Mau jalan-jalan ke luar negeri? Bila ditanya dengan pertanyaan
seperti ini hampir dapat dipastikan banyak orang akan mengatakan “Mau”.

Selain ingin melihat lokasi-lokasi wisata dunia, alasan mengapa
banyak orang ingin jalan-jalan ke luar negeri adalah untuk merasakan
kehidupan kebudayaan setempat.

Sayangnya biaya perjalanan yang mahal serta sulitnya prosedur
perijinan, menjadi alasan utama mengapa berwisata ke luar negeri
akhirnya hanya menjadi impian belaka dan hanya dapat dilakukan mereka
yang “berkantong tebal”.

Tapi jangan khawatir, sekarang menikmati wisata ke luar negeri
ternyata tidak melulu harus memiliki uang puluhan juta atau ongkos
mahal.

Dengan anggaran dana perjalanan yang secukupnya dan rencana
perjalanan yang matang, meskipun dengan budget dana yang minim,
menikmati pesona alam dan objek wisata di luar negeri dapat dilakukan.

Biasanya para wisatawan seperti ini sering juga disebut dengan istilah “Backpacker“. Sebuah sebutan yang digunakan untuk para traveler
dengan ongkos minim untuk menjelajah tempat-tempat eksotik di seluruh
dunia, sambil berjalan kaki dan membawa tas punggung atau daypack dengan peralatan secukupnya.

Hal inilah yang dilakukan oleh Shimanto. pria asal tanah Jawa ini
yang jelas terlihat dari perawakannya dapat menikmati wisata ke luar
negeri dengan dana terbatas namun tetap aman, nyaman, dan mengasyikkan.

Berawal dari sebuah tugas kantor di tempatnya bekerja yang memintanya
untuk mengikuti sebuah pelatihan (training) ke Perancis pada tahun
2007, Mantos (panggilan akrab Shimanto) mulai ketagihan untuk dapat
terus pergi ke luar negeri.

Perjalanannya ke Perancis itu menjadi perjalanan pertamanya ke luar
negeri yang tidak terlupakan, meskipun dibiayai oleh perusahaan. Selain
baru pertama kali naik pesawat, ini merupakan pertama kalinya Mantos
merasakan traveling ke luar negeri dan bertemu dengan kehidupan
masyarakat yang berbeda dari biasa yang ia temui. Mulai dari bahasa
setempat dan budaya masyarakatnya.

Sekembalinya ke tanah air, pria kelahiran 6 Juni 1983 inipun mulai
menggoda pikirannya untuk mewujudkan kembali impiannya jalan-jalan ke
luar negeri.

Mantos, selain memang memiliki kesenangan melancong dan mendaki
gunung sejak duduk di bangku kuliah, jalan-jalan keluar negeri
dianggapnya sebagai suatu tantangan tersendiri, terlebih lagi jika
dilakukan dengan dana yang terbatas.

Bersama enam rekan kuliahnya, Mantos mulai melirik negara tetangga
seperti Malaysia, Singapura dan Thailand untuk lokasi tujuan
berikutnya.

“Tidak usah yang jauh-jauh dulu, yang dekat aja. Yang penting
bahasanya beda sama kita,” ucap Mantos saat ia mengajak temannya untuk
mencoba jalan-jalan ke luar negeri.

Setelah mengumpulkan berbagai informasi mengenai lokasi wisata,
transportasi, hotel, dan biaya makan ke Malaysia, Singapura, dan
Thailand, maka dengan uang Rp 3,3 juta per orang, Mantos dan enam orang
rekannya melakukan perjalanan ke tiga negara tersebut mulai tanggal 18
Mei hingga 24 Mei 2009.

Mantos mengakui, bahwa ongkos 3,3 juta rupiah ini sudah termasuk
tiket pesawat pergi dan pulang ke Tanah Air. Jadwal perjalanan disusun
sedemikian rupa agar dana yang minim itu cukup untuk biaya pengangkutan,
penginapan dan makan selama sembilan hari, menyusuri Thailand,
Malaysia, hingga Singapura.

Untuk menghemat pengeluaran biaya hotel, terkadang perjalanan
dilakukan malam hari dari satu kota ke kota lain, atau dari negara ke
negara lainnya. Sehingga saat berada di kendaraan, ia dapat tidur selama
perjalanan. Bahkan kadang mendapat fasilitas makan malam dari
transportasi yang digunakannya tersebut.

Siang hari setibanya di suatu kota, kesempatan itu betul-betul dimanfaatkan untuk mengunjungi tempat-tempat tujuan wisata.

Dari pengalaman keduanya inilah Mantos membuktikan, bahwa untuk pergi ke
luar negeri ternyata tidak harus memiliki uang yang banyak dalam arti
menggunakan fasilitas mewah, ataupun dengan menggunakan jasa tour travel yang biayanya terbilang cukup mahal.

Kata Santos, dia terlebih dahulu mencari segala macam informasi
mengenai keadaan wilayah suatu negara termasuk objek wisata,
pengangkutan dan tempat menginap lewat internet untuk dijadikan panduan
sebelum melakukan perjalanan.

Untuk menghemat barang bawaan, Mantos hanya membawa tas punggung atau daypack yang berisikan dua buah celana, baju ganti lima buah dan kamera saja.

Tidak puas dengan perjalanan pertama yang dibiayai oleh perusahaan
dan perjalanan kedua bersama enam orang rekannya, Mantos mulai
melanjutkan wisata backpacker ke luar negeri sendirian.

Dari sebuah lomba traveling gratis yang diadakan penerbit
Bintang Pustaka, Mantos mengajukan usul biaya perjalanan yang cukup
minim untuk mengunjungi Vietnam dan Filipina yang kemudian disetujui
pihak panitia. Akhirnya, kedua negara itu menjadi tempat tujuan kunjungan Mantos berkutnya.

Selama menjelajahi Vietnam 15 hari dan Filipina 10 hari, Mantos
hanya berbekal uang Rp 2 juta untuk masing-masing negara tujuannya
tersebut. Namun ia akui bahwa ongkos ini belum termasuk tiket pesawat
terbang pulang pergi. (sumber, buku “Rp2 Juta Keliling FILIPINA dalam 10 Hari”)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?36210

Untuk

melihat artikel Jalan-Jalan lainnya, Klik

disini

Mohon
beri nilai dan komentar
di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported

by :