Memiliki pekerjaan yang formal
biasanya menjadi impian semua orang, apalagi pekerjaan tersebut sesuai
dengan pendidikan kita. Namun di zaman yang serba sulit ini, semua
jenis pekerjaan pun dilakoni demi memenuhi kebutuhan hidup.
Pernahkah
terbayangkan oleh kita pekerjaan yang berurusan dengan mayat, hm…
mendengarnya saja sudah merinding, apalagi menjalaninya. Tapi tidak
bagi Avelina, karyawan bagian pemulasaran jenazah di RS. St. Carolus
Jakarta. Empat tahun lamanya gadis asal Flores ini sehari-hari berkutat
dengan mayat. Maklum, pekerjaannnya adalah sebagai perias jenazah.

Profesi
ini memang tidak umum, kalau perias kecantikan di salon-salon
berhubungan dengan orang-orang masih hidup, kalau perias jenazah,
hubungannnya tentu dengan mayat.

Berkerja sebagai perias
jenazah ternyata tidak gampang, selain harus sanggup dan berani
berhadapan dengan mayat, perias juga harus belajar melalui kursus
singkat di RS. Biasanya kursus jenis ini tak dilakukan secara terbuka,
tetapi diberikan kepada mereka yang memang sudah diterima bekerja saja.
Sehari-hari Avelina bersama teman-temannya mengurus sekitar lima hingga
sepuluh jenazah di RS tersebut.

Avelina mengakui memang
ada rasa takut saat pertama kali melakukan pekerjaan itu, apalagi tak
pernah terbayang sebelumnya jika ia harus mendandani jenazah. Namun,
seiring waktu ia kini sudah terbiasa.

Tanggung jawab
Avelina dalam pekerjaan ini adalah mengawetkan, memandikan dan merias
jenazah. Jenazah yang baru datang pertama-tama dimasukkan ke ruangan
transit jenazah untuk diawetkan dengan cara disuntikan zat formalin.
Selanjutnya jenazah dimandikan hingga bersih dan diberi wangi-wangian,
setelah itu dirias. Jenazah pria biasanya memakai stelan jas lengkap.
Sementara jenazah wanita memakai gaun. Bukan hanya itu saja, jenazah
juga diberi make up agar terlihat cantik dan tampan saat menghadap Tuhan. Demikian ungkap Avelina.

Avelina
juga mengaku pekerjaan ini justru semakin membuatnya merasa dekat
dengan Tuhan. “Saya selalu dingatkan oleh kematian, semua orang di
dunia ini kan mengalami yang namanya mati dan bertemu dengan Tuhan-nya.
Nah, menghadapi kematian itu, apa kita sudah membawa bekal yang cukup?”
katanya pelan.

Ia juga bercerita kesulitannya saat merias
jenazah korban kecelakaan. Karena umumnya jenazah dalam keadaan hancur
atau rusak, Avelina harus bisa ‘mendadaninya’ agar jenazah tidak
terlalu terlihat rusak. “Jika kondisinya parah, saya hanya bisa
menutupi dengan perban agar terlihat rapih” ucap Avelina.

Dalam
bekerja Avelina selalu berusaha bertanggung jawab menjalaninya. Ia
bahkan mengatakan, meski sudah tak bernyawa, jenazah patut dihormati,
jangan sembarangan memperlakukannya. Alhasil ia selalu berhati-hati
saat sedang mendandani jenzah. Pernah satu kali ia mengalami hal aneh,
“Saya pernah merasa diikuti “roh” salah satu jenazah yang saya urus,
bukan dikuti oleh bayang-bayang atau sosok semacam hantu-hantuan di
televisi, melainkan dikuti oleh bau wangi-wangian yang khas, kemanapun
saya pergi, bau itu seolah menempel di tubuh saya dan tak mau hilang.”
katanya.

Avelina kemudian merenung dan mengingat-ingat
kejadian sebelumnya. Ia ingat beberapa hari sebelumnya ketika sedang
memandikan salah satu jenazah, ia dan temannya sembari ngobrol dan
tertawa. “Mungkin jenazah tak suka itu, meski saya bukan sedang
menertawakan ‘dia’.” jelasnya. Akhirnya ia berdoa dan meminta maaf atas
tindakannya itu. “Tak lama kemudian wangi-wangian tu hilang sendiri.”
ujarnya lagi. Kejadian itu adalah pelajaran berharga baginya, Ia
mengatakan “Semenjak itu saya saya harus benar-benar menghormati
jenazah sebagaimana layaknya.”

Sisi lainnya pekerjaan ini,
Avelina mengaku senang dapat berkenalan dengan keluarganya jenazah.
Umumnya keluarga jenazah memperlakukan Avelina dengan baik, mereka
bahkan kadang menumpahkan kesedihannya pada Avelina dan kawan-kawan.
Mereka juga kerap menitipkan kepercayaan kepada Avelina supaya mengurus
jenazah keluarga mereka dengan baik. Tentu saja Avelina senang mendapat
kepercayaan itu dan berusaha menjalaninya sebaik mungkin.
Avelina
sangat menyenangi pekerjaanya, materi bukanlah hal yang utama bagi
dirinya. “Saya bekerja sebagai perias jenazah agar dapat lebih dekat
dengan Tuhan dan dapat membantu sesama, melihat keluarga almarhum
senang saja, merupakan kebahagiaan tersendiri bagi saya.” ujar Avelina
menutup obrolan.

Lihat video wawancaranya di sini

Untuk Share Artikel ini, Silakan Klik www.KabariNews.com/?32133

Mohon Beri Nilai dan Komentar di bawah Artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

MedicIns