KabariNews – Asosiasi Pilot PT Garuda Indonesia Tbk lakukan mogok pada Kamis (28/7). Namun pilot senior maskapai ini menolak rencana ini. Pihak Management sudah menjamin tak terganggunya operasional penerbangan karena pemogokan ini.

Kamis (28/7) pagi, puluhan pilot anggota Asosiasi Pilot Garuda (APG) mengikuti aksi mogok kerja di Bandara Soekarno-Hatta. Tidak ada kegiatan berarti. Mereka hanya mengisi waktu dengan duduk-duduk dan mengobrol. Para pilot tersebut berkumpul di Pilot House. Ruang khusus pilot ini berada di kompleks Kantor Garuda Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Sebuah spanduk berukuran 3 X 3 tampak dibentangkan. Spanduk tersebut bertuliskan “GA Pilot Solidarity”, Kami Bangga Menjadi Pilot Indonesia” dengan kalimat di bagian bawah berbunyi “Kami Dinomorduakan di Negara Sendiri”. Mogok kerja ini dipicu oleh masalah standar yang berbeda antara pilot lokal dan pilot asing oleh managemen Garuda.

Vice Presiden APG, Edward Mahar, mengatakan, mogok kerja akan berlangsung hingga pukul 24.00 WIB. Mogok kerja hanya diisi dengan standby di Pilot House. Pihaknya berjanji tidak akan menggelar unjuk rasa sepanjang aksi berlangsung.

Kuasa hukum APG Adnan Buyung Nasution sebelumnya mengatakan bahwa mogok kerja yang ditempuh para pilot itu sebagai hak dasar penerbang. Selain itu, aksi ini akan dilakukan secara sah, tertib, dan damai, sebagai akibat dari gagalnya perundingan dengan managemen.

Untuk itu, Buyung mengimbau agar Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, bersedia berunding dengan APG untuk mendengar aspirasi dan memenuhi tuntutannya. “Kami imbau agar Emirsyah Satar selaku Dirut Garuda mau menemui APG, berbicara dari hati ke hati, dengarkan masalah mereka dan cari solusinya apa. Kalau arogansi yang diutamakan hanya akan merugikan,” ujarnya.

Tak diikuti Pilot Senior

Sementara itu para pilot senior Garuda tak setuju mogok ini dilakukan. ”Bagi kami, hingga sekarang tidak ada alasan kuat untuk melakukan mogok, dan yang berpendirian seperti ini mencapai 50% dari sekitar 800-an pilot yang bekerja di Garuda. Kami para pilot senior akan tetap bekerja seperti biasa pada hari yang disebut- sebut akan ada mogok oleh APG itu,” kata Capt Manotar Napitupulu dalam jumpa pers yang digelar para pilot senior Garuda di Jakarta, Selasa lalu seperti diberitakan Antara.

Dia mengungkapkan, perbedaan persepsi soal kesejahteraan antara pilot lokal dan pilot asing harus lebih dicermati. Menurut dia, kompensasi yang diterima pilot asing sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pilot lokal.

”Hal yang membedakan adalah strukturnya penggajian. Pilot asing hanya digaji berupa paket 12 kali per tahun, termasuk di dalamnya jam terbang dalam satu bulan,” paparnya. Sementara itu, pilot tetap lokal digaji sebanyak 14,5 kali per tahun, selain itu masih menerima flight allowance yang dibayar progresif sesuai dengan jam terbang per bulan. Belum lagi kompensasi dan keuntungan lainnya seperti tunjangan sebelum pensiun, tunjangan pensiun, tunjangan kesehatan, dan kesehatan pensiun.

Pihak Managemen melalui Kepala Komunikasi, Pujobroto ungkapkan bahwa sebagai antisipasi langkah pemogokan, Garuda menyiapkan para penerbang yang selama ini bertugas sebagai instruktur dan penerbang yang duduk sebagai struktural dalam manajemen perusahaan untuk melaksanakan penerbangan pada 28 Juli.

Selain itu, kata dia, Garuda juga menyiapkan akomodasi bagi para penerbang di hotel-hotel terdekat di area bandara Soekarno-Hatta untuk ‘standby‘, apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk menerbangkan pesawat.

Direktur Operasi Garuda Indonesia, Ari Sapari juga menjamin bahwa penerbangan tetap akan normal, meski ada aksi mogok yang dilakukan sebagian pilot pada Kamis, karena perseroan mengoptimalkan jumlah pilot yang ada. “Kami pastikan tidak ada rencana pembatalan penerbangan. Kami memberikan jaminan,” ujarnya di Kantor Pusat Garuda, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu.

Ia menjelaskan, dalam satu hari terdapat 365 penerbangan. Dari Jakarta saja 154 penerbangan per hari. Garuda Indonesia membutuhkan 170-230 pilot dalam satu hari. Jumlah itu dapat dipenuhi dari pilot yang tidak ikut aksi mogok.