Kabari mendapat kesempatan untuk mewawancarai salah satu
bintangnya Mbak Tiara maupun sutradaranya Kathy Huang. Saksikan di
YouTube Kabarinews. (Inna)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?36577

Untuk
melihat artikel Amerika / Film lainnya, Klik
di sini

Mohon Beri Nilai dan Komentar
di bawah Artikel ini

_____________________________________________________

Supported
by :